topbella

Kamis, 08 September 2011

There Are Always Choices In Life

Hidup ini ibarat lilin yang menunggu lilin itu mati..dengan segala aral yang melintang lilin itu mecoba untuk selalu bersinar dan tak akan meredup..sampai waktu itu tiba..
Kita tidak pernah tahu apa yang akan kita alami dalam kehidupan ini... Mungkin hari ini kita bahagia dengan semua yang kita miliki namun besok boleh jadi kita merasa menjadi orang yang paling hina dan merasa bahwa hidup ini tidaklah berarti lagi.....

Hidup ini membutuhkan perubahan dalam mencapai tujuan yang membuat kita mengerti tentang arti hidup yang begitu singkat.

Dalam menjalani hidup, kita tak akan terlepas dari yang namanya pilihan. Kita tidak pernah tahu. Ketika kita sudah memilih satu pilihan diantara beberapa pilihan, kita akan mulai melirik pilihan pilihan lain. Dan saat yang sama, kita tak dapat ke awal dan mengganti pilihan kita. Lalu disaat yang seperti ini, apakah yang harus kita lakukan???

Tak ada cara lain selain terus berjalan serta mencoba utuk menikmati pilihan kita. Yah, walaupun kemungkinan kita tak menyukainya dengan sepenuh hati, tapi harus. Selama dalam perjalanan menuju tujuan, kita pasti menemukan hal hal yang membuat kita tertawa, kadang membuat kita termenung, kadang menjadi sedih, bahkan tak jarang membuat kita menangis. Namun itulah hidup... secara tak sadar, semua itu akan menuntun kita ke arah kedewasaan. Tidak berguna menyesali pilihan yang sudah kita ambil. Yang harus kita lakukan adalah mengambil keputusan terbaik. Hidup ada di tangan kita sendiri, baik atau buruk hasil yang kita dapat, itulah resiko atas pilihan yang telah kita buat……..

Dan setelah sekian waktu kita tertawa, termenung, sedih dan bahkan menangis, kita akan sampai pada suatu titik dimana kita hanya akan dapat tersenyum sambil menarik nafas dalam dalam. Satu pilihan telah berhasil terlewati ! Namun hidup itu merupakan pilihan, terlepas dari satu pilihan, masih ada pilihan lain yang siap menunggu. Kita hanya perlu mengingat apakah yang telah kita alami dengan pilihan yang pertama. Dengan adanya pengalaman mengenai pilihan yang sebelumnya, kita akan lebih mudah untuk melangkah yang terpenting hilangkanlah keraguan. Mungkin satu hal yang perlu diingat bahwa masa depan itu tak selalu lebih baik dari masa lalu, namun persiapkanlah diri anda untuk menghadapi masa depan agar masa depan anda lebih baik dari masa lalu...


Jalanilah hidup dengan apa adanya....
Selalu menatap ke depan, buatlah hidup ini menjadi lebih berwarna.....


Wallahu a'lamu bish showaab
Read More..

Selasa, 06 September 2011

No Title

Bismillah...

Sebenarnya hari ini kepingin lanjutin My Lovely Family Part 2, berhubung besok ana sudah harus kembali berjuang dan meninggalkan dumay untuk yang kesekian kalinya.
Namun masih sulit rasanya merangkum the past sweet moment yang begitu banyak . Terlalu indah dan banyak hal menarik yang pernah terjadi. Ana jadi bingung harus mulai dari mana. So, kali ini ana cuman pengen pamitan aja soalnya setelah ini kayaknya bakalan kembali jadi manusia primitiv lagi. Tak ada hp, tak ada laptop, tak ada internet, tak ada dumay dan yang lebih tragis, tak ada akhwat's note ( untuk sementara waktu, insya Allah ). Oh ya, ana kepingin ngucapin jazaakumullahu khoir for someone karena udah membantu ana buat sedikit menjadi tidak serius lagi. Sampai bela-belain temanin ronda semalaman suntuk sampai mata merem-melek merem-melek. 'afwan juga karena pernah dikerjain sama spupu-spupu ana.
Pesan :
* tidur on time
* jangan suka ngeronda
* 'afwan, ana sebenarnya merasa bersalah. Mungkin itu yang terakhir kalinya

Baarokallahu fiik
~ ummu 'abdirrahman 'aisyah~
Read More..

Sabtu, 03 September 2011

My Lovely Family ( Part 1)

Bagi sebagian besar individu yang baru beranjak dewasa bahkan telah melewati usia dewasa, remaja adalah waktu yang paling berkesan dalam hidup. Kenangan saat remaja merupakan kenangan yang tidak mudah dilupakan, sebaik atau seburuk apapun itu.
Sementara banyak orangtua yang memiliki anak berusia remaja merasakan bahwa usia remaja adalah waktu yang sulit. Banyak konflik yang dihadapi oleh orangtua dan remaja itu sendiri. Banyak orangtua yang tetap menganggap anak remaja mereka masih perlu dilindungi dengan ketat sebab dimata orangtua, para anak remaja mereka masih belum siap menghadapi tantangan dunia orang dewasa. Demikianlah pula dengan kedua orang tua kami tercinta. Dalam masa-masa peralihan, rumah kami dipenuhi dengan segudang peraturan-peraturan sebagai bentuk penggemblengan dan pembentukan karakter.

Peraturan rumah bagi ana justru lebih berat jika dibanding peraturan ma’had. Jadi, jika teman-teman ma’had ngerasa kewalahan dengan peraturan asrama yang disiplin, bagi ana udah biasa^^. Kalau di rumah Jam 9 pm kami sudah harus masuk kamar. 1 orangpun gak ada yang boleh keluyuran di luar kamar. Jadi jam segitu sudah harus tidur, adapun jika gak tidur yah belajar, baca buku. Bagi abi, anak yang jarang terlihat dengan bukunya merupakan anak yang malas. Alhasil, kemana-mana kami harus membawa buku ataupun catatan-catatan kecil walaupun terkadang cuman pamer aja biar dibilang rajin sama abi, he.. Adapun tiap malam sebelum tidur kami harus melakukan tes. Nah, tesnya itu merupakan tes yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada kami berdasarkan isi buku yang telah kami baca sehingga ketahuan deh siapa yang benar-benar belajar dengan yang cuman sekedar memegang buku. Keluarga kami pun punya standar nilai terutama untuk nilai raport pada akhir semester. Angka 10 merupakan angka luar biasa ( nilai 10 diraport ana belum pernah. Adapun diantara kami yang berhasil meraih angka sepuluh di raport hanyalah adik), angka 9 baik, angka 8 lumayan, kalau angka 7 ??? Jangan ditanya !! Ini angka aib, pemiliknya gak bakalan dikasi makan, hehehe. Inget banget dulu saudari sepupu ana angkanya menurun padahal angkanya gak jauh beda sama yang juara umum dan pernah dapat angka 7 malah dapat iqob (sanksi). Kalau ana beda lagi, dulu sempat nangis sampai mata bengkak kanyak habis digigit tawon gara-gara di raport terdapat angka 7. Huft,, malunya ana saat itu. Yah jujur saja, sebenarnya salah satu yang melatar-belakangi ana berubah dan mulai ikut kajian itu yah karena ana dapat angka 7 itu,, hehe aneh kan? Yah tapi begitulah kenyataannya, kami bagai seseorang yang terpuruk apabila mendapat nilai ini. Justru sekarang ana jadi bersyukur juga dulu sempat dapat angka 7, hehe. Begitulah keluarga kami, budaya disiplin benar-benar ditegakkan. Begitu pula belajar. Sampai-smpai adik ana itu sekarang jadi kutu buku. Gak suka keluar, dan paling suka berdua ria dengan buku-bukunya.

Di rumah, adab-adab benar-benar ditekankan. Mulai cara makan, cara berjalan dan duduk yang baik, cara berinteraksi dengan yang lebih tua, muda maupun yang sebaya hingga cara buang hajatpun harus penuh etika. Contohnya, ‘afwan yah kalau anak cewek itu pipisnya terkadang bunyi, nah ummi ngasi tips agar gak bunyi, dan percikannya tidak menyebar kemana-mana terutama apabila sedang dirundung kebelet pipis. hahaha.. ada-ada aja kan?? Cara timbah air dengan menggunakan gayungpun ada adabnya. Halah !!! Kebetulan kamar mandi tengah gak pake shower tapi menggunakan bak dan gayung. Beberapa kali ana sempat ditegur saat menimbah air. Kata ummi gak musti bunyinya menyebar kemana-mana apalagi bila sampai mengggema di sudut ruangan. Namun lagi-lagi ummi benar, semua ada triknya tergantung kita saja sejauh mana pandai mensiasatinya. Prinsip ummi sih jangan pernah mau dikalah dengan benda mati !!

Berkaitan masalah adab, ana sempat diberikan kursus kilat berbicara oleh ummi. Kata beliau sih masih ada beberapa huruf yang terdengar kurang jelas jika ana bericara, tempo, pemilihan kata dan lain-lain semua tak luput dari kritikan ummi. Hingga gerakan bibirpun harus diperhatikan ( hehe kalau yang ini bukan ana). Kalau ngomong itu bibirnya biasa aja gak usah dimain-mainin ! Lha, maksudnya?? Jadi gini, tak jarang banyak gadis-gadis remaja yang berbicara dengan memainkan bibir mereka misal : sedikit memonyongkan ataupun menggigit bibir bawah entah apakah itu karena lagi tren dan mencari perhatian terutama dihadapan kaum adam ataukah emang dari sononya, wallahu a’lam. Intinya tetap jaga adab dan kesederhanaan itu indah. Sebab kesederhanaan yang disertai akhlak yang baik itu akan membawa kita pada titik keanggunan.

