topbella
Tampilkan postingan dengan label uncategoriezed. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label uncategoriezed. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 16 September 2017

Teman Rasa Saudara

Ceritanya kemarin keluar seorang diri ketemu kerabat yang lama gak ketemu dan pulangnya fix aku diomelin karena berani bawa motor sendiri padahal belum mahir?!.

Siapa yang marahin? Mamah? kakak? 

Tentu bukan. Malainkan teman yang super duper protektif. 

Sebenarnya bukan cuman dia doang, karena hampir semua orang yang dekat denganku akan berubah menjadi protektif dan akibat keprotektifan merekalah alhasil hingga mau wisudapun aku belum mahir bawa motor dan baru belajar sekarang. Entah mengapa mereka bersikap seperti itu. Tapi gapapa. Setidaknya bisa nyetir mobil. Hhee

Dengan berbagai alasan mereka sukses membuatku selalu bergantung kepada mereka untuk urusan keluar kesana -kemari.
Susi : "gak usah bawa motor mba. Gak usah belajar. Mba gak cocok bawa motor".
Me : heh? "Gapapa sus. Ajarin ana ya, gak enakan ana repotin kalian mulu".
Susi : " gapapa mba, selama ana free ana bakalan ngantarin mb 'Aisy terus, gak repot kok mba"

Rani : "Kakak gak usah bawa motor aja. Ana gak mau ngajarin. Mending ana panas panasan daripada kakak bawa motor keluar sendiri". Dan dia sukses melarang siapapun yang mau ngajarin aku bawa motor.

Kak Eka : "Mumpung kakak masih di jogja, kakak bakalan antar adek kemanapun. Biar kakak jadi tukang ojeknya adek".

Fix, gak ada yang mau ngajarin ana dikota perantauan ini. Dan akhirnya dengan berbagai paksaan dan wajah memelas dan rayuan teman ana akhirnya terketuk juga pintu hatinya ^_^. "Kalau ana gak diizinin dan diajarin gimana nanti kalau ana lanjut study lagi? Siapa yang ngantarin ana kesana kemari sementara kita sudah pisah?" *emot melas dan puppy eyes andalan emang selalu ampuh. hehehe

Memang rencana setelah ini pengen lanjut kuliah lagi insya Allah karena hijab dan status "akhowat" bagi ana bukanlah halangan untuk menggapai pendidikan setinggi mungkin selagi bukan maksiat dan mendatangkan manfa'at yang lebih banyak why not? Iya gak sih? (Tolong dibenarkan kalau ana keliru tentang ini)

Pernah dengar kata-kata ini:
Salah satu bentuk rizki dari Allah ialah Allah memberikan kita sahabat-sahabat yang baik

Yup. Sahabat yang baik itu bukan hanya membantumu saat kesusahan, tapi sahabat yang baik ialah sahabat yang selalu menguatkan dalam kebaikan dan marah saat engkau berbuat maksiat. Dan aku begitu bersyukur mendapatkannya.

Bukan hanya perhatian, tenaga bahkan materipun rela diberikan secara cuma-cuma. Dan yang lebih menyentuh hati ini adalah mereka yang tak suka melihatku "sedikit" melenceng. Misalnya saat mereka nonton dan aku tak sengaja melintas atau menengok ke arah layar maka salah seorang dari mereka akan berkata, "Mb 'Aisy gak boleh lihat! Nanti hafalannya hilang!!" *sambil nutup layar laptop.

Atau saat akan pergi ke alun-alun kidul sekedar melepas penat di malam hari yang ketika itu juga sedang ada festival musik. Apa yang dikatakan temanku kepada teman yang lainnya saat tau aku juga ingin ikut? Marah, tentu. Dengan nada kesal ia berkata, "Kenapa bilang Aisyah? Jangan ajak-ajak dia ih! Udah tau disana banyak maksiat!".

Sekalipun mereka bukan alumi ma'had, tak sekalipun mereka mengizinkanku untuk melakukan sesuatu diluar kebiasaanku. Dan itu sukses membuatku menangis parah. 

Ya, Allah lagi-lagi menjagaku melalui mereka. As u know iman itu naik turun apalagi untuk anak kuliahan seperti diriku yang lama tak ikut kajian karena sibuk kuliah dari pagi sampai menjelang maghrib dan malamnya harus menyimak setoran hafalan anak-anak, mengerjakan tugas kuliah dan sebagian waktu untuk kepentingan organisasi. Aku pernah berada dipuncak kefuturan dan ingin menyerah dalam hijrah. 

Membayangkan kehidupan dan diriku sebelum hijrah sepertinya begitu menyenangkan, engkau tak perlu berjuang dengan begitu banyak linangan air mata saat menahan untuk tidak bermaksiat ataupun untuk tidak melakukan sesuatu yang tidak Allah cintai.

Kesal dengan sikap keprotektifan mereka?
Ya Allah... Mana mungkin aku kesal. Justru saat itu malah pengen nangis. "Disaat lalai dan letihku diatas al haq, Allah justru selalu melindukngiku untuk tetap berada dijalanNya".

Allah menghadirkan untukku saudari-saudari dengan segudang perhatin.
Saat sakit, maka saudariku akan menyuapiku tanpa aku minta, membuatkan teh hangat dan merawatku dengan tulus. Saat aku begitu disibukan dengan tugas-tugasku hingga tak lagi memiliki waktu untuk diri sendiri, maka saudariku akan mencuci pakaian kotorku dan merapikan barang barangku tanpa aku minta. Saat aku dalam suatu tugas, maka saudariku akan menyiapkan segalanya untukku. Terkadang kaget saat melihat barang-barang yang aku butuhkan telah lengkap tersedia.

Suatu ketika aku qaddarullah kehilangan hp, kemudian salah seorang kakak jauh-jauh dari Solo hari itu juga membelikan hp baru dan diantarkan ke jogja tanpa aku minta. Diberikan secara cuma-cuma. Kalau perlakuan cowok ke cewek mungkin wajar, tak ada yang spesial. Tapi seorang teman wanita yang baru dikenal beberapa bulan dan begitu baik serta loyal padamu, bagiku itu sedikit luar biasa. Padahal cuman ngasih kabar doang kalau hubungin via facebook aja karena hp qaddarullah hilang dan belum sempat beli. Bahkan, jauh-jauh dari Solo cuman buat ngasih hp baru, ngurusin kartu ke grapari, nyuciin baju dinas terus besoknya pulang. Entah, tapi hampir semua yang dekat denganku bersikap seperti itu. 

