topbella

Jumat, 22 September 2017

Istidraj

"Aku sering maksiat, tapi kok aman-aman aja ya? Prestasiku semakin meningkat, keunganku justru semakin bertambah, dan hidupku lancar saja?"

Tak sadar, azab Allah tak selalu berbentuk musibah. Hukuman terberat bagi pelaku maksiat adalah saat kenikmatan dalam beribadah sudah dicabut oleh-Nya

Saat sholat tak lagi dinikmati, saat bacaan Al qur'an tak lagi menggetarkan hati, bahkan sering kali terlupakan.
Saat ibadah hanya jadi ritual penggugur kewajiban, terasa jadi beban, minim hikmah, hilang khusyu', dan tak punya dampak pada perbaikan akhlak.

Allah 'Azza wa Jalla berfirman yang artinya:

“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al An’am: 44)

Dari ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا رَأَيْتَ اللهَ تَعَالَى يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا مَا يُحِبُّ وَهُوَ مُقِيمٌ عَلَى مَعَاصِيْهِ فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِنهُ اسْتِدْرَاجٌ

“Bila kamu melihat Allah memberi pada hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah.” (HR. Ahmad).

Maka adakah pemberian yang lebih nikmat dibanding hidayah dan kekhusyuan dalam beribadah?
Read More..

Sabtu, 16 September 2017

Teman Rasa Saudara

Ceritanya kemarin keluar seorang diri ketemu kerabat yang lama gak ketemu dan pulangnya fix aku diomelin karena berani bawa motor sendiri padahal belum mahir?!.

Siapa yang marahin? Mamah? kakak? 

Tentu bukan. Malainkan teman yang super duper protektif. 

Sebenarnya bukan cuman dia doang, karena hampir semua orang yang dekat denganku akan berubah menjadi protektif dan akibat keprotektifan merekalah alhasil hingga mau wisudapun aku belum mahir bawa motor dan baru belajar sekarang. Entah mengapa mereka bersikap seperti itu. Tapi gapapa. Setidaknya bisa nyetir mobil. Hhee

Dengan berbagai alasan mereka sukses membuatku selalu bergantung kepada mereka untuk urusan keluar kesana -kemari.
Susi : "gak usah bawa motor mba. Gak usah belajar. Mba gak cocok bawa motor".
Me : heh? "Gapapa sus. Ajarin ana ya, gak enakan ana repotin kalian mulu".
Susi : " gapapa mba, selama ana free ana bakalan ngantarin mb 'Aisy terus, gak repot kok mba"

Rani : "Kakak gak usah bawa motor aja. Ana gak mau ngajarin. Mending ana panas panasan daripada kakak bawa motor keluar sendiri". Dan dia sukses melarang siapapun yang mau ngajarin aku bawa motor.

Kak Eka : "Mumpung kakak masih di jogja, kakak bakalan antar adek kemanapun. Biar kakak jadi tukang ojeknya adek".

Fix, gak ada yang mau ngajarin ana dikota perantauan ini. Dan akhirnya dengan berbagai paksaan dan wajah memelas dan rayuan teman ana akhirnya terketuk juga pintu hatinya ^_^. "Kalau ana gak diizinin dan diajarin gimana nanti kalau ana lanjut study lagi? Siapa yang ngantarin ana kesana kemari sementara kita sudah pisah?" *emot melas dan puppy eyes andalan emang selalu ampuh. hehehe

Memang rencana setelah ini pengen lanjut kuliah lagi insya Allah karena hijab dan status "akhowat" bagi ana bukanlah halangan untuk menggapai pendidikan setinggi mungkin selagi bukan maksiat dan mendatangkan manfa'at yang lebih banyak why not? Iya gak sih? (Tolong dibenarkan kalau ana keliru tentang ini)

Pernah dengar kata-kata ini:
Salah satu bentuk rizki dari Allah ialah Allah memberikan kita sahabat-sahabat yang baik

Yup. Sahabat yang baik itu bukan hanya membantumu saat kesusahan, tapi sahabat yang baik ialah sahabat yang selalu menguatkan dalam kebaikan dan marah saat engkau berbuat maksiat. Dan aku begitu bersyukur mendapatkannya.

Bukan hanya perhatian, tenaga bahkan materipun rela diberikan secara cuma-cuma. Dan yang lebih menyentuh hati ini adalah mereka yang tak suka melihatku "sedikit" melenceng. Misalnya saat mereka nonton dan aku tak sengaja melintas atau menengok ke arah layar maka salah seorang dari mereka akan berkata, "Mb 'Aisy gak boleh lihat! Nanti hafalannya hilang!!" *sambil nutup layar laptop.