Mungkin bagi sebagian orang ini berlebihan, namun inilah cara mendidik kedua orang tua kami dalam memperbaiki adab-adab kami yang benar-benar dapat kami tuai hasilnya tatkala kami tumbuh semakin dewasa. Awalnya jenuh juga jika harus menerima teguran namun kami dilatih untuk senang dengan kritikan dan juga saran dari orang lain, sebab dari kritikan dan saran itulah kita dapat berbenah diri dalam menjadi pribadi yang lebih baik. Jika dalam lingkungan keluarga kita pantang memberi maupun menerima kritikan, maka kapan kesalahan itu akan berubah menjadi kebaikan? Sebab orang luar akan merasa tidak enak hati ataupun sungkan apabila menegur keburukan kita. Akhrinya apa ?? kita harus terus berada dalam keburukan yang kita sendiri tak menyadarinya. Maka dari itu, berterima kasihlah kepada oran-orang yang mau memberikan kritik ataupun saran kepadamu !

Yah, kami memang sangat banyak belajar dalam lingkungan keluarga khususnya ana pribadi. Namun bukan berarti kondisi keluarga ana begitu formal dan dingin ! Sungguh salah besar ! Justru abi merupakan seorang yang humoris begitu pula kakak dan adik ana. Kalau ummi dan ana sendiri orangnya rada serius dan lebih suka diam. Yah lagi-lagi perbedaan inilah yang menghiasi karakter kami hingga kamipun dapat saling melengkapi ditengah-tengah kekurangan masing-masing. Kata ummi, silahkanlah main sesuka kalian namun tetap menjaga adab !

Jadi teringat saat-saat ketika aku letih belajar ataupun mengerjakan tugas rumah, abi – rahimahullah – datang menghiburku, memelukku dan membelai lembut rambutku sambil sesekali membawa cemilan di kamar hingga beliau tak membiarkan kamarku kosong dengan cemilan. Terkadang terlihat aneh, ana yang mulai beranjak dewasa masi suka bermanja-manja ria dengan kedua orang tua, namun disitulah yang menunjukkah betapa hangatnya keluarga yang aku berada di dalamnya. Saat hujan turun, maka kami akan berbondong-bondong tidur di kamar ummi dengan disertai candaan-candaan yang sering kali akulah menjadi objeknya. Yah, habis mau gimana lagi, ana gak begitu pandai bercanda dan rada serius. Sungguh suasana rumah begitu indah apalagi ditambah dengan saudari-saudari sepupu ana yang turut bergabung menjadi anggota rumah. Itulah mengapa kami sering dijuluki anak rumahan. Habis mau kemana lagi jika rumah terasa begitu nyaman? Ana terkadang heran dengan orang yang kurang suka berada di rumah dan lebih suka berkumpul dengan rekan-rekannya dibanding dengan berkumpul bersama keluarganya.

Terkadang saat melihat anak-anak di ma’had yang terlahir dalam lingkungan salafy mata ini sempat meneteskan air mata, sungguh betapa beruntungnya mereka. Berkesempatan menimbah ilmu akhirat sejak usia yang sangat dini dilingkungan ahlus sunnah. Namun lagi-lagi ada sesuatu yang menguatkanku serta menjadi sumber motivasiku. Yakni aku terlahir dalam lingkungan keluarga yang hangat dan penuh dengan adab serta kedisiplinan. Keluargaku mengajariku banyak hal yang belum dan sangat sulit aku temukan di luar sana bahkan lingkungan ma’had sekalipun. Sungguh betapa pentingnya perkara adab dan akhlak. Banyak orang berilmu, menghafal qur’an, matan-matan hadits dan berada dilingkungan agamis namun sanyang akhlak serta adabnya tak mampu menyeimbangi ketinggian ilmunya. Rasa empati terhadap orang lain terlihat tak selaras dengan hadits-hadits mengenai perkara adab dan akhlak yang telah ia hafalkan dengan fasih terutama bagi yang menyandang status tholibul ‘ilm, tak jarang cara berbicaranyapun masih kurang sopan bahkan kepada anak mereka ecap kali keluar kata-kata kasar. Dan yang anehnya, mengapa terhadap orang lain kita begitu lemah-lembut sedangkan kepada keluarga sendiri kita terlihat begitu sangar dan kasar?? Ataukah ini yang dimaksud dalam ayat Allah bahwa mereka berilmu namun ilmu tersebut tak sanggup meresap hingga ke hati-hati mereka ?? Wallahu a’lam, ‘afwan ana tidak bermaksud untuk menjudge( menghakimi) orang lain ! Malainkan hanya sekedar menunjukkan keprihatinan. Semoga aku, anda dan keluarga kita terlindungi dari akhlak yang kurang baik dan buruk. Amiin
Read More..

Jumat, 02 September 2011

Bangkitlah Wahai Saudariku... { Inni Uhibbuki Fillah }

Seringkali kita perlu menangis agar kita dapat memahami bahwa hidup ini bukan sekedar untuk tertawa....
Terkadang pula kita perlu tertawa agar dapat memahami betapa mahalnya nilai air mata..

Saudariku, jika saat ini engkau merasakan betapa gelapnya disekelilingmu, maka tidakkah engkau curiga bahwa engkau merupakan penerang bagi mereka??
Jadilah berlian ditengah-tengah kotoran, sebab berlian ditengah-tengah berlian merupakan hal biasa. Namun berlian ditengah-tengah kotoran merupakan hal yang luar biasa.

Tinggalkanlah segala keluh dan mulailah bersinar...
Adapun jika engkau masih merasa sulit untuk itu, tetaplah tersenyum dan janganlah bersedih sebab setidaknya engkau telah mampu untuk menjadi penerang bagi dirimu sendiri. Yakinlah bahwa qaddarullah itu indah dan akan indah pada waktunya. Ujian yang menerpamu tidaklah lain merupakan ujian yang hendak membuktikan seberapa besarkah kesungguhanmu dalam menghadapinya. Jika engkau bersungguh-sungguh maka engkau tak akan berputus asa dan Allah pasti akan mendatangkan pertolonganNya. Yakinlah janji Allah itu haq.

Bukankah dalam setiap kesulitan ada kemudahan?? Maka kokohkanlah langkahmu. Sungguh kita tak pernah tahu ada apa dibalik skenario ini, namun yang harus kita yakini ialah bahwa selalu ada pelajaran dan hikmah pada setiap episode kehidupan kita. Simaklah untaian kata berikut....

Orang yang beriman selalu punya cara tersendiri untuk menata hatinya,
Meski berlawanan dengan apa yang ia terima dalam kehidupan.
Saat mendapat musibah, air matanya mungkin menetes, namun hatinya terilhami untuk meyakini bahwa apa yang diberikan Allah padanya pastilah yang terbaik baginya.
Fisiknya mungkin lelah, pikirnya mungkin penat, namun tidak dengan hatinya yang terus yakin bahwa apabila ia sedang diuji oleh Allah itu adalah tanda bahwa Allah masih sayang kepadanya.


Apakah engkau masih ingat kata-kata indah itu?? Seuntaian kata motivasi yang pernah engkau kirim 2 tahun lalu tatkala diri ini sedang dirundung gelisah dan sedih. Pesan singkat yang 2 tahun lalu engkau kirim itu masih tersimpan rapi dalam pesan tersimpan phone seluler yang aku gunakan. 
 
Aku merindukan sosokmu yang dulu...
Engkau yang memandang bahwa dunia ini hanyalah sebuah tempat persinggahan semata, engkau yang begitu istiqomah dengan hijabmu, engkau yang selalu merindukan kampung halaman kita, engkau yang lemah-lembut dan menjaga adab, engkau yang pantang untuk ikhtilat, engkau yang pemalu tatkala berhadapan ataupun berbicara dengan seorang ikhwan, dimanakah sosokmu yang dulu?? Sosokmu yang aku kenal 2 tahun lalu.

Sadar atau tidak, namun ketehuilah bahwa apa yang menimpamu saat ini merupakan akibat dari pilihan yang engkau putuskan dimasa lalu. Sedih, keterpurukan, kegelisahan hingga bahagiamu hari ini merupakan pilihan yang telah engkau ambil. Namun bukan berarti kita selamanya harus berdiam dalam keterjatuhan ! Masih ada pilihan yang tersedia dan akan selalu ada pilihan dalam hidup. Tergantung kita, apakah ingin bangkit dari keterjatuhan tersebut ataukah hanya meratapi diri dalam kemalangan. Tak ada kata terlambat, mulailah untuk bangkit dan jadilah muslimah yang bijak dalam menentukan pilihan.

Wahai saudariku, tersenyumlah ! Di sana ada Dzat yang sangat menyayangi dan mengabulkan permintaanmu. Berdo'alah padaNya. Dia selalu ada tatkala orang yang kau harapkan kehadirannya pergi meninggalkanmu. Dialah Dzat yang sangat menyayangimu tatkala orang yang engkau harapkan kasih sayang dan perhatiannya berpaling darimu. Sungguh Dia Maha Berterima Kasih dengan sedikit saja dari ketaatan yang engkau lakukan ditengah-tengah tumpukan maksiat yang hampir saja menjatuhimu.

Kini, biarkan aku membantumu mengumpulkan serpihan-serpihan semangat yang dulu ada... Izinkanlah aku menjadi penopang dalam keterjatuhanmu... Sambutlah uluran tanganku yaa ukhty fillah...

Marilah kembali berjalan bersama di atas al haq menuju kampung halaman tercint...
Read More..

Senin, 29 Agustus 2011

Haa? Habis Diculik ???