Sering bertanya kenapa mereka mau melakukan semua itu untukku secara cuma-cuma padahal aku merasa tidak memperlakukan mereka sebaik itu.

Yaa aku BAPER. Bagaimana mungkin aku tidak BAPER saat mereka begitu sering memberikan hal-hal manis untukku. Saat mereka rela mengorbankan apa yang mereka miliki untukku?
Mungkin itulah salah satu sebab mengapa aku masih betah dengan status single dan tak berhubungan dengan lawan jenis manapun hingga saat ini. Alhamdulillah.

Selain karena tau hukumnya, juga alhamdulillah karena perhatian dari orang-orang sekitar sudah terasa sangat berlimpah. Mereka dengan segudang perhatian dan selalu siap berkelana kemanapun saat jenuh melanda. Kurang apa lagi?

Yah, mereka sudah cukup bagiku. Setidaknya hingga detik ini.


"Ya Rabbi... 
Sejauh apapun aku bermain dan selalai apapun aku hari ini...
Aku mohon,
Jangan pernah putuskan penjagaanMu terhadapku...
Jangan pernah berhenti mencintaiku... 
Dan Jangan pulangkan aku kecuali dalam keadaan aku ridho dan Engkau meridhoiku"
Read More..

Minggu, 21 Juni 2015

Late Post

At RSUD Panembahan Senopati Bantul


A : Syah, yang tadi ganteng nggak??

Saya : yang mana mb??? *sambil main hp*

A : Ih, kamu gimana sih. Itu lho, yang barusan ngajak ngobrol. Lesun pipinya cakep kan???

Saya : Emang tadi punya lesun pipi ya mb??? *masang wajah polos*

A : tau ah! *sambil lanjut makan*

A : kamu min kan? kok ke RS gk pernah pake kacamata???

Saya : pengen aja mb, kurang nyaman soalnya *senyum*


ngeles.com
 //padahal sebenarnya pengen jawab "iya, sengaja. Soalnya disini cwo berkeliaran dimana_mana"
>alhamdulillah min, secakep apapun yah gak jelas wajahnya<<
Read More..

Sabtu, 04 April 2015

Mengapa Aku Tak Pernah Pacaran ???

Dek, kamu benaran gak pernah pacaran?? // Alhamdulillah mb ^_^

Dek, masok seh kamu gak pernah suka sama cowok atau ikhwan?? Dulukan kamu dari umum to?? //Kalau dulu karena aku tipe pemilih, segala sesuatunya musti perfect ^^

Lha, kalau sekarang??// Pertama, karena udah tau hukumnya. Kedua, cukup Allah yang mengetahui seberapa besar usahaku untuk membuat benteng pertahanan agar hati tak terjangkau oleh lelaki manapun

Kamu gak kesepian po?? // Bagaimana aku bisa kesepian kalau aku memiliki kawan yang selalu ada bersamaku (mushaf Al Qr'an)??

Kalau punya pacarkan setidaknya ada yang memperhatikan dek // Bagaimana mungkin aku bisa pacaran atau sekedar TTM kalau aku telah dikelilingi oleh wanita-wanita sholihah dengan segudang perhatian??

Kamu gak merasa Jenuh? Apalagi usia kamu, puncak puncaknya pengen pacaran // Ketika jenuh, aku memiliki saudari-saudari yang selalu siap berkelana bersamaku untuk mengusir kejenuhan, tertawa dan bahagia bersama

Kamu enggak tersiksa po dek? Hm, maksudnya suka dan cinta sama lawan jeniskan hal yang wajar?? // Sakit. Rasanya sakit, ketika engkau harus meninggalkankan sesuatu yang disenangi oleh syahwatmu. Akan tetapi, bukankah obat itu memang terasa pahit?? Aku yakin, rasa pahit dan sakit yang aku rasakan adalah obat dari penyakit maksiat yang terus menggodaku.

                                                                                       
***


Aku yakin…
Ketika aku disini sedang menjaga diriku untuknya, pria gagah yang menjadi jodohku di seberang sanapun sedang melakukan hal yang sama…

Ketika aku disini menjaga pandangan mataku untuk tidak memandang yang haram, ia di seberang sanapun sedang menjaga pandangannya untukku…

Ketika aku mengisi waktuku dengan hal-hal yang bermanfa’at, ia pun sedang mengisi waktunya dengan hal-hal yang bermafa’at…

Ketika aku selalu mencoba untuk menjadi pribadi yang lebih baik, iapun di sana sedang melakukan hal yang sama, hingga suatu saat nanti Allah akan mempertemukan kami dalam kebaikan dan kemuliaan…

Bukankah pasangan kita adalah cerminan dari pribadi kita??? (yah,walaupun tidak mutlak)

Maka aku tidak akan menghianatinya, karena akupun menginginkan hal yang sama…
Seseorang yang selalu berusaha untuk terus berada diatas keta’atan, seseorang yang kelak akan menggenggam erat tanganku untuk berjalan bersama menuju kampung halaman yang abadi…

Aku dan dia, di SurgaNya…


Read More..

Kamis, 27 November 2014

Rasa yang Pernah Ada


Rasa yang telah lama pergi akhirnya kini hadir kembali

Walau kadarnya tak sama besarnya seperti dulu, 

setidaknya ia masih mau kembali mengisi kekosongan 

yang menunggu datangnya penyejuk hati

Semoga rasa ini tetap bersemayam 

memberikan rasa nikmat yang menentramkan jiwa 

hingga akhir hayat nanti
Read More..

Minggu, 09 November 2014

Obrolan Pagi Ini

Seperti biasa, pagi ini kami sarapan  di asrama sambil berbincang-bincang. Dan topik pagi ini ialah masalah anak. Sebenarnya awalnya pembahasannya mengenai berita tribunnews pagi ini, tapi malah merembet ke masalah anak, hehe begitulah wanita. ^^
Fathimah      : Kasian amat kalau hamil terus minta supaya anaknya gak mirip wajah ayahnya

Husna           : Kalau dulu, salah seorang ustadzah ana pas waktu hamil selalu berdo'a supaya anaknya setampan nabi Yusuf. Eh, beneran pas lahir anaknya ganteng banget. Trus ada lagi ustadzah ana yang pas hamil berdo'a supaya anaknya mirip Bilal. Eh, beneran pas lahir suaranya bagus banget dan hitam.

