topbella
Tampilkan postingan dengan label untukmu. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label untukmu. Tampilkan semua postingan

Minggu, 09 Juli 2023

Teruslah Melangkah


Hai! Kamu... 

Sesukar apapun saat ini rasanya

Sepahit apapun kenyataannya

Jangan kalah ya...

Tetaplah berdiri

Teruslah melangkah

Karena, kebahagiaan itu tak selamanya mudah

Terkadang, ia memang dibalut dengan kepahitan
Read More..

Minggu, 02 Juli 2023

Agar Tak Mudah Jatuh Cinta


Tetaplah bersabar 
hingga pelangimu datang 


Jatuh cinta itu wajar. Namun, seberapa kadarnya, bagaimana respon kita terhadap perasaan tersebut dan apakah perasaan tersebut ingin dibiarkan tumbuh dan berlanjut, semua sebenarnya dapat kita kendalikan. 

Logika yang Allah karuniakan merupakan salah satu yang dapat mengontrol perasaan bergejolak yang menghampiri hamba-Nya. Maka, sudah semestinya mengajak logika tatkala berhadapan dengan lawan jenis. Jangan sekedar mengandalkan hati. 

Jadilah seseorang yang sengaja menjauh dan pandai menjaga batasan dengan lawan jenisnya. Bukan karena tak tertarik, namun demi menjaga hati dan pikiran agar tidak terkontaminasi dengan hal-hal yang belum saatnya dan tidak seharusnya.

Saudariku… 
Sayangilah dirimu. Jangan berlebihan terhadap lelaki. Tatkala seorang pria mendekatimu, bersikaplah biasa saja. Menjauh jika memang harus. 

Jaga dirimu baik-baik. Engkau yang terjaga, insyaAllah akan dipertemukan dengan dia yang pandai menjaga. Jangan rela menjadi tempat persinggahan. Biarkan hatimu hanya dapat dibuka oleh seseorang yang memang Allah takdirkan untuk bersama. 

“Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula)”. 
(QS. An-Nur: 26) 


Takutlah dengan setiap perkenalan 
Takut terlalu dekat, terlalu erat, hingga akhirnya dikecewakan 
Itu sebabnya lebih baik membuat benteng pembatas 
Bukan karena sombong, namun untuk menjaga hati 
Read More..

Rabu, 21 Juni 2023

Motivasi Hidup



Jika saat ini semua terasa begitu sukar dan gelap... 

Yakinlah, akan ada hari di mana cahaya itu akan datang menyinari 

beserta pemandangan indahnya 

Tetaplah berjalan dan jangan berhenti

Setiap orang yang berjalan pasti akan sampai 

Tak peduli berapa lama dan kapan waktunya, 

tanpa terasa langkahmu akan berhenti pada satu titik yang dituju




Read More..

Minggu, 23 April 2023

Jangan Tukar Emasmu dengan Perak


Sering mendengar motivasi seperti ini… 
“Tingkatkan kapasitas dirimu. Jadilah sholeh/sholehah agar mendapatkan pasangan yang serupa. Pantaskan dirimu agar mendapatkan jodoh yang baik sebagaimana yang engkau harapkan, karena sejatinya pasangan kita adalah cerminan diri”. 

Dulu pernah termotivasi dengan perkataan seperti itu. Bahkan pernah memotivasi diri sendiri maupaun orang lain dengan perkataan serupa. 

Tak jarang banyak para single yang terjebak dalam niat yang salah. Berubah karena manusia, bukan karena Allah. Mendekat kepada-Nya karena sekedar ingin diberi apa yang diinginkan, bukan karena cinta dan rasa takut. Menshalihkan diri semata karena ingin mendapat jodoh yang shalihah dan semisalnya. 

Memang benar pasangan adalah cerminan diri. Yang baik insyaAllah dipertemukan dengan yang baik. Yang shaleh insyaAllah dipertemukan dengan yang shalehah. Pun sebaliknya. Namun, ada hal dan harta karun yang lebih besar dari itu. Yakni, niat yang jujur dan ikhlas karena-Nya. Bukan sekedar untuk mendapatkan hamba-Nya. 

Jangan menukar emas dengan perak. Pahala yang bisa bernilai besar dan menjadi pemberat timbanganmu, jangan ditukar dengan secuil dunia. 

Jadilah taat untuk-Nya semata, bukan sekedar untuk mendapatkan jodoh yang juga taat. 

Tingkatkan kualitas dirimu demi dirimu sendiri, bukan untuk orang lain yang belum jelas dimana keberadaannya. 

Tingkatkan keimanan, karir, karakter, skill dan hal-hal baik lainnya untuk dirimu sendiri. 

Bersinarlah untuk dirimu sendiri, bukan sekedar agar orang lain datang kepada cahayamu. 

Betapa sebenarnya banyak hal-hal baik yang bisa menjadi besar dan bernilai tinggi di sisi-Nya jika itu diniatkan karena Allah. Agar Dia ridho dan cinta. 

Sangat rendah jika tujuan utamanya ialah agar mendapatkan pasangan idaman. 


Untukmu saudariku yang dalam masa penantian… 

Jadilah baik dan taat semata-mata karena Allah dan untuk dirimu sendiri. Meroketlah untuk dirimu sendiri. Adapun hal-hal baik yang datang sesudahnya adalah bonus dan balasan dari-Nya. Allah tak akan dzolim terhadap hamba-Nya. Maka benarkan niatmu. Jangan tukar emasmu dengan perak. Dekati Allah. Semua semata-mata untuk-Nya dan untuk keselamatan akhiratmu. 