Kalau judulnya habis diculik, lebay kali y?? Tapi ana belum nemu judul yang pas buat postingan kali ini *confused mode on*

Jadi ceritanya gini, semalam ¤eh maksud ana 2 malam yang lalu, atau 3 malam yang lalu, atau 4 malam yang lalu¤ hmm,, well.. Entahlah ana lupa berapa malam yang lalu. Malam itu lagi-lagi ana ditinggal sendiri di rumah. Semua orang rumah pada ke mesjid. Ana g tau kalau saat itu ana telah ditinggal sendiri di rumah, karena memang selepas shalat maghrib ana telah tergeletak tak sadarkan diri alias telah tertidur pulas. Yah, soalnya ngantug banget maklum lah y sebagai anak sholehah~ amiin ~ ana kan kerja mulu. Bantu ummi buat nyapu, ngepel, nyetrika, masak, temenin anak tetangga main,muroja'ah qur'an, hadits, fiqh, hmm apa lagi y??? Yah pokoknya jadwal ana padat lah * sok sibuk mode on *

Tau-taunya paman dan tante ana datang ke rumah dengan kondisi rumah yang g dikunci. Pas masuk ke rumah, rumah terlihat berantakan, ga ada satu makhlukpun yang terlihat, dan parahnya lagi, pintu-pintu kamar terbuka termaksud kamar ummi. Ketika dibuka, tas berhamburan, kamar g rapi. Ruang bawahpun kosong. Semua tempat kosong! Temaksud kamar ana * katanya *, soalnya pas di buka g ada orangnya juga. 

Gawat !! 

Paman dan tante makin panik. Rumah kosong dan berantakan g seperti biasa, ana juga g ada g seperti biasanya yang selalu setia menjadi penunggu rumah. Tanpa BaBiBu, paman dan tante langsung menuju ke rumah bibi ana yang lokasinya g gitu jauh. Dengan ekspresi yang begitu panik, mereka cerita kalau dirumah sangat berantakan dan tidak ada satu makhlukpun di dalamnya. Akhirnya orang-orang pada panik,semua pada panik. Bibi ana yang orangnya emang * titik titik* mulai berpikir macam-macam. Ummi mulai dihubungi, tapi sayang g dijawab, hp ana g aktiv. Suasana makin panas, semua pada mikir macam-macam. Saat itu jiwa ngawur bibi mulai kembali mencuat kepermukaan, dengan segenap kepanikan yang ada, dengan dialeg khas sultra (muna) bibi cetus berkata " haduh,, dimana mi itu mereka?? Dimanami anakku?? Matimi anakku sudah diculiiiiik !! Bagamanami kasian gayanya waktu di angkat sama penculik??? "

Walah ! Gubrag !!! 

Akhirnya spupu ana segera menelfon kakak yang sedang berada di mesjid. Dengan penuh kepanikan, ia menyuruh kakak agar segera pulang. Tanpa BaBiBu, kakak segera pulang dengan panik dan shok. Gimana g shok coba, adik manisnya g ada di rumah trus rumah berantakan, kan ga biasa bangeet ! Mana ditambah lagi dengan kondisi orang-orang yang pada panik. Sesampainya di rumah, dengan nafas yang tersengal-sengal kakak segera membuka pintu kamarku dan menyalakan lampu. Ternyata eh ternyata ana lagi tertidur pulas. Saat dibangunin, dengan tanpa mengetahui apa yang telah terjadi, ana malah bergumam khas ala orang yang dibangunkan saat sedang tertidur pulas "huuaammm". Hadah ! Untung saja darah tinggi kakak g naik, jadi ana g kena semprot,hihi.

Entahlah mengapa sejak pulang ma'had ana tiba-tiba berubah menjadi putri tidur, pengennya tidur mulu. Sampai-sampai ana betah tidur 15 jam,he * stttt *
Tapi salah mereka juga kan y?? Syapa suruh pintunya kagak dikonci?! Trus, sebelum pergi ana g dibangunin?? * emang udah biasa sih mereka pergi g bangunin ana, soalnya ana tidur mulu * he...

Jadi gini sebenarnya ana itu g dilihat karna make pakaian serba hitam,nah trus kamar ana basicnya gelap dan ditambah ruangan kamar yang gelap gulita karena lampu g dinyalain jadi ana g kelihatan deh. Nah, KENA DEH !!
Jadi bukan ana yang salah kan??


>> Bagi yang susah tidur, pusing-pusing karena tak cukup tidur, insomnia maupun penyakit lain yang berhubungan dengan kurang ataupun susah tidur, tafadhdhol hubungi email ana. Ntar biar ana yang gantiin buat tidur. Tenang aja! Ana 15 jam pun sanggup koq ! Hehe
Read More..

Rabu, 17 Agustus 2011

Kemarin Pake Burdah Dibilang Jalan Mundur,, Sekarang Dibilang Mirip Barbie ???

Sebenarnya ini bukan yang pertama kalinya sih ana dibilang jalan mundur saat mengenakan purdah. Tapi, kalau dibilang Barbie saat berpurdah ??? Hmmm ^_^

Saat itu kami sekeluarga sedang bersilaturrahim ke rumah paman. Sewaktu ana sedang jalan menuju mobil ketika hendak pulang, keponakan tante ana berkata dengan nada kaget dan mimik yang terheran-heran ia berkata kepada saudara spupu ana " Kenapa ada orang yang jalan mundur? Itu siapa pake hitam-hitam? Kayak setan ! "
Mendengar hal itu, saudara sepupu ana ketawa kegelian sambil memberitahukan bahwa itu aku ( note: saudara spupu ana sudah terbiasa dan mengerti dengan wanita berpurdah). Sesampainya dirumah, orang-orang serumah pada ketawa ngakak. Yah gapapalah itung-itung bonus romadhon, kan orang sabar disayang....( titik titik)

Well, next...
Keesokan harinya selepas pulang ta'lim ana datang berkunjung ke rumah paman dan kembali bertemu dengan ponakan tante yang kemarin. Karena g ada ikhwan dan kondisi aman, maka ana membuka purdah seraya tersenyum dan menyapanya dengan ramah. Awalnya ia sempat kaget, namun setelah pudah ana terbuka sepupunya sepupuku *tes IQ* malah cetus berkata " wah, ternyata kakak aslinya kayak Barbie "
Hadah.. Gubrag ! Kemarin dikatain jalan mundur kayak setan ( emang ada setan yang jalan mundur y??) sekarang malah dikatain mirip Barbie. Ah, ada-ada aja. Lagi gombal kali ye??

But, lucu juga lihat orang-orang awwam shock saat bertemu akhwat berpurdah. Namun jangan sampai kita menjadi minder ataupun down tatkala mendengar ocehan mereka. Kita yang telah diberi ilmu dan kemudahan untuk mengamalkannya justru kudu sabar dalam menyikapinya. Yah, mungkin karena itu merupakan first time bagi mereka. Nah, karena mereka g biasa maka harus dibiasakan. Kalau bukan kita yang memulai saat ini, maka kapan akan membudaya dan menjadi biasa?? Dulu, cadar angker banget. Sekarang, biasa aja tuh * kacamata orang awwam*

Jadi teringat seorang ummahat yang merasa kurang PD ( baca: percaya diri) bahkan minder dengan cadarnya. Alhasil, tau kalau disamping rumah ada mesjidpun tidak. Jangankan tau mesjid, meluangkan sedikit waktu untuk bersilaturrahim ke tetangga samping rumahpun tidak. Alasan beliau sih karena malu dan belum siap. Lha, jika terus belum siap, maka kapan siapnya?? Bukankah hidup ini merupakan pilihan? Dan bukankah kita bercadar ataupun berpurdah merupakan pilihan kita sendiri?? Maka kita harus siap dengan segala konsekwensinya. Jika kita saja tidak yakin dengan apa yang kita jalani, bagaimana kita dapat membuat orang lain yakin?? Intinya, hidup ini misteri. Kita tidak selamanya dapat selalu berada dalam lingkungan yang mengerti agama. Kondisi dunia luar yang keras mengharuskan kita untuk berinteraksi dengan orang awwam serta memahami kondisi mereka. Lalu, apakah kita harus menyikapinya dengan mencueki mereka? Atau tak perduli dengan tetangga karena mereka awwam? Atau mengurung diri dikamar saat paman,tante atau kelurga datang karena belum siap menghadapi mereka ???
Hmm,, intinya jangan sampai kita mengabaikan hak-hak orang lain dikarenakan keegoisan ataupun ketidak tahuan kita. Sebab keluarga (dekat ataupun jauh), tetangga dan orang disekitar kitapun memiliki hak atas diri kita yang wajib kita tunaikan terhadap mereka.


Lastly...
>> Jangan sampai kita justru membuat fitnah bagi diri kita sendiri

Sekian dan terimah kasih. Baarokallahu fiikunna ^_^

>> ITU TADI CERITAKU,, CERITAMU???
Read More..

Selasa, 16 Agustus 2011

Belajar Bersyukur

Kita tidak mesti harus memiliki apa yang kita cintai...
Namun kita cukup mencintai apa yang telah kita miliki
Read More..

If U Falling in Love

Kata Ibu....

" Jika engkau sedang jatuh cinta, maka jahuilah orang yang telah membuatmu jatuh cinta sejauh-jauhnya. Buatlah benteng yang tinggi nan kokoh agar ia tak dapat mengetahui perasaanmu yang sesungguhnya kepadanya. Maka janganlah mendekati orang yang telah membuatmu jatuh cinta ! Ambillah tabir yang paling gelap dan tebal agar ia tak dapat menjerumuskanmu ke dalam lembah kemaksiatan. "

Sebuah nasehat bagi siapa saja yang sedang terjatuh kedalam apa yang tidak patut baginya. Sebagai pengingat bahwa fitnah itu menyambar siapa saja yang sedang lemah. Dan semoga bermanfa'at bagi siapa saja yang sedang terhanyut dalam jalinan dan ikatan yang terlarang...
Read More..

Minggu, 14 Agustus 2011

Hidup Anda Merupakan pilihan

Hidup akan selalu menjatuhkan kita. Dalam menjalani hidup, kita pasti akan selalu terjatuh. Namun, kita masih selalu memiliki pilihan. Tergantung kita, apakah ingin bangkit dari keterjatuhan tersebut ataukah tidak
Read More..