Ana          : Kalau ana, cukuplah anak ana kelak menjadi 'Abdurrohman (merupakan nama yang dicintai Allah). Agar kelak ia menjadi hamba yang dicintai Allah. Sebab jika Allah mencintainya, maka Allah akan menghimpun kebaikan untuknya dan memasukkannya ke dalam surga. Dan sebagai anak yang sholih, ia tidak akan masuk ke dalam surga sebelum ana(ibunya) ikut masuk bersamanya. Seorang anak yang kelak akan memasukanku ke surga bersamanya (alasan kenapa ana berkunyah dengan Ummu 'Abdirrohman).

Husna           : Kalau ummi ana, yakin kalau anak-anaknya adalah anak-anak yang sholeh/sholehah

Kami            : Lho, kok bisa??? (sambil memasang wajah penasaran)

Husna           : Iya, soalnya dulu setiap hamil, ummi ana selalu berdo'a "Ya Allah, jadikanlah ia anak yang sholeh/sholehah, kalau tidak sholeh/sholehah maka janganlah Engkau biarkan ia lahir" ^^

‪#‎GUBRAK‬!!!

Read More..

Senin, 20 Oktober 2014

Coretan Pena


Betapa indahnya melihat wanita-wanita yang melangkahkan kakinya di majelis 'ilmu. Tak jarang diantara mereka mantap meninggalkan keburukan masa lalu dan mulai berjalan menuju kampung akhirat. Refleks bibir ini mengukir senyum bahagia, mata pun menjadi berkaca-kaca. Walaupun mereka tak bisa melihatnya karena tertutupi oleh cadar yang kugunakan. Saudariku, jika bukan karena rasa canggung karena kita belum saling mengenal baik, tahukah engkau batapa sangat ingin aku memelukmu dan mengatakan bahwa AKU MENCINTAIMU KARENA ALLAH


Read More..

Kamis, 24 Juli 2014

Mendadak Insomnia

Tak terasa, malam ini malam ke empat ana menyandang status insomnia. Malah serasa jadi kalong. Dan taraaaaaaaaaaaa………….................................


Beginilah ana selama empat malam belakangan ini, sering keliling rumah gak jelas sehabis bosan baca dan ngotak-ngatik laptop. Semoga bukan efek ngeruqyah belakangan ini yang cukup menguras energi ^^ *ups,,,

Huft, keliling rumah semua pada tidur pulas. Coba aja boleh ngaplot foto, pengen banget ngaplot foto kakak ama adik yang lagi tertidur pulas, hihihi. Mau chat, malu. Kontaknya yang online ummahat semua, jadi gak enakan online tengah malam. Mau makan, oh…. No! Jangan ditanya ana udah makan berapa kali malam ini. Dan anehnya berat badan segitu-gitu doang alias gak nambah-nambah, masih terlihat seperti boneka Barbie #Halah ! GUBRAG!

Ternyata begini yah penderitaan orang-orang insomnia. Hiks, jadi teringat ukhty Khodijah yang tiap malam nongkrong di depan pintu kamar ana karna gak bisa tidur. Hikz, jadi kangen ukhty Khodijah #feeling sad
Dua tahun belakangan emang tahun yang super duper sibuk and suka lembur larut malam tapi nggak pernah sampe nggak bisa tidur gini, yah walaupun kadang cuman bisa tidur 3-4 jam #hikz…

Huft…

Well, sepertinya mata ini sudah semakin lelah , so mari kita akhiri tulisan tidak jebo ini. Semangaaat !!! Spirit!!! hehe

Good night sisters…..

Have a nice dream…..

Mmuuaaaaaaaaah…..
            ^_^
Read More..

Sabtu, 22 Februari 2014

Tulus Itu Indah dan Riya Itu Bencana


Orang yang berhenti berjalan 

belum tentu karena ia tak ingin melanjutkan perjalanan 

Namun, boleh jadi demikinlah  caranya agar  tetap bertahan 



Read More..

Jumat, 24 Januari 2014

It's Time To Rise !!!

Bangkitlah dan berhentilah bermain ! 
Lihatlah ! orang yang dulu berjalan jauh di belakangmu kini telah berjalan mendahuluimu 
Aduhai malangnya dirimu padahal tidaklah sekarang ia tampak lebih utama malainkan dikarenakan ia banyak belajar darimu

Salah satu hal yang menyedihkan ialah tatkala kita berhenti berjalan karena kepayahan yang sangat sementara orang yang berubah menjadi jauh lebih baik melalui kita terus berjalan mendahului kita
Read More..

Selasa, 26 November 2013

Suara Hati

Sungguh ia lemah... 

Dirinya tak sekuat pandangan orang 

Sungguh ia rapuh... 

Tak sekokoh kaki gunung 

Ia merindukan pelita sebagai penerang jalan 

Menantikan sang kawan sebagai teman sejalan 

Disaat ia memberikan separuh jiwa tuk sang kawan, sebenarnya ia pun menginginkannya... 

Terkadang ia berharap diperlakukan sebagaimana ia memperlakukan sang kawan 

Di seberang jalan sana sebenarnya ia menangis... 

Hatinya terluka 

Namun tak ada yang dapat ia lakukan selain tersenyum dan mengelus dada 

Lagi-lagi berusaha memaklumi walaupun ia tak pernah dimaklumi 

Demi kampung halaman, ia terus mencoba kokoh 

                               ***
Read More..

Rabu, 02 Oktober 2013

I'm Back

Bismillah.....
Lama gak nyoret-nyoret blog, jadi kangen. Sebenarnya banyak yang ingin ana tulis. Subhanallah beberapa bulan terakhir rasanya begitu banyak ibroh besar yang Allah berikan. Tapi entah kenapa disaat-saat seperti ini mood nulis malah menurun. Rasanya bosan juga kalau hampir seluruh postingan berisi sesuatu yang serius serasa jadi tipe melankolis. Jujur sebenarnya bosan juga kalau selalu hidup dengan keseriusan, tanpa tawa apalagi diusia yang masih sangat muda. Ajaib, sekarang malah seringnya candaan apalagi sejak jadi musyrifah sering ngumpul bareng anak-anak malah ngerasa baru remaja, hehe. 
Oh ya, sekedar info, akhir-akhir ini gak tau kenapa ana sangat senang dengar surah an nisa Syaikh Sa'ad al ghamidi. Apalagi pas pulang ngajar atau kuliah, dengar murattal beliau rasanya menghilangkan seluruh kepenatan. Btw,  sebenarnya ngerasa sih kalau postingan ini gak penting, gak mutu cuman kalau sekali-kali gak apa-apa kan? he...
 