Read More..

Kamis, 05 Agustus 2021

Jangan Mengeluh

Tak jarang diantara kita masih banyak yang tatkala tersenggol kursi atau apapun itu langsung mengeluh dengan rasa kesal (ish! aduh!), bahkan tak sedikit yang mengumpat. 

Padahal, tanpa kita sadari sebenarnya itu merupakan kesempatan digugurkannya dosa. 


Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, yang artinya :

“Tidaklah menimpa seorang mukmin berupa rasa sakit, rasa capek, kekhawatiran, sedih, kesusahan hati atau sesuatu yang menyakiti sampai pun duri yang menusuknya melainkan akan dihapuskan dosa-dosanya.” (HR. Bukhari dan Muslim) 

Dan sabda beliau Shalallahu 'Alaihi Wasallam yang artinya: 

“Dan tidaklah seorang muslim yang tertimpa musibah melainkan Allah akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya sebagaimana pohon menggugurkan dedaunannya.” (HR. Bukhari: 5229) 


Pernah ada di satu fase benci sekali dengan yang namanya keluhan, khususnya untuk diri sendiri. Sejak tau hadits di atas, untuk meringis karena kesakitan pun rasanya enggan, kecuali betul-betul tidak bisa ditahan. 

Entahlah, tidak rela rasanya kalau pahalanya nanti hilang atau berkurang. Mau sakit, ya sudah... sakit saja sekalian. Toh, keluhan ataupun umpatan yang keluar dari lisan kita tidak akan bisa menyelesaikan masalah. 

Keluhan hanya akan membuat kita menjadi malang, mengikis, bahkan menghilangkan pahala ujian tanpa memberi solusi. Bahkan, kesempatan untuk menggugurkan dosa bisa hilang. Jadi kalau sakit, usahakan jangan mengeluh. Entah itu sakit fisik, lebih-lebih masalah hati. Biarkan saja sakit. Selagi bisa ditahan, nikmati saja. Bayangkan, bahwa bersamaan dengan rasa sakit itu dosa-dosa kita sedang digugurkan oleh Allah. Toh, mengeluh pun sama sekali tidak akan pernah mengurangi rasa sakitnya kan? 

“Sesungguhnya Allah ta’ala jika mencintai suatu kaum, maka Dia akan memberi mereka cobaan.” 
(HR. Tirmidzi).

Lainnya: 
Read More..

Rabu, 03 Juli 2019

Menikahlah Karena Ingin, Bukan Karena Tuntutan


Memilih pasangan itu tak usah terburu-buru. Jangan terlalu dipaksakan dan tak usah berpatokan dengan usia. Kita tidak sedang membeli barang di toko yang ketika kita lihat, suka, lantas langsung membeli. Jangan lupa bahwa yang akan kita miliki adalah makhluk hidup, teman seumur hidup, bukan barang. Tak usah tergesa-gesa, nikmati tahapannya. Jika jodoh, insya Allah akan tetap dipersatukan. Akan ada celah untuk bersama, begitupun sebaliknya.

Menikahlah karena memang ingin. Karena sudah mampu dan benar-benar siap. Bukan karena tuntutan. Bukan karena melihat teman-teman menikah. Bukan karena desakan usia ataupun pertanyaan orang-orang. Engkau percaya takdir Allah? Percayalah, ia akan indah.


Jagalah dirimu dengan sebaik-baiknya

Tetaplah taat sekalipun jenuh

Jadilah indah…

Jadilah langka…

Tak pernah tersentuh dan masih tersegel rapi

Buatlah ia yang mendapatkanmu kelak merasa menjadi orang yang begitu istimewa

Karena sosok yang ia miliki belum pernah terjamah sedikitpun

Manjanya, perhatiannya, romantisnya, marahnya, cemburunya belum pernah dirasakan oleh siapapun sebelumnya

Jikapun kelak engkau tidak mendapatkan yang serupa,

Setidaknya engkau telah berlaku baik padanya bahkan sebelum kalian bertemu





Baca Juga :
Read More..

Senin, 03 Juni 2019

Memiliki Anak Sebelum Memiliki Ilmunya, Bijak kah? (1)



Seorang anak punya hak untuk diasuh dan dibesarkan oleh orang tua yang memiliki wawasan yang cukup. Kurang bijak rasanya tatkala akan memiliki seorang anak tapi pasangan suami istri tidak belajar terlebih dulu tentang ilmu parenting, bagaimana memaksimalkan tumbuh kembang anak dengan baik, bagaimana menghasilkan anak yang cerdas, mudah diterima dilingkungannya kelak dan sebagainya. 

Ketika anak diasuh dan dididik dengan asal-asalan maka hasilnyapun akan demikian. Oleh karena itu, jangan salahkan anak jika kelak mengapa anak orang lebih pintar dari dia, kenapa anak orang lain lebih mudah diatur, dll.

Ibaratnya, orang yang berprofesi sebagai guru, dokter, maupun tentara harus memiliki ilmu dibidangnya bukan? Begitupun menjadi orang tua. Tidak mungkin jika anak tiba-tiba tumbuh jadi anak yang hebat, pintar, religius, berakhlak mulia tanpa adanya pendidikan dan ilmu yang cukup dari orang tuanya.