Kamis, 11 Agustus 2011

Babak Baru Dari Sebuah Pilihan

Setiap lembaran berikutnya dalam hidup ini merupakan misteri. Saat ini kita demikian, esok bisa jadi justru sebaliknya. Maka berhati-hatilah dalam melangkah. Sebab langkah pada hari ini turut mempengaruhi baik buruknya langkah yang harus ditempuh pada hari esok. Kini aku mulai tersadar, bahwa inilah dampak dari langkah yang telah ditempuh pada lembaran lalu dan bahwa kinilah saatnya menjalani skenario hidup yang sesungguhnya.
Begitu banyak pilihan untuk menetapkan arah langkah yang harus ditempuh. Namun tak akan sulit jika sang pemilih memiliki kerjenihan berpikir dan qalb yang sehat. Akan tetapi jika kejernihan itu telah terkotori dan bahkan tidak ada lagi, maka pilihan sederhanapun akan menjadi dilema yang berkepanjangan. Tak ada yang dapat disalahkan selain diri sendiri. Namun bukan berarti kita kalah. Justru saat itulah ajang pembuktian dimulai. Pembuktian bahwa kita dapat bangkit dari keterpurukan. Pembuktian bahwa kita dapat bertanggung jawab akan langkah yang telah kita pilih pada lembaran lalu. Pembuktian bahwa kita akan menjadi pribadi yang jauh lebih baik dari pilihan itu,, hingga kita tersadar bahwa betapa bermaknanya sebuah PILIHAN ***

Lalu, inikah khimaks pada skenario yang telah tertulis pada kitab yang mulia ??? Dan akhir dari akibat pilihan yang telah diputuskan pada masa lalu???

Wallahu ta'ala a'lamu bish showaab

***

Dalam hidup pasti akan selalu ada pilihan. Dan berhati-hatilah dengan pilihan, sebab bisa saja ia menjadi sebuah jebakan yang dapat menunjukkan betapa kejamnya dunia.

Read More..

Senin, 08 Agustus 2011

Memories and The 2 Sisters

Teringat Memories and the 2 Sisters. 2 akhwat yang unik, lucu, kadang nyeleneh tapi rame ^^. Yang satu feminim, kelewat hemat, sangat peka, suka IPA, ga pandai melucu 'n' perhitungan minta ampuun. Kalo yang satunya lagi tomboy, boros, masa bodoh, anak IPS sejati (hobinya mendebat orang ^^), rame+humoris abis. Nah kalo yang dua ini udah ngumpul, bawaannya rumah rada heboh, hehe.. Gimana ga heboh coba, keduanya memiliki sifat yang kontras dan tidak mau mengalah.

Kalo udah gayak gini, ujung-ujungnya larinya ke ana. Habis yang feminim yang curhat, eh yang tomboy datang juga buat curhat. Kepala ana kadang puyeng dengar aduhan mereka yang hampir setiap hari. Yang parah kalau disertai tangisan ! weleh weleh ujung-ujungnya justru ana yang pengen nangis saking setres dengar mereka berantam mulu tiap hari. Tapi bukan berarti mereka tidak saling menyayangi ! buktinya waktu libur ramadhan saat pulang ke rumah masing-masing, sebulan ana justru dicuekin padahal mereka itu akrabnya sama ana. Berminggu-minggu nunggu salah seorang dari mereka nelfon, eh ternyata ana g ditelfon k'rna mereka tiap hari asik telfonan berdua. ehm.. benar juga kata pepatah “ jauh di mata dekat di hati ”, ternyata marahan dikala dekat, kangenan dikala jauh.hehe

Dulunya mereka awwam, alhamduulillah -biidznillah- setelah tinggal bersama dan ngumpul di rumah sedikit demi sedikit mau menerima syari'at dan mau berhijab.


Masa-Masa Sekolah Dulu


Alhamdulillah walaupun sekolah Negeri, tapi jilbab panjang dibolehkan bagi seorang muslimah. Malah rata-rata yang berjilbab panjang itu jilbabnya sampai betis atau bawah telapak tangan. Tapi lucunya saudari manisku yang tomboy itu unik...hehehe. gimana ga unik coba,, rok panjangnya g sengaja kejahit kependekan sampai di atas mata kaki (kayak ikhwah gitu), trus diakan tomboy, yah jadi ga bisa gaya feminim lah ya so, makenya tas ransel, sepatunya yang model boot, kaoskakinya kaoskaki catur, wah jalannya cowok abizzz ^^. Saking sebelnya yang feminim lihat yang tomboy, hampir tiap hari setiap perjalanan pulang pasti keduannya adu mulut di jalan,,hmm ana yah cuma geleng kepala aja habis mau gimana lagi. Tapi untungnya, mereka rada hormat dan mendengar jika ana tegur. Asiknya lagi, kita semua seangkatan trus kelasnya beda-beda. Mulai dari kelas unggulan,biasa sampe luar biasa "nakalnya" ^_^. Qadarullah yang tomboy dapat kelas anak-anak 'heng' jadi makin nyeleneh kalo tiba dirumah. hmm yang satu ini temannya laki-laki semua... bayangin akhwat jilbab gede terlihat main sama anak laki-laki trus pake panggilan fren or bro-bro gitulah....  ampuuun daaaaah ^_____^


Tatkala Di Jalan


Hmm ini yang terkadang buat ana hampir pengen nangis kalo jalan sama mereka. Dua-duanya Falentino Rossa,, sampe kalo dibonceng peke motor serasa hijab ana pengen copot saking kencangnya,,wuduh gawat ! Kebetulan ana itu kemana-mana pasti di antar dan keseringan yang antar itu yah mereka.

Tatkala Di Rumah

Wah kalau di rumah, semua aslinya pada keluar. Suatu subuh pas baru bangun tidur tiba-tiba ana dikejutkan oleh si tomboi. Dengan raut wajah cerah dan ceria ia berkata bahwa semalam ada keajadian menajubkan. Tau tidak kejadian menggembirakan sampe membuat mereka itu ga tidur dan berseri-seri semalamam?????? Ternyata eh ternyata mereka riang gembira hanya karena kebetulan malam itu mereka akur, saking senangnya si tomboi ngajak begadang semalaman buat curhat,,, yassalaaaaaam #_#

Kisah yang tak kalah nyeleneh lagi, saat lagi ngumpul di dapur tiba-tiba yang feminim kepanikan karena kehilangan uang. Saking gelisahnya mondar-manir nyari uang, semua jadi ikut nyari. Yang anehnya, ditanya uangnya berapa yang hilang dia malah sibuk sendiri. Ga taunya uangnya keselip disamping gumbang. Huft,,,legah rasanya, tapi yang tomboi lagi boros malah ngomong “ berapakah uang ta yang hilang????” eh yang feminim dengan menjulurkan tangannya yang memegang uang 200 rupiah berkata, “kalau tidak ada ini, tidak jadi uang 100 ribu”. Hehe gubrag!! Ternyata si feminim kepanikan karena uang 200 rupiahnya hilang ??! Lagian emang benar juga kalau uang recehan dikumpulkan bisa jadi banyak juga ^_^. Jadi ingat kalau belanja bareng nyarinya paket hemat plus-plus saking kuatnya menawar penjualnya sampe stres sendiri^^.



Keramehan mereka sehari-hari justru membuat rumah makin berwarna dan menyenangkan, yah walaupun terkadang harus ekstra sabar. Suka dukanya justru malah buat hati tertawa. Terkadang pengen marah lihat tingkah mereka, tapi kadang juga buat tertawa walaupun jiwa itu sebenarnya pengen nangis. Tapi tak ada hal yang indah selain kebersamaan dan kesabaran dalam membimbing mereka kepada al haq. 1 tahun begitu singkat, tapi setidaknya dengan mengumpulkan mereka di rumah, dakwah salaf sudah dapat masuk ke hati-hati mereka, wallahu a’lam. Semoga yang sedikit itu dapat bartahan dalam hati 2 saudari spupuku.

Teruntuk Ke2 Saudariku

Kenangan yang lalu tak akan terulang lagi. Semuanya hanyalah bumbu dari masa belia. Kangen saat ana dijadiin tempat curhat, saat tidak ada lagi privasi diantara kira, saat sepiring bertiga, saat ana dipanggil 'k'yin' , saat kita bersempit-sempit ria dalam 1 tempat tidur, saat tiap sore nemanin anak-anak tetangga main di halaman depan rumah, saat ana sering diganggu jawa, kangen juga saat ana jadi imam eh, ga taunya dibelakang ada makmumnya yang sholat sambil nyandar di tempok lantaran ayatnya kepanjangan ^____^

Hmmm, kejadian-kejadian unik dan lucu yang terjadi di rumah dulu terlalu banyak buat diremaind kembali. Tulisan ini hanya sekedar meremaind aja saat-saat kita di Raha dulu. ‘Afwan tidak ada maksud apapun selain buat penghibur dan biar kita ga lupa akan kebersamaan yang dulu. ^^
 
Semoga kita dapat terus istiqomah dan tsabit di atas al haq. Beberapa hikmah yang dapat kita ambil, bahwa sesuatu yang semakin disukai itu semakin cepat perginya dan bahwa tidak ada kebersamaan yang abadi di dunia malainkan akan ada perpisahan. wallahu a'lam


          
Hidup adalah samudera ilmu tiada bertepi, 
samudera hikmah tiada terputus
Apapun kebaikan yang bisa kita lakukan semasa hidup, 
semoga bisa menciptakan suasana indah saat kepulangan kita nanti...

Selalu ada pengalaman pahit untuk di jadikan pelajaran. 
Sebagaimana selalu ada pengalaman manis 
untuk dijadikan penyemangat perjalanan.

Raha...
Mar 30, '11 4:42 am
Read More..