Hmm, bingung mau nulis apa. Saking lelahnya jadi gak punya ide mau nulis apa. O ya, bagi saudari-saudari blogger dan ym ana yang berkunjung ke blog ini, semoga   الله  senantiasa mengistiqomahkan kalian. Kangen ukhti 'Aisyah Al Humairo ^^. Alhamdulillah  sekarang lagi menikmati skenario hidup yang indah. Melelahkan,itu pasti. Tapi dibawa enjoy aja. Hey, nikmati masa mudamu. Tidak perlu harus selalu berjuang bukan? ada suatu saat dimana bermain itu diperlukan selagi bukan dalam maksiat kenapa tidak? Ada sebuah nasehat dari kakak ana tersayang yang sukses membuat air mata ana jatuh dengan derasnya saat perjalanan menuju bandara sebulan yang lalu, "Jika kamu lelah, berjalanlah perlahan. Terserah orang lain mau berkata apa tatkala melihat ibadah kita yang biasa-biasa saja apalagi menurun dari yang sebelumnya selagi kita tidak bermaksiat kepada الله kenapa tidak untuk mencoba bersantai sejenak? karena sesungguhnya sifat manusia itu tidaklah selamanya kuat. Ada suatu saat dimana kita itu lemah bahkan sangat lemah. Lakukan seluruh amalan karena Allah sehingga ada atau tidaknya manusia yang melihat, kita akan terus berada dalam keta'atan. Dek, tahu tidak kenapa banyak penuntut ilmu yang futur? Kebanyakan karena rasa malu terhadap manusia lebih besar daripada rasa malunya terhadap الله dan tidak bernarnya niat, sehingga ketika ia sendiri dan jauh dari pandangan manusia, maka iapun malas untuk melakukan keta'atan".

Well, karena waktu sudah menunjukan puku 10:13 pm dan ana harus segera balik ke asrama untuk melihat bocah-bocah manjaku yang selalu nagih diceritain kisah tiap malam jadi nulisnya udah dulu yah.
 ^^ Barakallahu fiikum ^^
Read More..

Selasa, 18 Juni 2013

Rest A While

Tatkala letih itu datang dan engkau tak mampu lagi tuk melanjutkan perjalananmu, maka beristirahatlah sejenak. Janganlah mencoba tuk terus berjalan dan melanjutkan perjalanan panjangmu, karena sesungguhnya manusia itu tidaklah selamanya kuat ! Akan ada suatu waktu dimana ia akan lemah bahkan sangat lemah. Maka jika kepayahan itu datang, maka beristirahatlah sejenak. Nikmatilah setiap detik tarikan dan hembusan napasmu. Namun jangan sekali-kali mencoba tuk berbelok ataupun berbalik arah sebab itu akan menjauhkanmu dari tujuan bahkan boleh jadi akan membuat segala kepayahanmu selama ini akan berakhir sia-sia. Maka tetaplah di tempatmu dan beristirahatlah. Ingat ! Engakau masih harus terus melanjutkan perjalanan panjangmu sedangkan waktu akan segera usai. Maka tatkala kekuatanmu telah cukup dan kaki telah mampu tuk kembali menapak, berjalanlah…..
Lanjutkanlah perjalananmu….. Lanjutkanlah perjalananmu dengan hati, sebab perjalanan dengan hati akan lebih cepat sampai ke tujuan dibanding hanya sekedar berjalan dengan raga. Teruslah berjalan menuju tujuanmu dan janganlah menyerah. Sampai atau tidaknya engkau pada akhir jalan, yang terpenting ialah tatkala waktu perjalananmu telah usai engkau masih berada di atas jalan tersebut. Engkau masih terus bertahan walau dengan berbagai kepayahan yang engkau rasakan. Karena itulah jalan keselamatan...
Read More..

Jumat, 14 Juni 2013

Hamba Allah

Sungguh Allah memiliki hamba-hamba yang cerdas yang meninggalkan dunia karena takut fitnahnya
 Mereka mencermati dunia, dan setelah tahu kiranya dunia bukan tempat kehidupan (yang sejati)
Mereka menjadikanya bak gelombang dan menyiapkan amal shalih sebagai perahu menyeberanginya ( Imam Syafi’i -rahimahullahu Ta’ala- )
Read More..

Sabtu, 06 Agustus 2011

Jalan Panjangku Meniti JalanMu Part 2

Tentulah semua yang kuraih karena Alloh Subhanahu Wa Ta'ala. Begitu singkat rasanya namun sangat memberikanku pelajaran. Tak ada rasa cukup bagiku, karena masih sangat banyak ilmu yang harus ku timbah. Mulailah kubaca buku-buku bermanhaj salaf, serta mengikuti majelis-majelis ilmu yang ada di kotaku. Begitu tentram rasanya, jiwapun terasa sejuk. ” Inikah yang dinamakan dengan ke khusukhan?? ” Pikirku dikala itu. Akhirnya aku merasakan juga kebahagiaan yang selama ini kucari, perasaan nyaman, tentram dan tentunya rasa bahagia. Ku tau, tak akan banyak orang yang dapat merasakannya.

Sesekali aku merasa ibah pada sahabat-sahabatku dulu. Mengatakan bahwa mereka telah bahagia, padahal pada hakikattnya belumlah mereka mengenal hakikat kebahagaan yang sesungguhnya. Bahagia dan senang memiliki maknah yang jauh berbeda. Orang yang merasa senang, belum tentu ia bahagia, namun orang yang bahagia pastilah ia akan merasa senang dengan kebahagiaannya tersebut. Sedangkan kebahagiaan tidaklah diperoleh bagi pelaku-pelaku maksiat yang jauh dari Robbnya, sebab kebahagiaan itu sangatlah erat hubungannya dengan spritual seseorang. Hubungan antara seorang hamba dengan Tuhannya. Wallahu Ta’ala A’lam Bish Showab.