Sebaliknya, anak yang dididik atas dasar ilmu dengan memperhatikan nutrisi, perkembangan sel-sel otaknya agar menjadi anak yang cerdas, diperhatikan perkembangan emosional dan spritualnya dengan benar maka akan menjadi anak yang tumbuh dengan kualitas yang baik insya Allah.

Lalu terlambatkah untuk menjadi orang tua yang professional?


Tidak.

Caranya?

Banyak-banyak membaca. Banyak-banyak mencari tau.

Jadi orang tua maupun calon orang tua tidak boleh malas membaca, tidak boleh tidak belajar,  khususnya seorang ibu. Ibu itu harus pintar, harus cerdas, harus berwawasan. Karena melalui perantara orang tualah generasi penerus yang berkualitas akan tumbuh . Melalui perantara orang tualah putra putri terbaik bangsa yang kelak akan mengemban dakwah dan expert dibidangnya akan dilahirkan.  
Mengapa saya katakan ditangan orang tua, bukan ibu atau ayah saja?  Karena hasil terbaik ada dari kerjasama yang baik,  bukan hanya dari salah satu pihak. Masing-masing harus memainkan perannya dengan baik .


Merasa terlambat? 


TIDAK. 


Jika orang tua kita dulunya kurang memaksimalkan tumbuh kembang kita dengan baik,  tidak dibesarkan dengan pola asuh yang baik dan lingkungan keluarga yang kurang kondusif karena kurang harmonis, serta keterbatasan ilmu pengetahuan... maka jangan sampai semua itu terulang pada anak kita kelak. Cukup berhenti pada kita saja,  jangan sampai anak kita turut merasakan hal yang sama. 

Anak itu ibarat adonan sebelum dimasukan keoven, bisa kita bentuk sesuka hati. Asal jangan dibentuk pas keluar dari oven, akan sulit diubah bentuk dasarnya. Salah sedikit bisa hancur. Hanya bisa diberi aneka topping sebagai pemanis.



Wallahu Ta'ala A'lam Bishshowaab
Read More..

Sabtu, 30 Maret 2019

A Letter To My Little Sister

Dear My Little Sis...
akhwatsnote.blogspot.com


Saat jenuh datang, istirahatlah sejenak...

Jangan terlalu dipaksakan...
Istirahat boleh, tapi tidak untuk mundur dan berbalik ke belakang

Jadikan sholat sebagai waktu untuk beristirahat...
Waktu untuk berkelu kesah sepuasnya...

Curhat dengan manusia terkadang tak mendapat solusi,
tapi dengan Allah sudah pasti akan diberi jalan keluar...

Saat sholat, menangislah sepuasnya...
Mengeluh sepuasnya...
Curhat sepuasnya...
Buat Allah luluh... Buat Allah cinta...
Karena jika Allah telah cinta kepada seorang hamba,
maka Allah akan menghimpunkan banyak kebaikan untuknya serta membuat manusia dan malaikat turut mencintainya

Nikmatilah waktu-waktu berjuangmu...
Suatu saat, justru saat-saat seperti itulah yang akan dirindukan dan akan selalu terkenang... 

Teruslah semangat, teruslah berdo'a...
Semakin gelap malam, semakin ia mendekat cahaya fajar

Laa tahzan! Believe that everything will be worth it. You pray, Allah listens. You've Allah... and Allah loves you. 
Read More..

Selasa, 04 Desember 2018

Selalu Gagal Move On, Apa yang Salah?


“Bagimana cara agar bisa move on? Ingin melupakan, tapi rasanya kok susah ya?”

Orang yang sedang berjuang untuk  move on mungkin sering bertanya seperti itu dan sering juga mendapat jawaban yang sama, “Lupakanlah karena Allah, dan yakin bahwa kelak Allah pasti akan mengganti dengan yang jauh lebih baik.”

Sepintas tidak ada yang salah dari nasehat tersebut, dan memang tidak salah. Akan tetapi, mengapa banyak orang yang gagal dalam implementasinya? Keyakinan yang kurangkah? Atau kesungguhan dalam menerapkannya yang tak maksimal?


Saudariku…

Ternyata ada satu hal yang selama ini sering kali terlupakan. Inti dari move on itu sendirilah yang kerap tidak kita pahami dan abaikan. Bukan sebatas move on dari orang yang kita cintai, akan tetapi termaksud move on dari segala kejadian buruk yang pernah kita alami di masa lalu.


Lantas, apa yang sering terluput hingga move on selalu saja gagal?

 

 

IKHLAS.


Ya, inti dari move on adalah ikhlas. Move on bukan tentang bagaimana kamu melupakan, namun tentang bagaimana kamu mengikhlaskan. Saat dimana tidak ada lagi rasa sakit tatkala teringat. Cara ini memang tak mudah, namun akan jauh lebih baik bagi kesehatan jiwa dikemudian hari.


Untuk melupakan sesuatu apalagi tergolong berkesan dalam hidup, baik itu kesan baik atau kesan buruk bukanlah hal yang mudah. Bahkan rasanya hampir mustahil, kecuali jika kamu lupa ingatan. Pun, move on juga bukan hanya perkara bisa atau tidak. Jika ditanya bisa atau tidak? InsyaAllah bisa, yang jadi masalah adalah mau atau tidak?