Sabtu, 06 Agustus 2011

My Brother

Gajah banggain belalai,,
Prof banggain otak,,
Model banggain tampang,,
Bos banggain duit,,

Hmmmm

Aku banggain apa???

Tenagaku kalah ma gajah....
Otakku kaLah ma prof......
Tampang kalah ma model..
Duit kalah ma bos...

So??? Hmmm

Tapi ada yang bisa aku banggain,,,
yaitu:


kakak...


Gajah g punya saudara ikhwah sepertiku....
Kakak juga Lebih berharga dari duit segudang....
Walau adik ga secantik modeL,
kakak tetap mau menerima aku apa adanya sebagai adik...
Aku punya kakak yang selalu mengajarkanku banyak haL yang tidak bisa diajarkan oleh prof...
Kakakku....

Uhibbuka fillah

(www.lebay.com)
hehe ~smile~
Read More..

Antara Aku dan Pemilik Hatiku

Jika saat ini engkau bertanya mengapa aku tidak bersedih??

Maka jawabannya, mengapa aku harus bersedih jika keridhoanNya adalah harapanku?????
Mengapa harus bersedih jika yakin bahwa perjuangan akan berbuah manis ?????
Dan jikalau aku bersedih, apakah aku patut menampakkannya dihadapanmu terlebih lagi dihadapannya ????
Apa yang aku rasakan, janganlah mempertanyakannya lagi !! Cukup aku dan pemilik hatiku yang mengetahuinya. Sebab aku yakin semua akan indah pada waktunya, bi idznillah.

Aku tersenyum bukan berarti tak ada masalah, namun semoga saja senyuman ini dapat sedikit melegahkan hatiku. Tidaklah semua apa yang kita rasakan harus ditampakkan. Itulah yang terbaik agar ia merasa damai disisiku saat ini dan selamanya. Menghiburnya dengan raut wajah keceriaan.. Tidak dengan tangisan !

Maafkan aku, jangan bertanya lagi ! Sekali lagi cukup aku dan Sang Pemilik hatiku yang mengetahui. Yang jelas, inilah caraku untuk membahagiakannya walaupun tidak dengan impiannya yang sesaat namun dengan kebahagiaan abadi hingga beliau dapat tersenyum bangga karena telah melahirkanku di dunia ini.
Wallohu ta'ala a'lam

Sep 29, '10 6:53 AM
Read More..

Jalan Panjangku Meniti JalanMu Part 2

Tentulah semua yang kuraih karena Alloh Subhanahu Wa Ta'ala. Begitu singkat rasanya namun sangat memberikanku pelajaran. Tak ada rasa cukup bagiku, karena masih sangat banyak ilmu yang harus ku timbah. Mulailah kubaca buku-buku bermanhaj salaf, serta mengikuti majelis-majelis ilmu yang ada di kotaku. Begitu tentram rasanya, jiwapun terasa sejuk. ” Inikah yang dinamakan dengan ke khusukhan?? ” Pikirku dikala itu. Akhirnya aku merasakan juga kebahagiaan yang selama ini kucari, perasaan nyaman, tentram dan tentunya rasa bahagia. Ku tau, tak akan banyak orang yang dapat merasakannya.

Sesekali aku merasa ibah pada sahabat-sahabatku dulu. Mengatakan bahwa mereka telah bahagia, padahal pada hakikattnya belumlah mereka mengenal hakikat kebahagaan yang sesungguhnya. Bahagia dan senang memiliki maknah yang jauh berbeda. Orang yang merasa senang, belum tentu ia bahagia, namun orang yang bahagia pastilah ia akan merasa senang dengan kebahagiaannya tersebut. Sedangkan kebahagiaan tidaklah diperoleh bagi pelaku-pelaku maksiat yang jauh dari Robbnya, sebab kebahagiaan itu sangatlah erat hubungannya dengan spritual seseorang. Hubungan antara seorang hamba dengan Tuhannya. Wallahu Ta’ala A’lam Bish Showab.

Memang benar, ” Tidaklah ada hidup ini kecuali disertai cobaan ”. Begitu merasa mencintai oran-orang di kajianku, menyayangi mereka karena Alloh, tak ingin rasanya diri ini berpisah dari mereka yang banyak membangkitkat semangatku dalam tholabul ’ilmi. Ku yakini saat itu, bahwa merekalah pejuang-pejuang Alloh yang akan membantuku. Namun, beberapa bulan lamanya mengikuti kajian itu, ada banyak hal yang menggangu pikiranku. Entahlah.. tapi aku tak memperdulikannya. Selain mengikuti kajian mereka, aku juga aktif mengikuti kajian-kajian di internet. 

Alhamdulillah lagi-lagi Alloh yang Maha Baik memberiku kemudahan dengan melengkapi hidupku dengan banyak fasilitas dalam menuntut ilmu. Sehingga, di rumah aku dapat mengakses dan mendownload kajan-kajian ahlus sunnah wal jama’ah. Hingga suatu saat, ku dengarkan kajian mengenai Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dan Kemurnian Dakwah As-Salafush Sholih. Sangat jauh beda dengan kajian yang aku ikuti di kotaku. Bingung, pusing, rasanya campur aduk. Tapi aku coba untuk tidak memperdulikannya, bagiku yang terpenting adalah ilmunya. Lembaran-lembaran waktu tak terasa berganti begitu cepat. Pukul 04.00 sudah, waktunya aku ke tempat kajianku untuk menuntut ilmu. Hari itu memang ada pertemuan, sehingga kajiannya waktu itu dipindahkan ke tempat serketariat. Seperti biasa, ku minta bantuan kakakku untuk mengantarkanku. Sungguh berat rasanya mengajaknya, begitu banyak alasan tak masuk akal dilontarkannya, mulai dari pusinglah, sakit kepalalah, hingga mencari-cari kesalahanku. Sungguh hal ini sangat kontraks dengan sikap sebelumnya padaku. Mulailah lagi aku dibuat bingung olehnya. Namun melihat adiknya yang mulai meneteskan air mata, mulailah ia mengiakan walaupun dengan raut wajah yang masam, tak bergairah. Aku memang mengeluarkan air mata saat itu, sebab ilmu bagiku adalah harta terbesar, akan sangat menyesal rasanya ketika aku ketinggalan dalam meperolehnya. Sunggug tak ada lagi hasrat keduniaan yang ingin kucapai, terkecuali ridho Alloh untukku.
Oleh sebab itu pula aku merupakan salah satu kader yang paling dicintai oleh murobbiku waktu itu. Berkali-kali mereka memujiku di depan para kader yang lain dikarenakan hasratku yang begitu kuat dalam menuntut ilmu di usiaku yang masih sangat muda. Apalagi keputusanku dalam menggunakan jilbab yang syr’i walaupun ditentang oleh banyak orang. Mereka menyayangkan tubuhku tak kan terlihat sedikitpun dan tertutup oleh kain panjang terhampar. Namun itulah keputusan yang telah bulat ku ambil. Benar-benar tak ingin menyia-nyiakan kembali hidup yang tersisa, hidayah yang selama ini ku lalui begitu saja padahal ia telah ada di depanku. Tak ingin terjatuh kembali. Semoga saja.......

Begitu aktif dalam organisasi keagamaanku, membuat kakakku semakin khawatir, mulailah ia mengajakku berbicara saat itu. Tak mengingat pasti text kalimatnya, namun pada intinya ia melarangku untuk mengikuti kajian yang aku ikuti. Tentu aku bingung, ada apa?? Tidakkah kakakku berbahagia dengan keseriusannku dalam mentuntut ilmu agama yang dulunya aku abaikan??? Tidakkah seharusnya ia turut merasakan kebahagiaan yang ku alami ?????
Semuanya bagaikan dilema, tiba-tiba mendapat tentangan dari kakak sendiri. Awalnya ia tidaklah memberikan alasan apapun sehingga membuatku begitu sangat risau. Tak ku perdulikan awalnya ku anggap itu sebagai cobaanku dalam menuntut ilmu. Secara diam-diam, ku hadiri majelis yang biasa ku ikuti tanpa diantar oleh kakak. Kurenungi di pojok aula, sambil menunggu murobi kami, mengapa kakakku melarangku mengikutinya? Mereka baik, bermanhaj salaf, sebahagian dari buku-bukunya pada saat itu juga karangan-karangan ulama as-salaf ( Syaik Muhammad Nashirudin Al- Albani, Muhammad bin Abdul Wahhab ). Ketika majelis mulai di buka, kusimak kata per kata yang dilontarkan oleh sang murobi, mulailah aku merenungi apa yang salah dengannya? Wallah a’lam. Pikiranku ngawur namun kucoba untuk menepisnya sebisa mungkin. Saat itu aku pulang kerumah dalam keadaan benar-benar bingung, tak ada lain do’a yang kupanjatkan saat sholat-sholatku selain agar Alloh meluruskan jalanku dan menunjukkanku agamanya yang haq. Hingga suatu saat aku berbagi pegalamanku ini dengan seorang teman yang ku kenal dari sebuah jejaring sosial. Ternyata ia sama dengan kakakku, menasehatiku untuk berlepas diri dari organisasi islam yang menaungiku. Tak banyak hal yang dipaparkannya, namun ia hanya memberiku sebuah situs salafy untuk menjawab kegalauanku, serta keragu-raguanku belakangan itu. Lalu berkata : ” Cobalah anti baca dulu, fahami baik-baik semoga Alloh memperlihatkan dengan seterang-terangnya mana yang haq dan yang bathil ”. Demikianlah ia berkata padaku. Lalu menjelaskan sedikit demi sedikit apa yang diketahuinya lalu berkata lagi ” Jika ragu, tanyakanlah kepada ustadz, semoga Alloh merahmatimu”. Jawaban yang tentunya tidaklah menjawab tuntas pertanyaaku namun agak sedikit melegakkan. 

