topbella
Tampilkan postingan dengan label laa tahzan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label laa tahzan. Tampilkan semua postingan

Selasa, 21 Juni 2022

Tak Ada Kata Terlambat Untuk Kembali


Banyak hal yang sering terluput. Begitupun akhirat. Sering lupa, bahwa ternyata kita hanya singgah. Bukan Menetap. 

Tujuan yang benar bukanlah untuk menikmati manisnya dunia, tetapi mukim dan menikmati indahnya surga. 

Hanya sekedar menggunakan kacamata pribadi dalam memandang hidup bukanlah hal yang baik. Diri yang selalu sok tahu ternyata lupa, bahwa ada firman-Nya yang harusnya dijadikan pedoman. Bukan sebaliknya, tunduk pada hawa nafsu dan ilmu yang belum ada apa-apanya.

Pernah berada pada versi dimana hati selalu merasa rindu dan terpaut dengan-Nya membuat diri ingin merasakannya lagi... Dan lagi. 

Nyatanya sulit, ternyata butuh pegangan. Butuh sosok yang dapat terus mengingatkan. Walau dari kejahuan. 

Di titik ini semakin tersadar... 

Allah -yang Maha Agung- menghadirkan kita seorang diri, di dunia pun harus bisa berjalan sendiri, hingga saatnya tiba, kita akan kembali seorang diri. 


"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” 
(QS. Al Ankabut : 69)


Hai diri yang sering lalai... 

Teruslah berjalan.

Tidak pernah ada kata terlambat untuk memperbaiki, sekalipun rasanya sudah tersesat jauh. 

Asal ingin kembali, pasti Allah memberi jalan. Itu janji Allah. 

Silahkan, nyalakan pelitamu sendiri... 

Sebaik-baik peneman adalah Allah. Dan sebaik-baik pemberi cahaya jalan ialah Dia. 

Semoga Allah Ta'ala ridha untuk membimbing diri yang hina untuk mencapai surga-Nya. 

“Allah tidak pernah mengingkari janji-Nya, tetapi kebanyakan manusia mereka tidak mengetahuinya.”⁣



Raha, 
Selepas tahfidz


Read More..

Minggu, 11 Oktober 2020

Berhijrahlah dengan Jujur



Selelah, dan sejenuh apapun dirimu dalam hijrah... 

Bertahanlah! 

Bertahanlah hingga akhir!

 Bukan Allah tak peduli padamu, akan tetapi Allah ingin pembuktian seberapa besar keimanan dan ketaatanmu kepadaNya... 

Berhijrahlah dengan jujur... 

Kelak, akan ada masa dimana Allah akan membalas seluruh ketaqwaan yang engkau usahakan karenaNya... 

Jika bukan di dunia, maka sebaik-baik balasan yang Ia berikan adalah di SurgaNya kelak

Read More..

Kamis, 02 Januari 2020

Sepenggal Rindu

Rindu...

Setelah sekian lama, akhirnya kembali merasakan bagaimana rasanya benar-benar rindu pada seseorang...

Saat namanya selalu ada dalam setiap do'a, dan air mata tak pernah sanggup tertahan saat menyebutkan namanya dihadapan Ar Rahman...

Biar kutitipkan engkau kepada para Malaikat dan sebaik-baik Penjaga agar tak ada satupun makhluk di dunia ini yang mampu menyakiti dan mengganggu senyummu...


Dahulu aku lupa rasanya rindu. Sudah sangat lama rasanya tak pernah rindu kepada seseorang. Rindu yang berkepanjangan, bukan hanya datang sepintas lalu pergi. Ini beda. Ada rindu dan khawatir disaat yang sama. Berharap ia akan selalu baik-baik saja dan tak ada satu makhlukpun yang bisa mengganggunya.

Sekarang aku tau bagaimana rasanya rindu kampung halaman, rindu pulang, rindu bertemu orang tua sebagaimana orang kebanyakan. Lima bulan lalu sebelum melanjutkan studiku aku pernah bilang, "Aku senang merantau. Bahkan nanti ingin tinggal jauh dari kampung halaman". Mendengar itu, adikku sedikit kaget. Disaat kebanyakan orang tak ingin jauh dari keluarga aku malah sebaliknya. 

Bertahun-tahun aku terbiasa merantau, pulang setahun sekali, bahkan pernah saat idul fitri tak pulang karena ingin fokus pada target dan cari pengalaman baru. Tak masalah bagiku, aku tak begitu rindu. Cukup do'a, curhat pada Allah dan selesai. 

Tapi sekarang berbeda...
Yaa... Sekarang aku rindu. Sangat rindu, bahkan bisa menangis sedih karena rindu. Rindu ini awet, sejak empat bulan lalu dan tak hilang. Ini rindu keduaku kepada seseorang. Rindu yang selalu kubawa dalam do'a. Biar kuabadikan di sini, bahwa aku pernah rindu dan hanya akan tenang setelah berdo'a diiringi tangis pengharapan bahwa Allah akan selalu menjaganya.