Berdamailah dengan masa lalu. Tidak perlu bersusah payah untuk melupakan. Bahkan tidak harus melupakan, karena jika teringat maka rasa perih itu akan terasa lagi. Ikhlaskanlah! Sehingga, meskipun tiba-tiba kamu teringat, kamu akan tetap baik-baik saja. Mulai sekarang, belajarlah untuk memahami mana yang harus dipertahankan, mana yang harus diperjuangkan, dan mana yang memang harus untuk diikhlaskan.




 

 





Read More..

Selasa, 24 Juli 2018

Janganlah Menjadi Wanita yang Mudah Didapat dan Dilihat Dimana-Mana

Dan jadilah wanita layaknya mutiara yang terjaga

Tak tersentuh kecuali oleh pemiliknya...

Ia cantik dan rupawan,
tapi ia tau kepada siapa saja kecantikannya
dapat ia perlihatkan...

Suaranya lembut, indah, tak pernah menyakiti dalam
bertutur...

Bercengkrama dengannya selalu menyenagkan,
akan tetapi tak sembarang pria bisa merasakan...

Ia cerdas dan berpendidikan,
berdiskusi dengannya selalu menyenangkan

Ia layaknya mutiara yang tersembunyi di dasar lautan

   Dan yang mendapatkannya, hanyalah "dia" yang mampu
   menahan napas lebih lama dari sesaknya lautan terdalam


Read More..

Selasa, 17 Juli 2018

Siapa yang Hendaknya Kupilih? (2)

Sejatinya manusia pasti dalam lubuk hatinya menginginkan pasangan yang lebih baik darinya, yang bisa menuntunnya dalam keta'atan. Orang baik itu banyak. Cerdas? Banyak juga. Tapi yang paham agama dan mengamalkannya? Sayangnya sedikit.
 
Mungkin sebagian kita berpikir, "Ah, tak mengapa tak kenal sunnah dan belum nyunnah. Nanti insya Allah bisa berproses bersama, yang terpenting akhlaknya baik".

Subhanallaah...
Sayangnya hidayah itu milik Allah, dan Allahlah yang memberikannya kepada siapa saja yang Ia kehendaki. Kita tak bisa menjamin hidayah itu akan diberikan kepada orang yang kita sayang. Baiknya akhlak itu sebaiknya jangan dijadikan standar utama. Orang baik itu banyak. Dan kebaikan akhlak itu bisa diusahakan. Tapi orang yang diberi hidayah itu jarang, dan sayangnya kita tak bisa memberikan hidayah kepada orang yang kita inginkan. Sebagaimana Rasulullah -Shalallahu 'Alaihi Wasallam- yang tidak bisa memberi hidayah iman kepada pamannya, padahal beliau adalah salah satu orang yang sangat beliau cintai. Lantas, bagaimana dengan kita???

Tak masalah berpikir seperti itu. Tapi coba renungkan lagi, yakin jika suatu saat nanti ia akan turut hijrah dan akan membangun keluarga yang sesuai dengan sunnah bersamamu? Alhamdulillah kalau ia... kalau tidak? Terutama untuk kalian saudariku yang telah berhijrah. Ingat-ingatlah betapa beratnya perjuanganmu diawal-awal hijrah hingga akhirnya engkau sampai pada titik ini. Telah banyak hal yang dikorbankan, maka haruskah menikah dalam pertaruhan? 

Dalam berumah tangga yang utama ialah harus sekufu, dan sevisi misi. Mempercayakan dirimu kepada seseorang yang tak sekufu dan sevisi misi sama dengan menikah dalam pertaruhan. Namanya wanita itu kodratnya disetir, bukan menyetir. Seberprinsip apapun seorang wanita, lambat laun ia pasti akan mengikut pada suaminya. Saat engkau mulai menyimpang dalam aturan Allah atau mungkin mulai berbelok, maka bagaimana suamimu akan mengingatkan jika iapun belum paham atau bahkan paham tapi tak perduli? 

Jangan sampai hidayah yang begitu mahal dan telah engkau peroleh perlahan-lahan mulai terlepas tanpa engkau sadari... Karena sejatinya wanita itu lemah, maka ia butuh kepada sosok yang bisa menguatkan dan meluruskan tatkala ia mulai berbelok...
Maka pikirkanlah... Jangan gadaikan akhirat demi secuil dunia.


Rasulullah -Shalallahu 'Alaihi Wasallam- bersabda yang artinya, "Pilihlah yang baik agamanya. Jika tidak, niscaya engkau akan merugi." (HR. Bukhori)


Banyak orang yang sering bertanya, "Lantas bagaimana jika suatu saat datang seorang pria baik  akan tetapi belum mengenal sunnah dan setelah sholat istikhoroh hati ternyata condong dan yakin kepadanya? Istikhoroh berkali-kali akan tetapi jawabannya tetap sama. Dan suatu saat ternyata kita berjodoh dengan orang yang kita ketahui secara dzohir bukanlah orang yang ta'at dan belum nyunnah padahal yang kita inginkan adalah dia yang telah mengenal sunnah?"


Jika demikian, maka pililah sesuai jawaban istikhorohmu. Pilihlah yang menenangkan hatimu dan tetaplah berprasangka baik kepada seluruh takdir Allah, sekalipun terkadang engkau merasa itu tidak adil untuk terjadi kepadamu. Karena...