Malam itu, selepas sholat isya’ dan bedo’a dengan penuh harapan mulailah ku buka alamat web yang dimaksudkannya (http//:almakassari.com) Tepat, pas dihalaman awal, terpampang judul besar yang menyangkut kajian yang ku ikuti selama ini. Mulailah ku simak kata per kata, lembar-per lembar. Sontak rasa kaget dari dalam diriku. Jujur, saat itu aku memang masih sangatlah awam, belum mengetahui kemurnian dakwah as-salafus sholeh serta aqidah ahlus sunnah wal jama’ah yang haq. Tak puas membaca di web, langsung ku prin saja tulisan-tulisan itu. Hmmm bagaimana tidak, halamannya cukup banyak juga jadi ku putuskan untuk mengopynya lalu ku prin. Di dalam kamarku yang tak begitu luas, mulailah ku pahami tiap makna yang terkandung. Banyak hal yang saat itu mengejutkanku. Sulit untuk ku percaya, tapi itulah yang terjadi. Tak hanya itu pula, alhamdulillah Alloh Sbhanahu Wa Ta'ala memberiku penerangan lain. Keesokan harinya aku bertemu dengan seorang musafir yang kebetulan merupakan kerabat dekat keluargaku. Lama berbicara, akhirnya ku tanyakan kepadanya mengenai apakah itu hizbiyyun?? Dan apakah selama ini aku telah terpelosok masuk kedalam lingkaran itu???? Lalu mulailah ia menjawabnya dengan sangat terperinci dengan sedetail mungkin. ”
Haa ????,,, benarkah orang ini?? Benarkah apa yang dikatakannya?Apa yang ia katakan sama dengan apa yang selama ini ustadz-ustadz salafy katakan dan menasehatiku. Jadi, apakah selama ini aku termaksud di dalamnya? Memisahkan diri bersama organisasi/ yayasan yang kunaungi? Apa maksud dari semua ini? ” Tak banyak kata yang terucap dari lisan yang sedari tadi terasa kaku. Hanya bisa membengong sambil menyimak pemaparannya. Lalu berkatalah ia lagi setelah menjelaskan pula asal penamaan ahlus sunnah wal jama’ah ” ahlus sunnah wal jama’ah mengambil pemahaman dari generasinya yang pertama. Bukanlah dari kelompok-kelompok bid’ah. Ahlus sunnah, tidaklah menisabkan diri pada organisasi-organisasi apapun, tidak pula pada yayasan dan kelompok apapun serta tidak pula berdakwah dengan membawa nama organisasi atau kelompoknya kecuali mereka semata-mata menisabkan diri hanya pada as-salafush sholih.” Wallahu a’lam Masih terdiam dalam keterkejutanku, namun cukup melegakkan hati. Banyak pemaparan darinya yang boleh dikatakan menjawab tuntas keragu-raguanku selama ini – Semoga Alloh merahmati beliau – 

Setelah pulang ke rumah, sambil menunggu waktu sholat tak henti-hentinya ku berdo’a kepada Alloh untuk menunjukkan kepadaku manakah jalan yang haq yang harus ku lalui. Berharap akan ada penerangan lain setelah itu. Tak ada lain, namun sebisa mungkin kulakukan untuk hanya berpegang pada Al-Qur’an dan Assunnah. Tak ikut dalam suatu golongan, tak terikat sebagai seorang kader apapun dalam dakwah islam apapun. Namun mencoba untuk berdiri dan hanya berpegang pada Al-Qur’an dan Sunnah dengan pemahaman as-salafush sholeh serta menjahui pendapat baru yang mengikuti logika dan perasaan.
Hingga saat ini masih sangat banyak yang bertanya, mengapa aku keluar dari tarbiyah mereka,, menanyakan apa pendapatku mengenai lembaga mereka,kajian dan organisasinya. Saat itu aku hanya bisa terdiam begitu pula saat ini. Ku yakin mereka memiliki jawabannya sendiri dan tak ada gunanya apa yang akan ku katakan karena ku tau, mereka begitu cinta dan terikat dengan kegiatan tarbiyah itu, begitu pula aku dulunya. Merasakan menemukan teman sejalan dan itulah teman yang sesungguhnya. Yaitu orang-orang yang deberikan Alloh Subhanahu Wa Ta'ala kearah kebaikan dalam tholabul ilmi. Akan tetapi wahai saudaraku,,, sebelum mempelajari apakah yang kita ikuti itu adalah suatu kebenaran, maka kenalilah dulu apakah itu kebenaran yang hakiki, apakah itu dan bagaimanakah kemurnian dakwah as-salafush sholeh. Sesungguhnya jalan termulus bagi para pejuang Alloh yaitu jalan yang sukar lagi penuh bebatuan,,
Wallahu Ta'ala A’lam Bish Showab....
” Yaa Robbi, apabila aku berada di jalan yang benar ( jalannya as-salaf ) maka ku mohon dengan penuh kerendahanku, berilah aku keistiqomahan agar tetap tegar di jalanku ini. Aku akan siap melewatinya walaupun itu begitu sukar untuk ku lalui. Namun apabila jalanku ini adalah sesat, maka ku mohon yaa Robb dengan segala kebodohanku,,, tuntunlah aku dengan segalah kebaikan dan kelemah-lembutanMu ke jalan yang haq, jalannya As-salaf, sebelum Engkau menghentikan nafasku di dunia ini” Semoga Alloh Subhanahu Wa Ta'ala memberikan petunjuk bagi hamba-hambanya yang beriman dan bertaqwa

Read More..

Jalan Panjangku Meniti JalanMu ( Part 1 )

Aku merupakan seorang akhowat yang hidup dilingkungan keluarga yang tidak lepas dari adab-adab islami. Begitu banyak cinta dan kasih yang tertuang dan mengalir dalam kediaman kami. Penuh cinta, keharmonisan dan etika. Alhamdulillah Alloh Subhanahu Wa Ta’ala memberikan banyak nikmat yang barang tentu tidaklah mampu bagi setip hambaNya untuk menghitungnya. Maha Baik Alloh kepada setiap hambaNya.

Di rumah yang hangat dan penuh cinta kasih itu, hampir tidak ada sama sekali konflik maupun percecokan didalamnya. Senantiasa dihiasi oleh canda dan tawa. Tak pernah sunyi berada di dalamnya. Berhubung kedua saudaraku yakni kakak dan adik sangatlah humoris, berbeda terbalik denganku yang lebih banyak diam dan tidak terlalu banyak bercanda. Walhasil, kami selalu saling melengkapi diantara perbedaan karakter. Yah begitulah seharusnya dalam hidup harus saling melengkapi antara satu sama lain.

Sangat beruntung diri ini memiliki seorang kakak ikhwan yang begitu cinta pada keluarganya. Memiliki tanggungjawab untuk menjaga kedua adiknya yang keduanya ialah seorang akhowat. Beliau memang satu-satunya anak lelaki dikeluarga kami. Sehingga tanggung jawabnya jauh lebih besar. Diantara keluarga kami, kakaklah yang terlebih dulu mengenal sunnah. Kedua orang tuaku memang tergolong relijius, akan tetapi tidak terlalu fanatik terhadap agama seperti seharusnya seorang ahlus sunnah wal jama’ah. Mengetahui, tapi kurang pengamalan dan itulah penyakit manusia yang harus dihindari. Namun, sangat beruntung aku memiliki seorang kakak yang saat itu telah bermahaj salaf semenjak ia menduduki bangku kelas 3 SMP. Tak banyak omong, namun tingkah lakunya pantas dijadikan panutan untuk adik-adiknya. Selalu sabar dalam mengajak kepada kebaikan. 

Akhirnya tak lama, akupun mengikutinya. Sebenarnya, telah banyak dari keluarga kami yang bermanhaj salaf terutama keluarga dari abi. Kebetulan abi merupakan keturuanan arab yang banyak orang mengenal dengan sebutan habib, entahlah apa namanya...

Awal aku mendalami ilmu agama, selain terinspirasi dengan kelurga, juga karena hidupku yang waktu berusia remaja sangatlah jauh dari kata bahagia karena ketaqwaan pada Robb. Entahlah, keluarga yang penuh dengan adab-adab islami tidaklah membuatku taat pada Alloh Subhanahu Wa Ta’ala. Nge gank, shopping, travelling, dan segala kegiatan yang membuang-buang waktu. Subhanalloh,, betapa besarnya pengaruh dari pertemanan. Begitu benar memang suatu hadits yang mulia dari Rosulullah Shalallahi ’Alaihi wa Sallam. Rosulullah Shalallahi ’Alaihi wa Sallam bersabda ( yang artinya ) : ”Sesungguhnya perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk adalah seperti pembawa minyak wangi dengan seorang pandai besi ” ( HR. Al-Bukhori dan Muslim )
Maksudnya, kalau ia tak memberi minyak wanginya setidaknya kita dapat mencium bau harumnya. Sementara perumpamaan teman yang buruk akhlaknya bagaikan pandai besi. Kalau kita tidak terkena asapnya, maka kita akan mencium bau busuknya. Wallahu musta’an

Banyak hal yang belum aku ketahui mengenai agamaku yang haq. Tausiyah dari ummi dan abi, bagaikan angin lalu bagiku saat itu. Tak pernah sedikitpun aku membuka kitab yang mulia, AL-Qur’an Nul Kariim terkecuali ada tugas hafalan dari sekolah – semoga Alloh mengampuni dosa-dosaku yang lampau lagi akan datang –

Hingga, beberapa tahun kemudian disebabkan oleh seatu peristiwa yang begitu berat bagiku, mulailah aku berpikir untuk berubah. ” Bukankah aku mempunyai segalanya?? tapi mengapa aku tidak pernah bahagia dengan apa yang kumiliki ???? Mengapa rasa iri masih tersimpan dalam diriku??? Ada apa?? Bukankah aku telah memiliki segalanya?? ” Gumamku dalam hati dikala itu setiap kali aku melihat segelintir akhwat yang pada saat itu senantiasa tersenyum, tak ada beban rasanya dalam pikiran mereka. Begitu tulus, tak menyakiti dalam ucapan, senantiasa tersenyum ramah lagi memiliki kecerdasan dan penalaran yang tentu saja membuatku iri pada saat itu. Entahlah, waktu itu aku memang sedang tersandung banyak masalah keduniawian yang tak lain disebabkan oleh ulahku sendiri. Melihat mereka datang ke mesjid-mesjid Alloh untuk menimbah ilmu yang haq.
Senang sekali rasanya hati ini dikala itu melihat kehidupan mereka yang teratur, tak pernah marah ketika dikucilkan karena jilbab-jilbab mereka yang panjang terhampar, tak pernah ragu dalam melakukan suatu kebenaran walaupun banyak penentangnya. 