Miss you mah.. 🌹





Semarang, 2 Januari 2020
Read More..

Sabtu, 30 Maret 2019

A Letter To My Little Sister

Dear My Little Sis...
akhwatsnote.blogspot.com


Saat jenuh datang, istirahatlah sejenak...

Jangan terlalu dipaksakan...
Istirahat boleh, tapi tidak untuk mundur dan berbalik ke belakang

Jadikan sholat sebagai waktu untuk beristirahat...
Waktu untuk berkelu kesah sepuasnya...

Curhat dengan manusia terkadang tak mendapat solusi,
tapi dengan Allah sudah pasti akan diberi jalan keluar...

Saat sholat, menangislah sepuasnya...
Mengeluh sepuasnya...
Curhat sepuasnya...
Buat Allah luluh... Buat Allah cinta...
Karena jika Allah telah cinta kepada seorang hamba,
maka Allah akan menghimpunkan banyak kebaikan untuknya serta membuat manusia dan malaikat turut mencintainya

Nikmatilah waktu-waktu berjuangmu...
Suatu saat, justru saat-saat seperti itulah yang akan dirindukan dan akan selalu terkenang... 

Teruslah semangat, teruslah berdo'a...
Semakin gelap malam, semakin ia mendekat cahaya fajar

Laa tahzan! Believe that everything will be worth it. You pray, Allah listens. You've Allah... and Allah loves you. 
Read More..

Selasa, 24 Juli 2018

Janganlah Menjadi Wanita yang Mudah Didapat dan Dilihat Dimana-Mana

Dan jadilah wanita layaknya mutiara yang terjaga

Tak tersentuh kecuali oleh pemiliknya...

Ia cantik dan rupawan,
tapi ia tau kepada siapa saja kecantikannya
dapat ia perlihatkan...

Suaranya lembut, indah, tak pernah menyakiti dalam
bertutur...

Bercengkrama dengannya selalu menyenagkan,
akan tetapi tak sembarang pria bisa merasakan...

Ia cerdas dan berpendidikan,
berdiskusi dengannya selalu menyenangkan

Ia layaknya mutiara yang tersembunyi di dasar lautan

   Dan yang mendapatkannya, hanyalah "dia" yang mampu
   menahan napas lebih lama dari sesaknya lautan terdalam


Read More..

Jumat, 13 Juli 2018

Waktunya Move On !

Jika kamu tidak diperjuangkan oleh orang yang kamu harapkan,
maka yakinlah, suatu saat kamu akan diperjuangkan oleh
seseorang yang mengharapkanmu...

Tak perlu bersedih! karena waktumu begitu berharga untuk
menangisi seseorang yang bahkan tak pantas ditangisi...
Waktumu begitu berharga untuk memikirkan orang yang belum tentu juga memikirkanmu...

Dia yang menolak dan menyia-nyiakanmu, belum tentu lebih baik darimu...
Boleh jadi menurut Allah kamu adalah pribadi yang lebih baik darinya, hingga Allah menginginkanmu bertemu dengan orang yang lebih baik darinya...
Maka berprasangka baiklah terhadap segala ketetapanNya...

Kosongkan hatimu...
Penuhi dengan cintamu padaNya... 
Karena jika Allah mencintai seorang hamba, 
maka Allah akan memberikan segala yang terbaik untuknya...
Jauh lebih indah dari apa yang ia bayangkan

Kosongkan hatimu...
Biarkan cintamu kepada-Nya besemayam indah di sana

Kelak, yakinlah... 
Ia akan menghadirkan seseorang yang mencintaimu sepenuh hati, 
menerimamu dengan apa adanya...
Read More..

Minggu, 16 Oktober 2016

Mencintai Karena Allah

Jika Allah mencintai seorang hamba maka Allah akan menjaganya dari maksiat bukan? Dan tidakkah engkau sadar betapa Allah mencintaimu? Betapa Allah begitu menjagamu?

Engkau yang Ia titipkan kepada pasangan yang mengerti nilai-nilai Islam, engkau yang Ia tempatkan dilingkungan ma'had sejak kecil, engkau yang Ia jaga kepolosanmu hingga kini, engkau yang Ia berikan keistiqomahan hingga aku belum pernah melihat seseorang yang lebih istiqomah dibanding dirimu, engkau yang Ia jaga dari fitnah dengan segera menikahkanmu dengan seseorang yang juga begitu sholeh secara dzahir...

Saudariku, pantaskah aku iri? 
Ah, tidak... aku tidak iri... Dan memang tak boleh iri bukan? 