Memang benar, ” Tidaklah ada hidup ini kecuali disertai cobaan ”. Begitu merasa mencintai oran-orang di kajianku, menyayangi mereka karena Alloh, tak ingin rasanya diri ini berpisah dari mereka yang banyak membangkitkat semangatku dalam tholabul ’ilmi. Ku yakini saat itu, bahwa merekalah pejuang-pejuang Alloh yang akan membantuku. Namun, beberapa bulan lamanya mengikuti kajian itu, ada banyak hal yang menggangu pikiranku. Entahlah.. tapi aku tak memperdulikannya. Selain mengikuti kajian mereka, aku juga aktif mengikuti kajian-kajian di internet. 

Alhamdulillah lagi-lagi Alloh yang Maha Baik memberiku kemudahan dengan melengkapi hidupku dengan banyak fasilitas dalam menuntut ilmu. Sehingga, di rumah aku dapat mengakses dan mendownload kajan-kajian ahlus sunnah wal jama’ah. Hingga suatu saat, ku dengarkan kajian mengenai Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dan Kemurnian Dakwah As-Salafush Sholih. Sangat jauh beda dengan kajian yang aku ikuti di kotaku. Bingung, pusing, rasanya campur aduk. Tapi aku coba untuk tidak memperdulikannya, bagiku yang terpenting adalah ilmunya. Lembaran-lembaran waktu tak terasa berganti begitu cepat. Pukul 04.00 sudah, waktunya aku ke tempat kajianku untuk menuntut ilmu. Hari itu memang ada pertemuan, sehingga kajiannya waktu itu dipindahkan ke tempat serketariat. Seperti biasa, ku minta bantuan kakakku untuk mengantarkanku. Sungguh berat rasanya mengajaknya, begitu banyak alasan tak masuk akal dilontarkannya, mulai dari pusinglah, sakit kepalalah, hingga mencari-cari kesalahanku. Sungguh hal ini sangat kontraks dengan sikap sebelumnya padaku. Mulailah lagi aku dibuat bingung olehnya. Namun melihat adiknya yang mulai meneteskan air mata, mulailah ia mengiakan walaupun dengan raut wajah yang masam, tak bergairah. Aku memang mengeluarkan air mata saat itu, sebab ilmu bagiku adalah harta terbesar, akan sangat menyesal rasanya ketika aku ketinggalan dalam meperolehnya. Sunggug tak ada lagi hasrat keduniaan yang ingin kucapai, terkecuali ridho Alloh untukku.
Oleh sebab itu pula aku merupakan salah satu kader yang paling dicintai oleh murobbiku waktu itu. Berkali-kali mereka memujiku di depan para kader yang lain dikarenakan hasratku yang begitu kuat dalam menuntut ilmu di usiaku yang masih sangat muda. Apalagi keputusanku dalam menggunakan jilbab yang syr’i walaupun ditentang oleh banyak orang. Mereka menyayangkan tubuhku tak kan terlihat sedikitpun dan tertutup oleh kain panjang terhampar. Namun itulah keputusan yang telah bulat ku ambil. Benar-benar tak ingin menyia-nyiakan kembali hidup yang tersisa, hidayah yang selama ini ku lalui begitu saja padahal ia telah ada di depanku. Tak ingin terjatuh kembali. Semoga saja.......

Begitu aktif dalam organisasi keagamaanku, membuat kakakku semakin khawatir, mulailah ia mengajakku berbicara saat itu. Tak mengingat pasti text kalimatnya, namun pada intinya ia melarangku untuk mengikuti kajian yang aku ikuti. Tentu aku bingung, ada apa?? Tidakkah kakakku berbahagia dengan keseriusannku dalam mentuntut ilmu agama yang dulunya aku abaikan??? Tidakkah seharusnya ia turut merasakan kebahagiaan yang ku alami ?????
Semuanya bagaikan dilema, tiba-tiba mendapat tentangan dari kakak sendiri. Awalnya ia tidaklah memberikan alasan apapun sehingga membuatku begitu sangat risau. Tak ku perdulikan awalnya ku anggap itu sebagai cobaanku dalam menuntut ilmu. Secara diam-diam, ku hadiri majelis yang biasa ku ikuti tanpa diantar oleh kakak. Kurenungi di pojok aula, sambil menunggu murobi kami, mengapa kakakku melarangku mengikutinya? Mereka baik, bermanhaj salaf, sebahagian dari buku-bukunya pada saat itu juga karangan-karangan ulama as-salaf ( Syaik Muhammad Nashirudin Al- Albani, Muhammad bin Abdul Wahhab ). Ketika majelis mulai di buka, kusimak kata per kata yang dilontarkan oleh sang murobi, mulailah aku merenungi apa yang salah dengannya? Wallah a’lam. Pikiranku ngawur namun kucoba untuk menepisnya sebisa mungkin. Saat itu aku pulang kerumah dalam keadaan benar-benar bingung, tak ada lain do’a yang kupanjatkan saat sholat-sholatku selain agar Alloh meluruskan jalanku dan menunjukkanku agamanya yang haq. Hingga suatu saat aku berbagi pegalamanku ini dengan seorang teman yang ku kenal dari sebuah jejaring sosial. Ternyata ia sama dengan kakakku, menasehatiku untuk berlepas diri dari organisasi islam yang menaungiku. Tak banyak hal yang dipaparkannya, namun ia hanya memberiku sebuah situs salafy untuk menjawab kegalauanku, serta keragu-raguanku belakangan itu. Lalu berkata : ” Cobalah anti baca dulu, fahami baik-baik semoga Alloh memperlihatkan dengan seterang-terangnya mana yang haq dan yang bathil ”. Demikianlah ia berkata padaku. Lalu menjelaskan sedikit demi sedikit apa yang diketahuinya lalu berkata lagi ” Jika ragu, tanyakanlah kepada ustadz, semoga Alloh merahmatimu”. Jawaban yang tentunya tidaklah menjawab tuntas pertanyaaku namun agak sedikit melegakkan. 