Lama-lama aku semakin sering memperhatikan gelagat mereka, tenang rasanya melihat wajah-wajah mereka. Diam-diam dalam hati ini terbesik keinginan untuk menjadi seperti itu. Tapi entahlah, lagi-lagi pengaruh teman-teman sehingga niatku pupuslah sudah.

Begitu cepat rasanya waktu itu berlalu, tak terasa pagi mulai menjelang, tampaklah matahari yang begitu indah. Lagi-lagi hari itu aku melihat sekelompok akhwat degan jilbab-jilbab mereka yang terhampar pergi kemesjid Alloh menghadiri majelis-majelis ilmu yang biasa diikuti oleh kakakku dan kawan-kawannya. Tak henti-hentinya lisan ini memuji mereka, melihat betapa mulianya diri-diri itu. Suatu ketika, pernah aku melihat mereka yang sedang berjalan dihampiri oleh sekelompok ikhwan untuk memberikan undangan, Subhanalloh... tak sedikitpun pandangan mereka tertuju pada ikhwan-ikhwan itu, tak sedikitpun mereka berpaling dari melihat ke bawah. Maha Suci Alloh yang Menjaga hamba-hambaNya yang diridhoiNya. Kagum, ta’jub, perasaan yang bercampur aduk saat itu dengan kekaguman. Begitu tsabat dalam menjaga diri dan pandangan mereka. Sungguh malu rasanya diri ini melihat pemandangan indah itu. Saat itu tidaklah lagi terbesik dari hatiku dalam mengingat dunia.

Pulanglah aku saat itu juga diantar oleh seorang sahabatku. Dalam kamar, ku renungi betapa indahnya hidup demikian. Tak ada masalah. Tak sepertiku, materi tidaklah cukup untuk membeli ketentraman jiwa, tidaklah cukup untuk menghapus masalah, tidaklah cukup untuk menepis prasangka-pransangka buruk orang-orang akan buruknya diriku, serta tak akan pernah mampu membeli keimanan dan ketakwaan yang tak pernah aku rasakan sedikitpun dikala itu. Terlalu fokus pada kehidupan dunia, terhanyut pada pergaulan bebas, menghabiskan waktu untuk menuntut ilmu dunia serta terfokus pada organisasi-organisasiku. Entah mengapa, air mataku berjatuhan begitu saja bagai mata air yang keluar tanpa henti, tak bisa dibendung. 

Sungguh, sudah sangat sering aku berpikir untuk merubah hidupku, tapi entah mengapa hatiku tetap belum tergerak mengambil langkah tegas untuk berubah. Namun, dari lubuk hatiku yang terdalam aku sebenarnya telah jenuh dengan kehidupanku. Aku merasa gembira dengan apa yang aku lakukan, namun aku tak pernah bahagia dengan semuanya. Aku tersiksa dengan rintihan hati ummi yang menginginkan perubahanku. Menanti perubahan sang putri tercinta. Sebenarnya aku juga mulai menyadari betapa yang kujalani selama ini adalah sesuatu yang tidak berguna sama sekali.

Rasanya sia-sia saja hidupku bertahun-tahun. Tak ada yang kudapatkan selain kesenangan yang sangat jauh dari kata bahagia. Begitu fokus terhadap perkara keduniawian, yang ku tau pasti tak akan membantuku di akhirat nanti. Uang takan bisa menyogok para malaikat-malaikat Alloh di alam kubur nanti, tak akan pula mampu membeli tempat tidur maupun fasilitas-faslitas mewah di alam bardzakh dan tak akan juga mampu menjadi jaminan untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik di akhirat . Betapa bodohnya diri ini selalu memperjuangkan dunia dengan menukar akhirat, mengira itu baik padahal tidaklah lebih dari keburukan yang tersamarkan. Tak terbendung, mataku membengkak, sehingga sudah terasa sakit pelopak mataku karena kebanyakan menangis. Betapa yang aku lakukan selama ini tidak lain hanyalah kesia-siaan yang nyata. Tidaklah patut saat itu aku digolongkkan sebagai siswi yang menonjol dalam akademik. Padahal tidaklah seseorang itu dikatakan cerdas hanya karena ia pandai MMK, kuat hafalannya, luas wawasannya, namun orang cerdas yang sebenar-benarnya ialah orang yang alim ( ahli ’ilmu ), ialah orang yang berusaha untuk mendapatkan yang terbaik dari yang baik. Orang yang mengetahui bahwa akhirat itu kekal lagi penuh kesenangan yang banyak di dalamnya sedang dunia tidak lain hanyalah tipu daya yang memabukkan, lantas ia mempersiapkan diri untuk akhiratnya. 

Hampir setiap orang di dunia ini meyakini bahwa akhirat itu kekal lagi banyak kemuliaan di dalamnya, akan tetapi ironis sangat banyak pula yang mengabaikannya. Mereka mengetahui dengan pasti bahwa setiap jiwa akan merasakan kematian, akan tetapi tak ada persiapan untukknya dikarenakan kebanyakan manusia berfikir bahwa tidak ada kehidupan di alam kubur, manusia akan tertidur pulas hingga hari kebangkitan, lagi-lagi pemikiran semacam ini dikarenakan jauhnya ia dari agamanya yang haq. . Mengingkari adanya hari kebangkitan dan menganggap bahwa manusia diciptakan tidaklah memiliki tujuan,, na’udzubillah. Padahal sangatlah jelas dalam kitab Al Qur’an yang mulia menjelaskan tentang hal ini, serta hadits-hadits Rosululloh Shalallahu ’Alaihi Wa Sallam

“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-main. Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (QS. Ad-Dukhaan, 44: 38-39)

”Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam, dan pada hari itu ingatlah manusia akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. Dia mengatakan, “Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mngerjakan (amal saleh) untuk hidupkuini.””
(QS. Al-Fajr, 89:23-24)

”Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka?, Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya melainkan dengan tujuan yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya.” (QS. Ar-Ruum, 30: 8)
Maha Benar Alloh Subhanahu Wa Ta’ala atas segala firmanNya……….

Masa lalu yang suram, jauh dari mengingat Alloh dan akhirat. Namun, tidaklah semua itu kecuali telah tertulis pada Lauh Mahfuzh. Dialah Dzat yang Maha Mengetahui. Kuyakini dengan pasti bahwa Itulah jalan yang ditentukan Alloh untuk kulalui sebebelum mendaki di jalan yang lebih sukar. Alhamdlillah beberapa minggu setelah kejadian itu, ku putuskan untuk memulai kehidupanku yang sesungguhnya. Hingga akhirnya berjilbab ( tentunya jilbab syar’i bukan model jahilia yang hanya di jadikan penutup kepala saja dan bukan pula kerudung yang orang-orang awam menyebutkan bahwa itulah jilbab ) wallahu a’lam. Keputusanku ini memang hampir membuat geger kerabat-kerabat dekatku dikala itu. Perubahan yang sangat drastis lagi begitu singkat, seorang akhwat yang dulunya seorang penari dengan pakaian dan bertabarruj layaknya wanita-wanita kafir tiba-tiba dengan begitu singkatnya ia berubah menjadi seorang akhwat yang badannya terbungkus oleh kain jilbab berwarna gelap. Tak ada lagi hura-hura, omong kosong, shopping sana sini, dan tentunya membatasi diri dalam bergaul. Memilih hanya memiliki seorang teman tapi berahklak mulia dibanding memiliki banyak teman namun buruk kepirbadiannya. Wallahu musta’an. 

Alhamdulillah kini akupun telah berniqob, sungguh suatu kenikmatan yang tak terhingga.
Tentu saja perubahan yang aku alami ini tidaklah lepas dari do’a-do’a ummi yang senantiasa terpanjat dalam sholat-sholat malamnya. Betapa besar keinginanannya untuk melihat peberubah sang putri tercinta menjadi akhwat sholehah sebagaimana yang diharapkannya. Rintihan hati dan tangisan air matanya selama ini yang menanti perubahan sang putri akhirnya tergantikan sudah,, Tak ada lagi rintihan, tak ada lagi air mata, tak ada lagi dada yang sesak dikarenakan buruknya kepirbadian sang putri. Wallahu a’lam

Ummi,,,Semoga Alloh membalasmu tidak dengan harta dunia, tidak dengan jabatan, tidak dengan popularitas, dan tidak pula dari kesenangan-kesenangan dunia yang lain, namun semoga Alloh membalasmu dengan jannahNya yang penuh dengan kenikmatan serta mempertemukan kita kembali di kemudian hari dalam keadaan Dia ridho. Uhibbuki fillah yaa Ummi..... Jazakillahu khair

Read More..

Ahlan Wa Sahlan

Hanyalah sebuah blog yang berisi catatan-catatan seorang akhowat dari lembar kehidupannya. Tempat untuk menuangkan apa yang ia rasa, lihat maupun dengar. Jika dalam blog ini terdapat kata-kata nasehat, sesungguhnya nasehat tersebut adalah nasehat yang ditunjukkan kepada diri sendiri. Nasehat yang sesungguhnya sangat ingin ia dengar dari orang lain untuknya. Nasehat yang keluar untuk sekedar memberi kekuatan dan senyum di wajahnya.