Akan terus kutepis rasa itu, mendahulukan dan memberi apapun yang kupunya untukmu merupakan salah satu tanda cintaku padaNya, terus mencintai dan mendahulukan hamba yang tampak begitu dijagaNya walau hati ini sakit, sedih... Aku ah... aku mencintaimu karena Allah...

Terkadang aku sedih, sangat sedih... 

Lalu, bagaimana denganku? 

Dengan susah payah aku mencoba menapaki jalan ini. Sedangkan engkau... lihatlah! betapa polos dan indahnya dirimu... begitu Allah menjagamu...

Sedangkan aku??? 
Betapa susah dan pedihnya untuk berada dijalanNya. Seolah menapakinya seorang diri. Betapa mudahnya aku terjatuh dan terpelosok...

Aku tidak terlahir dari keluarga sepertimu, tidak tumbuh dengan sifat pemalu, polos, penyabar dan taat sepertimu. Aku kebalikan dari semua karaktermu. Dan kau tau, sifat lama bisa kembali kapan saja, tidak sepertimu yang Ia anugerahkan sifat terpuji dan tumbuh dengannya. Sementara aku? 

Ah, sudahlah...

Ya Allah....
Bagaimana mungkin Allah mencintaiku sementara aku selalu saja bermaksiat? 

Bagaimana mungkin aku mengatakan semua ini adalah nikmat padahal sama sekali tak membuat hatiku selalu terpaut denganNya? 

Bagaimana mungkin aku melupakan adanya nikmat yang melalaikan? 

Bukankah boleh jadi semua itu adalah bagianku di dunia hingga aku tak mendapatkan bagianku lagi di akhirat?


Ah, maukah Allah menjagaku sebagaimana Ia menjagamu? Sebagaimana Ia menjaga dan memuliakan Aisyah Radhiyallahu 'anh?
Read More..

Selasa, 03 November 2015

Do'a

Ya Allah, 

jika rasa sakit ini dapat membuatku dekat dan selalu mengingat-Mu 

maka biarkanlah rasa sakit ini

Karena hanya dengan rasa itulah aku dapat merasakan 

bahwa dunia tak sehambar yang aku kira
 

Read More..

Rabu, 01 April 2015

Rindu

Aku lupa rasanya...
Sebesar apapun mencoba memutar memori,
tetap saja rasa itu tak dapat hadir kembali...
Ah, tidak... ku tahu, aku belum bersungguh-sungguh...

Hmm...
rasa itu, bagaimana aku mendeskripsikannya ???
yang aku tahu itu begitu indah...
begitu tentram...

Jatuh cinta...
yah, seperti itu rasanya...
bahagia setiap harinya...
namun sedih disaat yang bersamaan...

Gundah? 

Tidak!!! 

Sedih itu tak membawa kegundahan.... 
Ah, bagaimana aku mendeskripsikannya??

Nikmat.
kesedihan itu justru membawa nikmat dan 
ketenangan disaat yang bersamaan...

Aku hanya memiliki satu permintaan saat ini..

Rasa itu,
Bolekah aku merasakannya kembali???

Sekali ini saja....

Sungguh, aku benar benar merindukannya...
Read More..

Kamis, 23 Oktober 2014

Keyakinan Seorang Pencari Kemuliaan

              Menjalani bahtera kehidupan ibarat menaiki sebuah puncak gunung. Penuh tanjakan dan jalan berbatu. Namun tak akan menjadi halangan bagi seorang pencari kemuliaan. Sebab ia yakin bahwa setiap tetes keringat dan air mata yang jatuh karena kepenatan dan sakitnya menahan hawa nafsu karena Allah akan terbayar dengan sesuatu yang jauh lebih mahal. Sesuatu yang akan mendatangkan kepuasan dan kebahagiaan yang abadi. Bukan sekedar kesenangan semu yang menipu.
Read More..

Selasa, 14 Agustus 2012

Saatnya Menata Hati

Dikala kita merasa kehidupan tidak sebagaimana yang kita harapkan maka sadarlah, bahwa apa yang berdampak pada diri kita tidaklah luput dari balasan dari apa yang telah kita perbuat. Baik maupun buruk apa yang kita alami merupakan hasil dari apa yang telah kita perbuat. Begitu banyak orang yang merasa bahwa dunia serasa kiamat tatkala sedang menghadapi suatu permasalahan yang dianggap besar. Padahal tanjakan dalam hidup bukanlah akhir dari perjalanan.