Malam itu, selepas sholat isya’ dan bedo’a dengan penuh harapan mulailah ku buka alamat web yang dimaksudkannya (http//:almakassari.com) Tepat, pas dihalaman awal, terpampang judul besar yang menyangkut kajian yang ku ikuti selama ini. Mulailah ku simak kata per kata, lembar-per lembar. Sontak rasa kaget dari dalam diriku. Jujur, saat itu aku memang masih sangatlah awam, belum mengetahui kemurnian dakwah as-salafus sholeh serta aqidah ahlus sunnah wal jama’ah yang haq. Tak puas membaca di web, langsung ku prin saja tulisan-tulisan itu. Hmmm bagaimana tidak, halamannya cukup banyak juga jadi ku putuskan untuk mengopynya lalu ku prin. Di dalam kamarku yang tak begitu luas, mulailah ku pahami tiap makna yang terkandung. Banyak hal yang saat itu mengejutkanku. Sulit untuk ku percaya, tapi itulah yang terjadi. Tak hanya itu pula, alhamdulillah Alloh Sbhanahu Wa Ta'ala memberiku penerangan lain. Keesokan harinya aku bertemu dengan seorang musafir yang kebetulan merupakan kerabat dekat keluargaku. Lama berbicara, akhirnya ku tanyakan kepadanya mengenai apakah itu hizbiyyun?? Dan apakah selama ini aku telah terpelosok masuk kedalam lingkaran itu???? Lalu mulailah ia menjawabnya dengan sangat terperinci dengan sedetail mungkin. ”
Haa ????,,, benarkah orang ini?? Benarkah apa yang dikatakannya?Apa yang ia katakan sama dengan apa yang selama ini ustadz-ustadz salafy katakan dan menasehatiku. Jadi, apakah selama ini aku termaksud di dalamnya? Memisahkan diri bersama organisasi/ yayasan yang kunaungi? Apa maksud dari semua ini? ” Tak banyak kata yang terucap dari lisan yang sedari tadi terasa kaku. Hanya bisa membengong sambil menyimak pemaparannya. Lalu berkatalah ia lagi setelah menjelaskan pula asal penamaan ahlus sunnah wal jama’ah ” ahlus sunnah wal jama’ah mengambil pemahaman dari generasinya yang pertama. Bukanlah dari kelompok-kelompok bid’ah. Ahlus sunnah, tidaklah menisabkan diri pada organisasi-organisasi apapun, tidak pula pada yayasan dan kelompok apapun serta tidak pula berdakwah dengan membawa nama organisasi atau kelompoknya kecuali mereka semata-mata menisabkan diri hanya pada as-salafush sholih.” Wallahu a’lam Masih terdiam dalam keterkejutanku, namun cukup melegakkan hati. Banyak pemaparan darinya yang boleh dikatakan menjawab tuntas keragu-raguanku selama ini – Semoga Alloh merahmati beliau – 

Setelah pulang ke rumah, sambil menunggu waktu sholat tak henti-hentinya ku berdo’a kepada Alloh untuk menunjukkan kepadaku manakah jalan yang haq yang harus ku lalui. Berharap akan ada penerangan lain setelah itu. Tak ada lain, namun sebisa mungkin kulakukan untuk hanya berpegang pada Al-Qur’an dan Assunnah. Tak ikut dalam suatu golongan, tak terikat sebagai seorang kader apapun dalam dakwah islam apapun. Namun mencoba untuk berdiri dan hanya berpegang pada Al-Qur’an dan Sunnah dengan pemahaman as-salafush sholeh serta menjahui pendapat baru yang mengikuti logika dan perasaan.
Hingga saat ini masih sangat banyak yang bertanya, mengapa aku keluar dari tarbiyah mereka,, menanyakan apa pendapatku mengenai lembaga mereka,kajian dan organisasinya. Saat itu aku hanya bisa terdiam begitu pula saat ini. Ku yakin mereka memiliki jawabannya sendiri dan tak ada gunanya apa yang akan ku katakan karena ku tau, mereka begitu cinta dan terikat dengan kegiatan tarbiyah itu, begitu pula aku dulunya. Merasakan menemukan teman sejalan dan itulah teman yang sesungguhnya. Yaitu orang-orang yang deberikan Alloh Subhanahu Wa Ta'ala kearah kebaikan dalam tholabul ilmi. Akan tetapi wahai saudaraku,,, sebelum mempelajari apakah yang kita ikuti itu adalah suatu kebenaran, maka kenalilah dulu apakah itu kebenaran yang hakiki, apakah itu dan bagaimanakah kemurnian dakwah as-salafush sholeh. Sesungguhnya jalan termulus bagi para pejuang Alloh yaitu jalan yang sukar lagi penuh bebatuan,,
Wallahu Ta'ala A’lam Bish Showab....
” Yaa Robbi, apabila aku berada di jalan yang benar ( jalannya as-salaf ) maka ku mohon dengan penuh kerendahanku, berilah aku keistiqomahan agar tetap tegar di jalanku ini. Aku akan siap melewatinya walaupun itu begitu sukar untuk ku lalui. Namun apabila jalanku ini adalah sesat, maka ku mohon yaa Robb dengan segala kebodohanku,,, tuntunlah aku dengan segalah kebaikan dan kelemah-lembutanMu ke jalan yang haq, jalannya As-salaf, sebelum Engkau menghentikan nafasku di dunia ini” Semoga Alloh Subhanahu Wa Ta'ala memberikan petunjuk bagi hamba-hambanya yang beriman dan bertaqwa

Read More..

Jalan Panjangku Meniti JalanMu ( Part 1 )

Aku merupakan seorang akhowat yang hidup dilingkungan keluarga yang tidak lepas dari adab-adab islami. Begitu banyak cinta dan kasih yang tertuang dan mengalir dalam kediaman kami. Penuh cinta, keharmonisan dan etika. Alhamdulillah Alloh Subhanahu Wa Ta’ala memberikan banyak nikmat yang barang tentu tidaklah mampu bagi setip hambaNya untuk menghitungnya. Maha Baik Alloh kepada setiap hambaNya.

Di rumah yang hangat dan penuh cinta kasih itu, hampir tidak ada sama sekali konflik maupun percecokan didalamnya. Senantiasa dihiasi oleh canda dan tawa. Tak pernah sunyi berada di dalamnya. Berhubung kedua saudaraku yakni kakak dan adik sangatlah humoris, berbeda terbalik denganku yang lebih banyak diam dan tidak terlalu banyak bercanda. Walhasil, kami selalu saling melengkapi diantara perbedaan karakter. Yah begitulah seharusnya dalam hidup harus saling melengkapi antara satu sama lain.