"Boleh jadi engkau membenci sesuatu padahal itu baik bagimu. Dan boleh jadi engkau menyukai sesuatu padahal itu buruk untukmu. Allah Mengetahui, sedangkan engkau tidak mengetahui" 
(Al Baqarah : 216)

Tetaplah berpikiran positif...
Pertama, boleh jadi suatu saat nanti ia justru mendapat hidayah dan itu melaluimu. Selama ia melakukan kebaikan, selama itu juga pahalanya mengalir untukmu. Orang yang kita lihat biasa saja ataupun buruk saat ini boleh jadi dia justru akan menjadi orang yang jauh lebih baik dan istiqomah dalam keta'atan dikemudian hari saat hidayah menyapanya. Sebagaimana kitapun tidak pernah tahu bagaimana akhir kehidupan kita nantinya.

Kedua, adapun jika ternyata tidak... Maka ingatlah kisah 'Asiyah. Bagaimana Allah meninggikan derajatnya akibat keimanan dan besarnya kesabarannya menghadapi sang suami Fir'aun. Kehidupan rumah tangganya terasa begitu menyesakkan, namun ia memilih bersabar hingga Allah memberikan Surga akibat kesabarannya dan kisahnya pun diabadikan didalam Al Qur'an  yang mulia. Maka kemuliaan apalagi yang lebih indah dari itu? Boleh jadi keluarga yang tidak seindah yang engkau bayangkan, namun engkau tetap dalam keta'atan dan bersabar didalamnya justru itulah cara Allah meninggikan derajatmu di SurgaNya kelak. Maka berprasangka baiklah terhadap ketetapanNya... Tak ada suatu hal buruk yang kita alami kecuali PASTI ada hikmah dibaliknya.

Bersabarlah... raih cintaNya, dan tetaplah dalam keta'atan
Kerena Allah tak akan pernah menyia-nyiakan hambaNya yang bertaqwa, kecuali PASTI Allah akan memberi balasan terindah untuknya suatu hari nanti


Wallahu Ta'ala A'lamu Bishshowaab


Read More..

Minggu, 15 Juli 2018

Siapa yang Hendaknya Kupilih? (1)

Tak usah baper saat melihat teman menikah, karena menikah itu bukan tentang siapa yang paling cepat menuju pelaminan. Tapi menikah itu ialah tentang siapa yang paling lama mempertahankan pernikahan dan seberapa barokah keluarga yang dibangun diatas syari'at.

Kenali dirimu... Apakah kamu termaksud orang yang wajib, sunnah, ataukah makruh untuk menikah.
Jika kamu termaksud dalam kategori sunnah untuk menikah, maka tak perlu baper... Tak perlu tergesa-gesa... Yakinlah, akan ada waktunya. Bersama orang yang tepat. Diwaktu yang tepat. Karena menikah itu durasinya hingga maut memisahkan, bukan ketika bosan lantas boleh melepaskan...

Percayalah, tulang rusuk tak akan pernah tertukar. Pun, jodoh tak akan kemana. Jodoh selalu tau kemana dia harus pulang, walaupun terkadang ia harus kesasar terlebih dulu di hati orang.

Saudariku... Sebelum ingin menikah tanyakanlah pada hatimu, "Dengan apa aku akan bahagia?"
Jika bahagiamu ada pada harta, maka pilihlah ia yang memiliki harta. Jika bahagiamu ada pada tampang, maka pilihlah ia yang parasnya rupawan. Namun jika ternyata bahagiamu ada tatkala hatimu dipenuhi oleh cinta kepadaNya dan hidup diatas sunnah RasulNya, maka pilihlah ia yang mampu berjalan bersamamu diatas keistiqomahan... 

Ibnu Taimiyah -rahimahullah- berkata yang artinya, “Sungguh kasihan orang-orang yang cinta dunia, mereka (pada akhirnya) akan meninggalkan dunia ini, padahal mereka belum merasakan kenikmatan yang paling besar di dunia ini”, maka ada yang bertanya: “Apakah kenikmatan yang paling besar di dunia ini?”, Beliau -rahimahullah- menjawab: “Cinta kepada Allah, merasa tenang ketika mendekatkan diri kepada-Nya, rindu untuk bertemu dengan-Nya, serta merasa bahagia ketika berzikir dan mengamalkan ketaatan kepada-Nya” (Igaatsatul laahfan) 


Jika engkau memilih karena parasnya, maka paras yang rupawan itu bukanlah jaminan kebaikan akan ada pada diri seseorang. Jika engkau memilih karena harta, maka betapa banyak mereka yang jauh dari kata bahagia sekalipun bergelimang materi? Apakah 'Asiyah bahagia dalam rumah tangganya bersama Fir'aun dalam istanah yang begitu megah? Sayangnya tidak. Materi memang tak bisa dinafikan. Mempertimbangkan materi bukan matre, tapi realistis. Akan tetapi pikirkanlah lagi apakah tumpukan materi akan menjamin ketenangan hatimu? Apakah tumpukan materi akan memberi kebahagiaan yang selama ini diinginkan oleh hatimu? Bukankah nyawa kita tak akan dicabut sebelum kita mengambil seluruh rezeki kita? Dan bukankah rezeki yang telah ditetapkan oleh Allah tak akan pernah diambil oleh orang lain? Lantas apa yang dikhawatirkan? 


Dan lagi... Jangan juga menikah hanya karena cinta... Sebab cinta sejatinya hanyalah secuil rasa yang dititipkan Allah pada hati hambaNya. Jika rasa itu hilang? lantas apa lagi alasanmu untuk bertahan? Apakah yakin rasanya tak akan hambar?
Maka sebelum memilih pikirkanlah, "hal apa yang ada pada dirinya yang akan membuatku akan terus bertahan sekalipun rasa cinta itu telah hilang suatu saat nanti?". Karena hati itu berada diantara dua jemari Allah. Kita mungkin bisa memilih dengan siapa kita akan menikah, tapi kita tak bisa memilih dengan siapa kita akan jatuh cinta. Sebagaimana kita tak bisa menjamin agar cinta itu akan tetap terus sama kadarnya.