Ia hanyalah seorang penuntut ilmu yang berusaha untuk menapaki jalan keselamatan. Jalan yang baginya begitu melelahkan hingga akhirnya membuatnya tak begitu perduli sampai ataupun tidaknya ia pada tujuan. Sebab yang terpenting baginya ialah tatkala waktu perjalanannya telah habis, ia masih tetap berada di atas jalan yang sama.
Read More..

Indahnya Saat Ini

Subhanalloh,,, tidak menyangka bisa keluar pondok untuk sementara waktu. Inilah yang dibutuhkan sejenak oleh jiwa ini. Selalu ada hikmah dari setiap musibah.
Hmm indahnya saat-saat ini. Begitu indah dan berharga. Menikmati pemandangan di tengah suasana pedesaan. Tanpa siapapun selain wanita wanita berpurda. Dari atas ketinggian dikelilingi oleh sawah dan sungai. Tanpa adanya suara kendaraan dan musik. Hanya ada suara murottal yang indah. Masya Alloh, akhwat kapan kita akan bersama seperti ini lagi? Berjalan dan menikmatinya bersama sebelum akhirnya salah seorang dari kita harus kembali pergi. Yaa Robb, selalu saja aku merasakan perpisahan dengan orang-orang yang aku sayangi, namun aku yakin qaddarullah itu indah. Akan terus tersenyum sebab pertemuan dijannahMulah yang menguatkanku. Amiin.

Pesanku untuk kalian, tetaplah istiqomah dijalan ini. Jangan berbelok. Jangan berputus asa dengan ujian sebab Ia yang Maha Pengasih hendak memuliakan kita. Hapuslah air mata.. Melihatlah kedepan. Semoga dapat terus bersabar. Segala yang menyesakkan dada dalam menuntut ilmu, merupakan perhiasan berharga yang mengiasi perjalananmu. Dengannya akan menguatkan dan semakin membuat kita merindukan jannahNya.
Akhwaaat...
Salah seorang dari kita harus pergi lagi. Telah banyak yang pergi, tanpa kalian pondok begitu sunyi. Sungguh aku akan merindukan kalian. Merindukan suasana saat-saat merindukan jannahNya,saat-saat sholat malam kita terhiasi dengan air mata,saat-saat salah seorang dari kita menjadi imam dan tertahan bacaannya karena tangisaannya saat membaca ayat-ayat al qur'an, saat-saat kita di iqob seharian. Saat-saat kita saling menguatkan ditengah-tengah kesulitan dan kesedihan. Saat-saat itu dan hari ini, kapan lagi? Semoga dapat terulang di al jannah. Allohumma amiin. Uhibbbukum fillah

Bagi yang hendak menjadi ummahat,semoga menjadi istri dan ibu sholihah perindu jannahNya. Didiklah anak-anak antunna dengan kasih sayang. Ummahat yang baik akan dapat mendidik anaknya dengan baik. Wallohu a'lam.


Semoga ukhuwah ini dapat terus terjalin hingga ke jannahNya
Read More..

Jumat, 05 Agustus 2011

Innallaha Ma'ana

Perasaan gunda gulana tak henti menghantui
Menanti ujung dari perjuangan panjang selama ini
Getaran jiwa tak kunjung redah
Begitu takut kerasnya ombak maksiat
yang kapan saja dapat menyerang pertahanan iman dan
taqwa di tengah-tengah samudra maksiat
Sebab apa daya, diri ini begitu lemah lagi rapuh
Bak sebuah bangunan tanpa fondasi yang kokoh

Asing dan terasingkan merupakan fonomena yg tak dapat terelakan
Selalu mengira bahwa diri ini sendiri tanpa kawan,
Tanpa teman sejalan dan
Tanpa teman seperjuangan yang dapat menasehati dalam kebaikan, mencari dan memberi semangat dalam menjalankan yang haq
Ingin rasanya jiwa ini menangis tanpa henti
Merintih dan mengeluarkan segala kesahnya
Selalu merenungi betapa seringnya raga ini berada sendirian dalam keramaian
Begitu asingan ditengah-tengah khalayak
Hingga hampir saja jiwa ini terjatuh dalam kekalahan,,
Menyerah sebelum selesai berjuang

Namun,,,
setitik harapan mulai tumbuh kembali,
semangat yang hampir sirna kini kembali berkobar ,
secerca cahaya kembali datang menyinari ruang hati yang redup,,
menepis seluruh ketakutan dalam asa.

Kini,,
Jiwa ini tersadar kembali,, bahwa ia tidaklah sendiri

Selalu ada Kekasih yang menemani dan mengawasi
Tak perlu bersedih dan berkucil hati
Keasingan yang ada, sesungguhnya buah dari keimanan yang nyata,,


Ketahuilah wahai pejuang Alloh, apa yang jiwa ini dan mungkin anda alami merupakan jawaban dari :
Mengapa perjuangan itu begitu pahit, karena surga itu begitu manis. Sebab sesungguhnya sesuatu yang begitu mahal (surga),,Tidaklah dapat dibeli dengan harga yang murah,, maka marilah menjadi berlian ditengah-tengah kotoran. Karena,,,

“Berlian ditengah-tengah berlian merupakan hal yang biasa, tetapi berlian ditengah-tengah kotoran merupakan hal yg luar biasa”.
Read More..

Maybe This Is Better

Harus bersabar dan terus bersabar. Yakinlah bahwa ini adalah jalan menuju kemualiaan. Harus ditinggalkan ! Sungguh sulit sebab sudah seperti keluarga. Banyak hal yang dapat ana ambil ibrohnya dari perkumpulan kita hingga memandang bahwa sungguh manhaj ini tidaklah kaku. Tidaklah aku hendak menutup diri,namun meninggalkan segalanya dan melakukan hal bermanfa'at lainnya itulah yang terbaik. Masih ingin bersama,namun tidak mungkin sebab hanya akan membuang buang waktu. Jangan meminta ana untuk kembali , sebab itu mustahil. Aku hanyalah seorang hamba dhoif, namun kemuliaan dan kesucian jiwa adalah tujuanku walau harus menekan ego dan segala keinginan jiwa muda dalam-dalam. Namun tak ada yang mustahil jika dilakukan secara ikhlas dan berusaha dengan segenap jiwa walaupun pengorbanan yang besar adalah bayarannya. Maka maafkanlah aku. Tidak ingin mengikuti hasratku walau harus ditempuh dengan penuh perjuangan. Belajar ikhlas walau tak rela. Syukron wa 'afwan 'ala kuli hal
Read More..

This Is My Way

Mengorbankan masa muda dengan segala kesenangan dunia mungkin itulah yang terbaik. Harus menahan dan menekan keinginan jiwa muda yang masih penuh dengan gejolak. Tidak usah mengkhawatirkanku. Inilah jalan hidupku. Terserah kalian yang tidak setuju dengan jalan yang ku tempuh,
sebab keridhoan manusia bukanlah harapanku. Tolong, janganlah kecewa !! Mungkin inilah yang terbaik, melepas segala cita-cita lama demi memperoleh suatu kesenangan yang abadi. Ku tahu kalian mungkin bingung dengan segala tindakanku, sebab pola pikir kita yang berbeda. Jika kalian menyayangkan keputusanku untuk berhijroh dan meninggalkan apa yang telah aku jalani selama ini, namun ketahuilah bahwa itu keinginan yang selama ini ku pendam. Jika sebagian kalian berfikir bahwa dengan mendalami agama dapat menjadikan seseorang gila,, maka ketahuilah bahwa menuntut ilmu dengan cara ikhtilat dan jauh dari akhirat justru membuatku akan gila, sebab semuanya sangat bertentangan denganku. 2 tahun memilih bersabar ditengah-tengah kemaksiatan bukanlah waktu yang singkat, namun dulu terpaksa aku lakukan. Adapun kali ini, tolong jangan memintaku untuk kembali bersabar ditengah-tengah kemaksiatan. Jika usia adalah pertimbangan, maka jawablah !! "Bagaimana jika sebelum menyelesaikan studiku aku telah menghadap ArRohman?? sedang aku dalam keadaan jauh dari jalanNya yang haq ??"
Terserah, menganggap aku bodoh yang meninggalkan prestasi dan kesempatan memperoleh bagian dari dunia. Terserah pula jika kalian menganggapku aneh dan ekstrim dengan hijabku yang terhampar panjang ini terlebih lagi dengan cadar dan purdaku. Ninja Hatori, teroris, alisan sesat, dan lain sebagainya mungkin itulah yang terlintas dalam benak kalian mengenai hijabku ini.
Namun tidakkah kalian mengetahui bahwa disitulah letak kemuliaan seorang wanita ?? Aku tidaklah bodoh dan rela untuk larut dalam kejahilan. Atas inilah aku merasa tidak sebodoh yang kalian bayangkan ! Sebab aku bukanlah seorang wanita yang begitu dengan gampangnya memperlihatkan kemulusan dan keindahan tubuhnya seolah-olah tubuhnya begitu murah ! Siapapun dapat melihatnya dengan sesuka hati. wal'iyadzu billah...


Akulah wanita yang berbahagia

Karena aku begitu berharga

Tak perlu berlomba

berhias diri dan mengumbar pesona

Cantikku adalah taqwa

Bukan bergaya menggoda

Keindahanku adalah akhlak mulia

bukan busa terbuka

Keistimewaanku adalah kelemah-lembutan

Cantikku tak akan pudar

Karena itulah aku berbahagia
Read More..

About Me

Foto Saya
Akhwat's Note
Just an ordinary girl...
Lihat profil lengkapku