Sangat beruntung diri ini memiliki seorang kakak ikhwan yang begitu cinta pada keluarganya. Memiliki tanggungjawab untuk menjaga kedua adiknya yang keduanya ialah seorang akhowat. Beliau memang satu-satunya anak lelaki dikeluarga kami. Sehingga tanggung jawabnya jauh lebih besar. Diantara keluarga kami, kakaklah yang terlebih dulu mengenal sunnah. Kedua orang tuaku memang tergolong relijius, akan tetapi tidak terlalu fanatik terhadap agama seperti seharusnya seorang ahlus sunnah wal jama’ah. Mengetahui, tapi kurang pengamalan dan itulah penyakit manusia yang harus dihindari. Namun, sangat beruntung aku memiliki seorang kakak yang saat itu telah bermahaj salaf semenjak ia menduduki bangku kelas 3 SMP. Tak banyak omong, namun tingkah lakunya pantas dijadikan panutan untuk adik-adiknya. Selalu sabar dalam mengajak kepada kebaikan. 

Akhirnya tak lama, akupun mengikutinya. Sebenarnya, telah banyak dari keluarga kami yang bermanhaj salaf terutama keluarga dari abi. Kebetulan abi merupakan keturuanan arab yang banyak orang mengenal dengan sebutan habib, entahlah apa namanya...

Awal aku mendalami ilmu agama, selain terinspirasi dengan kelurga, juga karena hidupku yang waktu berusia remaja sangatlah jauh dari kata bahagia karena ketaqwaan pada Robb. Entahlah, keluarga yang penuh dengan adab-adab islami tidaklah membuatku taat pada Alloh Subhanahu Wa Ta’ala. Nge gank, shopping, travelling, dan segala kegiatan yang membuang-buang waktu. Subhanalloh,, betapa besarnya pengaruh dari pertemanan. Begitu benar memang suatu hadits yang mulia dari Rosulullah Shalallahi ’Alaihi wa Sallam. Rosulullah Shalallahi ’Alaihi wa Sallam bersabda ( yang artinya ) : ”Sesungguhnya perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk adalah seperti pembawa minyak wangi dengan seorang pandai besi ” ( HR. Al-Bukhori dan Muslim )
Maksudnya, kalau ia tak memberi minyak wanginya setidaknya kita dapat mencium bau harumnya. Sementara perumpamaan teman yang buruk akhlaknya bagaikan pandai besi. Kalau kita tidak terkena asapnya, maka kita akan mencium bau busuknya. Wallahu musta’an

Banyak hal yang belum aku ketahui mengenai agamaku yang haq. Tausiyah dari ummi dan abi, bagaikan angin lalu bagiku saat itu. Tak pernah sedikitpun aku membuka kitab yang mulia, AL-Qur’an Nul Kariim terkecuali ada tugas hafalan dari sekolah – semoga Alloh mengampuni dosa-dosaku yang lampau lagi akan datang –

Hingga, beberapa tahun kemudian disebabkan oleh seatu peristiwa yang begitu berat bagiku, mulailah aku berpikir untuk berubah. ” Bukankah aku mempunyai segalanya?? tapi mengapa aku tidak pernah bahagia dengan apa yang kumiliki ???? Mengapa rasa iri masih tersimpan dalam diriku??? Ada apa?? Bukankah aku telah memiliki segalanya?? ” Gumamku dalam hati dikala itu setiap kali aku melihat segelintir akhwat yang pada saat itu senantiasa tersenyum, tak ada beban rasanya dalam pikiran mereka. Begitu tulus, tak menyakiti dalam ucapan, senantiasa tersenyum ramah lagi memiliki kecerdasan dan penalaran yang tentu saja membuatku iri pada saat itu. Entahlah, waktu itu aku memang sedang tersandung banyak masalah keduniawian yang tak lain disebabkan oleh ulahku sendiri. Melihat mereka datang ke mesjid-mesjid Alloh untuk menimbah ilmu yang haq.
Senang sekali rasanya hati ini dikala itu melihat kehidupan mereka yang teratur, tak pernah marah ketika dikucilkan karena jilbab-jilbab mereka yang panjang terhampar, tak pernah ragu dalam melakukan suatu kebenaran walaupun banyak penentangnya. 

Lama-lama aku semakin sering memperhatikan gelagat mereka, tenang rasanya melihat wajah-wajah mereka. Diam-diam dalam hati ini terbesik keinginan untuk menjadi seperti itu. Tapi entahlah, lagi-lagi pengaruh teman-teman sehingga niatku pupuslah sudah.

Begitu cepat rasanya waktu itu berlalu, tak terasa pagi mulai menjelang, tampaklah matahari yang begitu indah. Lagi-lagi hari itu aku melihat sekelompok akhwat degan jilbab-jilbab mereka yang terhampar pergi kemesjid Alloh menghadiri majelis-majelis ilmu yang biasa diikuti oleh kakakku dan kawan-kawannya. Tak henti-hentinya lisan ini memuji mereka, melihat betapa mulianya diri-diri itu. Suatu ketika, pernah aku melihat mereka yang sedang berjalan dihampiri oleh sekelompok ikhwan untuk memberikan undangan, Subhanalloh... tak sedikitpun pandangan mereka tertuju pada ikhwan-ikhwan itu, tak sedikitpun mereka berpaling dari melihat ke bawah. Maha Suci Alloh yang Menjaga hamba-hambaNya yang diridhoiNya. Kagum, ta’jub, perasaan yang bercampur aduk saat itu dengan kekaguman. Begitu tsabat dalam menjaga diri dan pandangan mereka. Sungguh malu rasanya diri ini melihat pemandangan indah itu. Saat itu tidaklah lagi terbesik dari hatiku dalam mengingat dunia.

Pulanglah aku saat itu juga diantar oleh seorang sahabatku. Dalam kamar, ku renungi betapa indahnya hidup demikian. Tak ada masalah. Tak sepertiku, materi tidaklah cukup untuk membeli ketentraman jiwa, tidaklah cukup untuk menghapus masalah, tidaklah cukup untuk menepis prasangka-pransangka buruk orang-orang akan buruknya diriku, serta tak akan pernah mampu membeli keimanan dan ketakwaan yang tak pernah aku rasakan sedikitpun dikala itu. Terlalu fokus pada kehidupan dunia, terhanyut pada pergaulan bebas, menghabiskan waktu untuk menuntut ilmu dunia serta terfokus pada organisasi-organisasiku. Entah mengapa, air mataku berjatuhan begitu saja bagai mata air yang keluar tanpa henti, tak bisa dibendung. 