Read More..

Jumat, 13 Juli 2018

Waktunya Move On !

Jika kamu tidak diperjuangkan oleh orang yang kamu harapkan,
maka yakinlah, suatu saat kamu akan diperjuangkan oleh
seseorang yang mengharapkanmu...

Tak perlu bersedih! karena waktumu begitu berharga untuk
menangisi seseorang yang bahkan tak pantas ditangisi...
Waktumu begitu berharga untuk memikirkan orang yang belum tentu juga memikirkanmu...

Dia yang menolak dan menyia-nyiakanmu, belum tentu lebih baik darimu...
Boleh jadi menurut Allah kamu adalah pribadi yang lebih baik darinya, hingga Allah menginginkanmu bertemu dengan orang yang lebih baik darinya...
Maka berprasangka baiklah terhadap segala ketetapanNya...

Kosongkan hatimu...
Penuhi dengan cintamu padaNya... 
Karena jika Allah mencintai seorang hamba, 
maka Allah akan memberikan segala yang terbaik untuknya...
Jauh lebih indah dari apa yang ia bayangkan

Kosongkan hatimu...
Biarkan cintamu kepada-Nya besemayam indah di sana

Kelak, yakinlah... 
Ia akan menghadirkan seseorang yang mencintaimu sepenuh hati, 
menerimamu dengan apa adanya...
Read More..

Sabtu, 20 Januari 2018

Cara Agar Tak Terkesan Jutek

Anda dibilang jutek? Padahal menurut anda biasa aja? Yah, terkadang memang begitu. Dunia ini lumayan kejam waaat....! Akupun pernah merasakannya. Dulu. Sering malah. Waktu masih jamannya suka ngoleksi boneka mulai dari yang kecil unyu-unyu sampai yang segede gambreng dan pada akhirnya boneka-boneka itu berakhir bersama kobaran api dan minyak tanah.

Trus sekarang? Kata oraaang... Yah, kalau kata orang sih lumayanlah. Lumayan ngademin dikit. Hehehe. Kata Orang! 

Caranya?

Caranya sebenarnya susah-susah gampang. Cukup banyakin senyum saat ngomong dan hindari kata-kata yang akan menyinggung hati orang. Senyumnya bukan senyum kyak orang lagi kesem sem ya. Ntar malah dikira gila! Jangan juga senyum saat lagi ngomong serius, ya intinya sesuai sikonlah. Kamudian pandai-pandai milih kata, berusaha agar tidak ada hati yang tersakiti. ^_^

Jadi dulu itu subhanallah paling gak bisa kalau disuruh ngomong lembut, suka dibilang judes padahal menurutku itu biasa aja.

Terus mulailah ikut kajian. Ta'jub sama orang-orangnya yang super ramah. Belum kenal tapi kita disamperin, diajak kenalan, diajak salaman, disenyumin. Huaaaah.... itu jujur buat diri ini ta'jub, karena lingkungan pertemananku sebelumnya gak ada yang seperti itu. Gak ada yang ramah.  Eh, ada juga deng. Cuman cara nyapanya aja yang beda, nama kita diteriakin dari jauh. Hihihi... 
Yah, begitulah...

Jadi dulu pas awal masuk SMA, di tempat ta'lim ada satu akhowat (cwek) yang bagi ana paling nyenengin dan adem kalau dipandang. Ngomongnya gak lembut-lembut amat, biasa aja. Tapi ternyata yang buat dia enak dipandang dan nyenengin itu karena senyumnya. Suka menebar senyum dan ramah. Nah, itu sebenarnya yang lebih penting dari sekedar lembut. Apalah arti kata lembut kalau ucapan bagai belati, tajam dan menohok???

Beberapa kali pas lihat beliau ngomong sempat kagum " Masya Allah, bisa gak ya ana kayak gitu?" Batinku saat itu. Yah secara, itu adalah awal-awal diriku hijrah dan itu berat. And then I tried it. Awalnya rada kaku, lama-lama alhamdulillah mulai terbiasa dan akhirnya menjadi kebiasaan.

Nah, belajar dari pengalaman... Karakter dan kebiasaan itu sebenarnya bisa dirubah. Jangan pernah mengatakan, "aku tidak ingin munafik, yah inilah aku!" Oke. Fine. Tapi kalau ternyata kebiasaan itu kurang baik mengapa tidak untuk dirubah? Apalagi kalau terkadang buat orang yang berinteraksi dengan kita menjadi kurang nyaman??? Masih ingin mengatakan inilah aku???

Kalau ingin merubah kebiasaan menjadi lebih baik Insya Allah bisa. Rasulullah bersabda yang artinya, "Barangsiapa yang berusaha menjadi penyabar, maka Allah akan menjadikannya penyabar"

Ya demikian juga, barang siapa yang ingin menjadi dan "berusaha" menjadi ramah maka Allah akan menjadikannya sosok sebagaimana yang ia usahakan. Tentunya dengan ujian diawalnya. Untuk apa? Untuk membuktikan apakah si hamba sungguh-sungguh ingin berubah ataukah tidak. Jika tidak, maka si hamba akan mudah untuk menyerah saat diuji, demikian pula sebaliknya. 