Jika kita renungi, sebenarnya besar maupun kecil masalah yang kita hadapi tergantung bagaimana sudut pandang dan cara kita dalam menyikapinya. Misal, tatkala kita mengambil sesendok bubuk brotowali kemudian kita masukan ke dalam mulut kita, apa yang akan kita rasakan? Tentu saja rasa pahit yang sangat. Lalu, apabila kita mengambil sesendok bubuk brotowali tersebut kemulian kita masukan ke dalam segelas air lalu kita meminumnya, apa yang akan kita rasakan? Tentu saja rasa yang masih pahit walaupun tidak sepahit yang pertama. Namun, apabila kita menumpahkan sebungkus bubuk brotowali dan mencampurkannya ke dalam sebuah telaga kemudian kita meneguk air tersebut, apa yang akan kita rasakan? Apakah masih akan terasa pahit? Tentu saja yang terasa hanyalah rasa segar air telaga yang tidak menyisakan rasa pahit bubuk brotowali tersebut. Demikianlah kita terhadap masalah kita. Bubuk brotowali tersebut merupakan pahitnya masalah kehidupan yang kita hadapi. Sedangkan wadah air tersebut merupakan hati kita. Tatkala hati kita tidak sehat dan sempit maka kita akan sangat sulit untuk menerima keadaan dan masalah yang sedang kita hadapi. Sebagaimana tatkala kita memasukan sesendok bubuk brotowali ke dalam segelas air. Namun tatkala kondisi hati kita sehat dan luas bak samudera, maka sebesar apapun masalah yang datang akan terlihat mudah yang dapat dijadikan pelajaran dalam hidup.

Wahai saudariku.... tatkala engkau merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang dapat engkau lakukan untuk mengatasinya. Perbaikilah hatimu. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan tersebut. Ketahuilah ! Hatimu adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Qalbumu adalah tempat dimana engkau menampung segalanya. Maka janganlah engkau menjadikan hatimu sempit tanpa ruang! Jangan pula menjadikannya seperti gelas ! Namun jadikanlah hatimu laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan dan mengubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan.

Yah, itulah hidup. Akan selalu dibumbui oleh beragam masalah. Namun, pandanglah masalah tersebut sebagai tantangan, bukan sebagai hambatan. Masalah adalah hakikat diri dan motivasi. Sebab masalahlah yang akan membuat kita berkembang. Bayangkan saja jika tidak ada masalah dalam hidup kita, maka bagaimana kita akan tumbuh menjadi pribadi yang tangguh? Bahkan boleh jadi kita akan tumbuh sebagai sosok yang acu tak acuh dan tidak memiliki kepekaan terhadap lingkungan sosial kita. Oleh sebab itu, pandanglah masalah sebagai tantangan. Tantangan untuk menjadi pribadi yang lebih baik menuju kehidupan yang lebih baik.

Wallahu a'lamu bish shawaab
Read More..

Jumat, 05 Agustus 2011

Innallaha Ma'ana

Perasaan gunda gulana tak henti menghantui
Menanti ujung dari perjuangan panjang selama ini
Getaran jiwa tak kunjung redah
Begitu takut kerasnya ombak maksiat
yang kapan saja dapat menyerang pertahanan iman dan
taqwa di tengah-tengah samudra maksiat
Sebab apa daya, diri ini begitu lemah lagi rapuh
Bak sebuah bangunan tanpa fondasi yang kokoh

Asing dan terasingkan merupakan fonomena yg tak dapat terelakan
Selalu mengira bahwa diri ini sendiri tanpa kawan,
Tanpa teman sejalan dan
Tanpa teman seperjuangan yang dapat menasehati dalam kebaikan, mencari dan memberi semangat dalam menjalankan yang haq
Ingin rasanya jiwa ini menangis tanpa henti
Merintih dan mengeluarkan segala kesahnya
Selalu merenungi betapa seringnya raga ini berada sendirian dalam keramaian
Begitu asingan ditengah-tengah khalayak
Hingga hampir saja jiwa ini terjatuh dalam kekalahan,,
Menyerah sebelum selesai berjuang

Namun,,,
setitik harapan mulai tumbuh kembali,
semangat yang hampir sirna kini kembali berkobar ,
secerca cahaya kembali datang menyinari ruang hati yang redup,,
menepis seluruh ketakutan dalam asa.

Kini,,
Jiwa ini tersadar kembali,, bahwa ia tidaklah sendiri

Selalu ada Kekasih yang menemani dan mengawasi
Tak perlu bersedih dan berkucil hati
Keasingan yang ada, sesungguhnya buah dari keimanan yang nyata,,


Ketahuilah wahai pejuang Alloh, apa yang jiwa ini dan mungkin anda alami merupakan jawaban dari :
Mengapa perjuangan itu begitu pahit, karena surga itu begitu manis. Sebab sesungguhnya sesuatu yang begitu mahal (surga),,Tidaklah dapat dibeli dengan harga yang murah,, maka marilah menjadi berlian ditengah-tengah kotoran. Karena,,,

“Berlian ditengah-tengah berlian merupakan hal yang biasa, tetapi berlian ditengah-tengah kotoran merupakan hal yg luar biasa”.
Read More..

About Me

Foto Saya
Akhwat's Note
Just an ordinary girl...
Lihat profil lengkapku