topbella

Senin, 27 April 2015

My Lovely Family Part 2

Orang tua ana itu romantis, pake banget. Udah berumur masih aja suka ngedate. Ana aja anaknya kagak pernah!! Lho, kok??? ^_^




Sebelum membaca My Lovely Family Part 2, silahkan membaca part 1nya disini. 

Dipart ini ana  akan menceritakan betapa romantisnya kedua orangtua ana -rahimahumallah- dimasa tua. Diusia yang tak lagi muda keduanya masih saja sering mengumbar keromantisan dan saling menunjukan kasih sayang. Makanya, bukan hal aneh lagi kalau abi dan ummi sering pelukan dengan sayang didepan anak-anaknya. Catat! ANAK-ANAKNYA, bukan anak-anak tetangga. He

Jujur saja, hingga duduk dibangku Menengah Atas ana belum pernah mendengar keduanya bertengkar atau saling membentak. Jangankan membentak, mendengar kata-kata kasar saja tidak pernah. Mungkin kalian akan berkata, “Lho, kok bisa?? Nggak mungkin nggak pernah marahan! Paling nggak diperlihatkan ke anak-anak”. Oke, boleh jadi benar. Ana juga heran, kenapa abi gak pernah marah ke ummi? Apa abi termaksud suami takut istri? Saking penasarannya ana bertanya pada ummi (siapa tau dapat tips pernikahan, hehe) dan jawaban ummi adalah, “Dari awal hingga terakhir bersama mama dan ayah memang tidak pernah bertengkar. Ayah juga tidak pernah memarahi mama, kalau berdebat paling masalah kalian. Mama juga sering tanya kenapa ayah tidak pernah marah dan membetak mama padahal mama sadar mama banyak kurangnya, tapi kalau mama tanya ayah selalu jawab, “tidak ada yang perlu dikoreksi dari mama, ayah tidak menemukan celah untuk bisa marah sama mama” ^_^


Ummi and abi sweet couple banget deh. Apa-apa berdua. Kalau ummi nyuci, ntar abi yang sepulin trus dijemur berdua. Kalau ummi masak, abi bantuin atau paling tidak nemanin ummi masak. Kalau lagi sellow, abi bakalan ngantar ummi kemana-mana.

Walaupun abi orang kantoran, tapi tidak sesibuk ummi. Ummi itu super duper sibuk. Pagi ngantor, siang ngajar, sore sampai malam melayani pasien dan kegiatan-kegiatan lainnya. Walaupun begitu abi selalu memaklumi dan memberikan jutaan perhatian kepada ummi. Siang hari saat ummi tertidur, abi akan melarang kami untuk berisik dan menjaga agar ummi bisa tidur nyenyak. Saat ummi harus menolong persalinan hingga tengah malam, abi akan ikut bangun dan membuatkan ummi segelas susu, bahkan sesekali memijat pundak ummi seakan merasakan lelah yang ummi rasakan. Ana juga sering melihat abi suka mengelus kepala ummi dengan sayang. Tapi bukan berarti abi suami-suami takut istri lho yaa… Abi berlaku demikian karena ummi juga memperlakukan abi sedemikian rupa.





Pernah suatu ketika ummi melihat abi sedang menyetrika, kemudian ummi menghampiri dan berkata “Ayah kenapa setrika baju sendiri? Kan bisa suruh mama atau anak tinggal”. Dengan senyum manis abi menjawab “mama itu capek. Nanti kalau saya suruh mama dan mama tidak mau nanti mamah dosa”. ^_^

Abi itu orangnya sangat pantang membuat ummi cemberut dan selalu berusaha menyenangkan hati ummi. Kadang kalau lagi bercermin ummi sering bertanya mengenai postur tubuhnya, “Mamah gemukan ya??”  Sambil memeluk ummi  dengan sayang, abi menjawab, “Cantik. Menurut saya mamah itu selalu cantik dan ideal".

Terkadang pula ummi bertanya mengenai masakannya yang keasinan. “masakan mama asin sekali ya??” Reflek abi memakan makanannya dengan penuh semangat sambil mengangkat jempolnya dan berkata “Kata siapa asin???  enaaakk… masakan mamah enak. Iya kan???”
Melihat itu, kami hanya bisa tersenyum. Yassalaaam, please deh!  Masakan mamah tuh asin pake banget. Heeeek…


Orang tuaku, aku belum melihat samanya. Bagaimana akhlaknya, kasih sayang yang berlimpah, kedisiplinan dan perhatian yang mereka tunjukan. Hingga dihari terakhirnyapun abi masih berlaku sama. Menemani ummi masak, menyambutku di depan pintu tatkala pulang sekolah lalu menggiringku ke dapur dan duduk dipangkuannya. Mengelus sayang kepalaku dan membukakan kulit rambutan hingga siap kunikmati. Padahal saat itu aku telah berusia 16 tahun, namun perhatian itu seolah semakin bertambah setiap harinya. Aku pikir, hanya aku yang merasakannya, ternyata ummipun merasakan hal yang sama hingga tak jarang ummi selalu bertanya “Mengapa ayah begitu baik? Kalau mama ada salah dan kurang, tolong ditegur”. Dan lagi-lagi abi selalu menjawab “tidak ada yang perlu dikoreksi dari mama” ^_^

Keharmonisan itupun berlangsung hingga hari terakhir abi -rahimahullah-. Beliau melepas nafas terakhir diatas pangkuan ummi, membuatku mengingat kepergian Rasulullah -shalallahu 'alaihi wasallam- saat terbaring dipangkuan ‘Aisyah –radhiyallahu ‘anh-.

Sebelum kepergiannya, beliau -rahimahullah- sempat bermimmpi yang menurutku merupakan teguran agar abi mencurahkan perhatiannya kepada ummi diakhir sisa hidupnya, karena pada akhirnya ummilah yang akan merasa sangat kehilangan nantinya. Diakhir hayatnya, beliau -rahimahullah- diingatkan untuk memberikan kesan terindah kepada orang-orang yang dicintainya. Dan benar saja, beliau pergi dengan meninggalkan kenangan dan cerita indah kepada orang-orang yang mengenalnya. Kesabaran, kebaikan, keramahan, dan segala kebaikan lainnya. Beliau, sosok yang begitu bersahaja. Sosok yang mengajarkanku bagaimana berkasih sayang. Sosok yang mengajarkanku bagaimana bersikap rendah hati. Sosok yang terus memotivasiku untuk menjadi sosok yang tangguh. Dan melalui beliaulah aku tersadar akan apa itu kehidupan.

Ah, orang tuaku… Betapa romantisnya kalian ^^

Semoga Allah mengumpulkan kalian kembali di Surga sebagaimana Allah telah mempertemukan dan mengumpulkan kalian berdua di dunia yang penuh sesak ini. Semoga Allah memberi tempat yang baik untukmu saat ini wahai abi sayaang… Dan semoga Allah menguatkan dan melindungimu wahai ummi. Bersabarlah, semoga Allah mempertemukan kalian kembali dalam keabadian.

Love u mom ‘n’ dad. Uhibbukum fillah...

0 ulasan :

Posting Komentar

About Me

Foto Saya
Akhwat's Note
Just an ordinary girl...
Lihat profil lengkapku