Allah berfirman yang artinya : " Apakah manusia mengira mereka dibiarkan mengatakan : aku telah  beriman sedang mereka belum diuji?" (QS. Al ankabut: 2-3)

Maka saat Anda mulai akan berubah kearah yang lebih baik, maka pasti akan banyak ujian yang datang. Dan jika saat itu tiba, jangan menyerah! Jangan berbalik arah! Dan keluarlah sebagai pemenang!

~Semoga Allah senantiasa memudahkan kita dalam kebaikan~
Read More..

Senin, 09 Oktober 2017

Calon Pasangan Halalku



Hai...
Kamu apa kabar?
Semoga sehat selalu dan dalam naungan cinta-Nya. ^_^

Tiba-tiba kepikiran kamu. Iya, kamu. ^_^
Orang yang sama sekali tak ku ketahui dan masih menjadi misteri.

Hmm... 
Kau tahu, tidak gampang tertarik dan mengagumi seseorang itu asyik, tapi juga terkadang greget di waktu yang sama.

Enaknya hati lebih terjaga dan tak mudah diisi oleh orang lain, jauh dari kata galau ^_^

Menolak beberapa ikhwan yang ingin serius sering membuatku bertanya dalam hati,  "Siapakah kamu? Bagaimana rupa dan kepribadianmu? Apakah lebih baik dari mereka ataukah malah sebaliknya?"

Orang-orang di sekitarku sering bertanya kriteria seperti apa yang aku inginkan dan aku pun bingung harus menjawab seperti apa. 

Bagiku, Allahlah Pengatur Kehidupan Terbaik. Ya, aku menyerahkan seluruh hidupku kepada-Nya dan biar Allah yang mengatur. Bukankah Allah mengetahui apa yang aku inginkan dan aku butuhkan? Dan aku sangat yakin, Allah tidak akan mengecewakanku.

Kalau tidak memiliki kriteria khusus, lalu mengapa suka menolak???

Hati. 

Bukankah jawaban dari-Nya adalah ketertarikan dan kemantapan hati? 

Dan aku belum pernah merasakan keduanya. Entah kenapa. Simpel, berarti bukan jodoh. 

Tidak pernah minta yang muluk-muluk. Siapapun kamu, sekalipun jauh dari apa yang aku inginkan, tapi jika baik untuk akhiratku, aku selalu memohon agar Allah melembutkan hatiku dan keluargaku untuk menerimamu. Memberiku keikhlasan dan kesabaran untuk berjalan bersamamu menuju kampung halaman Abadi.

Ahhhhh.. Jodoh. 
Sekeras apapun engkau menolaknya, jika jodoh, maka suatu saat ia akan tetap memilikimu. Dan sekeras apapun engkau berusaha meraihnya, jika bukan jodoh, maka ia tidak akan pernah tergapai.
                                                                                   ***




"Ya Rabb, titipkan aku kepada pria yang Engkau cintai dan dia mencintai-Mu lebih dari apapun. Dia yang engkau ridhoi dan dapat membimbingku berjalan bersamanya menuju surga-Mu. Dan apabila yang Engkau pilihkan tidak sesuai dengan apa yang aku inginkan, ku mohon, berikan aku keikhlasan dan kesabaran menerima ketetapan-Mu. Dan jangan pernah berhenti mencintaiku. Ya,  cukup cinta-Mu... Cukup terus mencintaiku,  dan aku yakin semua akan baik-baik  saja". 
Read More..

Jumat, 22 September 2017

Istidraj

"Aku sering maksiat, tapi kok aman-aman aja ya? Prestasiku semakin meningkat, keunganku justru semakin bertambah, dan hidupku lancar saja?"

Tak sadar, azab Allah tak selalu berbentuk musibah. Hukuman terberat bagi pelaku maksiat adalah saat kenikmatan dalam beribadah sudah dicabut oleh-Nya

Saat sholat tak lagi dinikmati, saat bacaan Al qur'an tak lagi menggetarkan hati, bahkan sering kali terlupakan.
Saat ibadah hanya jadi ritual penggugur kewajiban, terasa jadi beban, minim hikmah, hilang khusyu', dan tak punya dampak pada perbaikan akhlak.

Allah 'Azza wa Jalla berfirman yang artinya:

“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al An’am: 44)

Dari ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا رَأَيْتَ اللهَ تَعَالَى يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا مَا يُحِبُّ وَهُوَ مُقِيمٌ عَلَى مَعَاصِيْهِ فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِنهُ اسْتِدْرَاجٌ

“Bila kamu melihat Allah memberi pada hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah.” (HR. Ahmad).

Maka adakah pemberian yang lebih nikmat dibanding hidayah dan kekhusyuan dalam beribadah?
Read More..

Selasa, 02 Juni 2015

Ikhwan Juga Manusia

Hei ! kamu…
Ya, kamu… Ikhwan “ahlus sunnah”
Bukankah dahulu engkau terkenal alim???
Bukankah dahulu engkau merupakan ikhwan yang begitu bersemangat diatas sunnah???

Hei ! kamu…
Ya, kamu… ikhwan “ahlus sunnah”
Bukankah dulu engkau begitu takut dengan maksiat???
Bukankah dulu engkau begitu dekat dengan alqur’an???