Sungguh, sudah sangat sering aku berpikir untuk merubah hidupku, tapi entah mengapa hatiku tetap belum tergerak mengambil langkah tegas untuk berubah. Namun, dari lubuk hatiku yang terdalam aku sebenarnya telah jenuh dengan kehidupanku. Aku merasa gembira dengan apa yang aku lakukan, namun aku tak pernah bahagia dengan semuanya. Aku tersiksa dengan rintihan hati ummi yang menginginkan perubahanku. Menanti perubahan sang putri tercinta. Sebenarnya aku juga mulai menyadari betapa yang kujalani selama ini adalah sesuatu yang tidak berguna sama sekali.

Rasanya sia-sia saja hidupku bertahun-tahun. Tak ada yang kudapatkan selain kesenangan yang sangat jauh dari kata bahagia. Begitu fokus terhadap perkara keduniawian, yang ku tau pasti tak akan membantuku di akhirat nanti. Uang takan bisa menyogok para malaikat-malaikat Alloh di alam kubur nanti, tak akan pula mampu membeli tempat tidur maupun fasilitas-faslitas mewah di alam bardzakh dan tak akan juga mampu menjadi jaminan untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik di akhirat . Betapa bodohnya diri ini selalu memperjuangkan dunia dengan menukar akhirat, mengira itu baik padahal tidaklah lebih dari keburukan yang tersamarkan. Tak terbendung, mataku membengkak, sehingga sudah terasa sakit pelopak mataku karena kebanyakan menangis. Betapa yang aku lakukan selama ini tidak lain hanyalah kesia-siaan yang nyata. Tidaklah patut saat itu aku digolongkkan sebagai siswi yang menonjol dalam akademik. Padahal tidaklah seseorang itu dikatakan cerdas hanya karena ia pandai MMK, kuat hafalannya, luas wawasannya, namun orang cerdas yang sebenar-benarnya ialah orang yang alim ( ahli ’ilmu ), ialah orang yang berusaha untuk mendapatkan yang terbaik dari yang baik. Orang yang mengetahui bahwa akhirat itu kekal lagi penuh kesenangan yang banyak di dalamnya sedang dunia tidak lain hanyalah tipu daya yang memabukkan, lantas ia mempersiapkan diri untuk akhiratnya. 

Hampir setiap orang di dunia ini meyakini bahwa akhirat itu kekal lagi banyak kemuliaan di dalamnya, akan tetapi ironis sangat banyak pula yang mengabaikannya. Mereka mengetahui dengan pasti bahwa setiap jiwa akan merasakan kematian, akan tetapi tak ada persiapan untukknya dikarenakan kebanyakan manusia berfikir bahwa tidak ada kehidupan di alam kubur, manusia akan tertidur pulas hingga hari kebangkitan, lagi-lagi pemikiran semacam ini dikarenakan jauhnya ia dari agamanya yang haq. . Mengingkari adanya hari kebangkitan dan menganggap bahwa manusia diciptakan tidaklah memiliki tujuan,, na’udzubillah. Padahal sangatlah jelas dalam kitab Al Qur’an yang mulia menjelaskan tentang hal ini, serta hadits-hadits Rosululloh Shalallahu ’Alaihi Wa Sallam

“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-main. Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (QS. Ad-Dukhaan, 44: 38-39)

”Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam, dan pada hari itu ingatlah manusia akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. Dia mengatakan, “Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mngerjakan (amal saleh) untuk hidupkuini.””
(QS. Al-Fajr, 89:23-24)

”Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka?, Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya melainkan dengan tujuan yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya.” (QS. Ar-Ruum, 30: 8)
Maha Benar Alloh Subhanahu Wa Ta’ala atas segala firmanNya……….

Masa lalu yang suram, jauh dari mengingat Alloh dan akhirat. Namun, tidaklah semua itu kecuali telah tertulis pada Lauh Mahfuzh. Dialah Dzat yang Maha Mengetahui. Kuyakini dengan pasti bahwa Itulah jalan yang ditentukan Alloh untuk kulalui sebebelum mendaki di jalan yang lebih sukar. Alhamdlillah beberapa minggu setelah kejadian itu, ku putuskan untuk memulai kehidupanku yang sesungguhnya. Hingga akhirnya berjilbab ( tentunya jilbab syar’i bukan model jahilia yang hanya di jadikan penutup kepala saja dan bukan pula kerudung yang orang-orang awam menyebutkan bahwa itulah jilbab ) wallahu a’lam. Keputusanku ini memang hampir membuat geger kerabat-kerabat dekatku dikala itu. Perubahan yang sangat drastis lagi begitu singkat, seorang akhwat yang dulunya seorang penari dengan pakaian dan bertabarruj layaknya wanita-wanita kafir tiba-tiba dengan begitu singkatnya ia berubah menjadi seorang akhwat yang badannya terbungkus oleh kain jilbab berwarna gelap. Tak ada lagi hura-hura, omong kosong, shopping sana sini, dan tentunya membatasi diri dalam bergaul. Memilih hanya memiliki seorang teman tapi berahklak mulia dibanding memiliki banyak teman namun buruk kepirbadiannya. Wallahu musta’an. 

Alhamdulillah kini akupun telah berniqob, sungguh suatu kenikmatan yang tak terhingga.
Tentu saja perubahan yang aku alami ini tidaklah lepas dari do’a-do’a ummi yang senantiasa terpanjat dalam sholat-sholat malamnya. Betapa besar keinginanannya untuk melihat peberubah sang putri tercinta menjadi akhwat sholehah sebagaimana yang diharapkannya. Rintihan hati dan tangisan air matanya selama ini yang menanti perubahan sang putri akhirnya tergantikan sudah,, Tak ada lagi rintihan, tak ada lagi air mata, tak ada lagi dada yang sesak dikarenakan buruknya kepirbadian sang putri. Wallahu a’lam

Ummi,,,Semoga Alloh membalasmu tidak dengan harta dunia, tidak dengan jabatan, tidak dengan popularitas, dan tidak pula dari kesenangan-kesenangan dunia yang lain, namun semoga Alloh membalasmu dengan jannahNya yang penuh dengan kenikmatan serta mempertemukan kita kembali di kemudian hari dalam keadaan Dia ridho. Uhibbuki fillah yaa Ummi..... Jazakillahu khair

Read More..

About Me

Foto Saya
Akhwat's Note
Just an ordinary girl...
Lihat profil lengkapku