Kamu…
Bukankah dulu engkau begitu takut berhubungan dengan seorang akhowat??
Bukankah dulu engkau tak terbiasa berbicara berdua dengan seorang akhowat??
Mengapa kini engkau berubah???
Sedahsyat itukah virus merah jambu menyerangmu???
Sememabukan itukah hingga membuatmu berjalan menjauh dari jalanNya???

Padahal, tidakkah engkau melihat istana yang engkau bangun dengan ketaqwaan telah hampir selesai?
Lihatlah, istana itu telah engkau hancurkan tanpa engkau sadari, istana yang telah engkau bangun dengan susah payah…
Sadarlah, engaku telah berjalan diluar jalur pulang menuju surgaNya…

Pesanku untukmu wahai saudaraku,
Bangkitlah…
Kembalilah menjadi sosok tangguh dan bersemangat seperti dahulu, bukan ikhwan yang mulai lemah karena seorang akhowat…

Bangkitlah…
Mulailah untuk mengembalikan serpihan-serpihan iman…
Kembalilah untuk membangun istana yang tanpa engkau sadari telah hancur berantakan…
Mintalah pertolongan Allah, jangan biarkan dirimu berakhir dengan menyedihkan…

Semoga Allah melindungimu dan menjaga hati kalian berdua

SEMANGAT !!!


Bacaan Terkait :
Akhowat Juga Manusia 

Status Terlarang 
Read More..

Jumat, 29 Mei 2015

Semangat Bangkit

Tatkala engkau memutuskan untuk berhenti berjalan diatas jalan dakwah dan melepaskan sabuk keistiqomahan, tengoklah kebelakang…

Betapa banyak pengorbanan yang telah engkau lakukan, betapa banyak keindahan dunia yang telah engkau tinggalkan dan abaikan, betapa banyak air mata yang telah menetes , dan betapa banyak rasa pahit dan perjuangan yang telah engkau lalui. Apakah engkau hendak membuat semua itu berakhir sia-sia? Apakah engkau rela menghancurkan istana yang telah susah payah engkau bangun dengan material ketaqwaan? Apakah engkau rela merobohkannya?

الْمُؤْمِنُ الْقَوِىُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِى كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ
“Muslim yang kuat lebih Allah cintai dari muslim yang lemah. Namun keduanya memiliki kebaikan. Bersemangatlah atas apa-apa yang baik bagimu. Mintalah pertolongan Allah dan janganlah engkau lemah”


Bertahanlah…

Bersabarlah sedikit lagi…

Saat terjatuh, berdiri lagi! Kalah, bangun lagi! Gagal bangkit lagi!

Engkau hadir di bumi dalam keadaan mulia, bersih, tanpa noda. Maka kembalilah dalam keadaan mulia sebagaimana kedatanganmu…

akhwatsnote.blogspot.com

Read More..

Selasa, 12 Mei 2015

Manusia Itu Lemah

Terkadang malu, ketika orang yang baru mengenal sunnah jauh lebih berpemahaman hanif dan istiqomah dibanding orang yang telah lama mengenal sunnah. Sedih, ketika yang "pernah" berstatus santri kini seperti tak ada bedanya dari orang yang belum mengerti agama.

Lalu, untuk orang yang lalai dan mulai menyimpang apakah harus dijahui??? Apakah harus dicaci dan diceritakan keburukannya???

Sungguh boleh jadi kita belum melewati fase yang telah mereka lewati dalam kehidupan, dan bukankah kadar kekuatan seorang hamba itu berbeda-beda??? Bukankah asalnya manusia itu memang lemah???

Untuk saudariku yang masih diberi keitiqomahan, bersyukurlah. Jagalah kemuliaan itu. Jangan pernah takut merasakan pahitnya kehidupan sebab kemuliaan itu datang setelah kepahitan.


 Ketika engkau tak mampu dan merasa berat untuk melakukan kebaikan, setidaknya berusahalah agar tidak melakukan maksiat.
Read More..

Senin, 01 Desember 2014

Untaian Penyejuk Jiwa

Tersenyumlah...
Apa yang engkau tangisi jika Allah dan dekat dengan-Nya adalah sumber kebahagiaan hakiki???

Tersenyumlah...
Apa yang engkau sesali jika mencintai makhluk hingga tanpa engkau sadari membuatmu lupa kepada Allah adalah sumber kesedihan sejati???

Hapuslah kesedihan dan abaikanlah orang-orang yang tak bermanfaat untukmu.

Teruskanlah perjalananmu menuju Ar Rohman 

Dialah Dzat yang selalu dekat menemani sekalipun seluruh manusia menjauh...




Saudariku...
Janganlah engkau berkecil hati karena merasa terlambat mengenal manhaj yang haq ini...

Janganlah engkau berputus asa untuk memperoleh keutamaan...

Sungguh, jika Allah memberikanmu ni'mat dengan begitu mudah untuk menangis tatkala bersimpuh di hadapan-Nya, maka ni'mat apa lagi yang engkau cari yang lebih besar dari itu??? 

Ni'mat apa lagi yang lebih besar dari ketenangan qalbu yang terasa begitu indah dan damai???

Sebab tak ada yang mampu memperolehnya kecuali pemilik hati yang lembut lagi Allah lapangkan 

Adapun lamanya menuntut ilmu bukanlah jaminan seseorang memperoleh ni'mat tersebut.
Read More..

About Me

Foto Saya
Akhwat's Note
Just an ordinary girl...
Lihat profil lengkapku