Atau saat akan pergi ke alun-alun kidul sekedar melepas penat di malam hari yang ketika itu juga sedang ada festival musik. Apa yang dikatakan temanku kepada teman yang lainnya saat tau aku juga ingin ikut? Marah, tentu. Dengan nada kesal ia berkata, "Kenapa bilang Aisyah? Jangan ajak-ajak dia ih! Udah tau disana banyak maksiat!".

Sekalipun mereka bukan alumi ma'had, tak sekalipun mereka mengizinkanku untuk melakukan sesuatu diluar kebiasaanku. Dan itu sukses membuatku menangis parah. 

Ya, Allah lagi-lagi menjagaku melalui mereka. As u know iman itu naik turun apalagi untuk anak kuliahan seperti diriku yang lama tak ikut kajian karena sibuk kuliah dari pagi sampai menjelang maghrib dan malamnya harus menyimak setoran hafalan anak-anak, mengerjakan tugas kuliah dan sebagian waktu untuk kepentingan organisasi. Aku pernah berada dipuncak kefuturan dan ingin menyerah dalam hijrah. 

Membayangkan kehidupan dan diriku sebelum hijrah sepertinya begitu menyenangkan, engkau tak perlu berjuang dengan begitu banyak linangan air mata saat menahan untuk tidak bermaksiat ataupun untuk tidak melakukan sesuatu yang tidak Allah cintai.

Kesal dengan sikap keprotektifan mereka?
Ya Allah... Mana mungkin aku kesal. Justru saat itu malah pengen nangis. "Disaat lalai dan letihku diatas al haq, Allah justru selalu melindukngiku untuk tetap berada dijalanNya".

Allah menghadirkan untukku saudari-saudari dengan segudang perhatin.
Saat sakit, maka saudariku akan menyuapiku tanpa aku minta, membuatkan teh hangat dan merawatku dengan tulus. Saat aku begitu disibukan dengan tugas-tugasku hingga tak lagi memiliki waktu untuk diri sendiri, maka saudariku akan mencuci pakaian kotorku dan merapikan barang barangku tanpa aku minta. Saat aku dalam suatu tugas, maka saudariku akan menyiapkan segalanya untukku. Terkadang kaget saat melihat barang-barang yang aku butuhkan telah lengkap tersedia.

Suatu ketika aku qaddarullah kehilangan hp, kemudian salah seorang kakak jauh-jauh dari Solo hari itu juga membelikan hp baru dan diantarkan ke jogja tanpa aku minta. Diberikan secara cuma-cuma. Kalau perlakuan cowok ke cewek mungkin wajar, tak ada yang spesial. Tapi seorang teman wanita yang baru dikenal beberapa bulan dan begitu baik serta loyal padamu, bagiku itu sedikit luar biasa. Padahal cuman ngasih kabar doang kalau hubungin via facebook aja karena hp qaddarullah hilang dan belum sempat beli. Bahkan, jauh-jauh dari Solo cuman buat ngasih hp baru, ngurusin kartu ke grapari, nyuciin baju dinas terus besoknya pulang. Entah, tapi hampir semua yang dekat denganku bersikap seperti itu. 

Sering bertanya kenapa mereka mau melakukan semua itu untukku secara cuma-cuma padahal aku merasa tidak memperlakukan mereka sebaik itu.

Yaa aku BAPER. Bagaimana mungkin aku tidak BAPER saat mereka begitu sering memberikan hal-hal manis untukku. Saat mereka rela mengorbankan apa yang mereka miliki untukku?
Mungkin itulah salah satu sebab mengapa aku masih betah dengan status single dan tak berhubungan dengan lawan jenis manapun hingga saat ini. Alhamdulillah.

Selain karena tau hukumnya, juga alhamdulillah karena perhatian dari orang-orang sekitar sudah terasa sangat berlimpah. Mereka dengan segudang perhatian dan selalu siap berkelana kemanapun saat jenuh melanda. Kurang apa lagi?

Yah, mereka sudah cukup bagiku. Setidaknya hingga detik ini.


"Ya Rabbi... 
Sejauh apapun aku bermain dan selalai apapun aku hari ini...
Aku mohon,
Jangan pernah putuskan penjagaanMu terhadapku...
Jangan pernah berhenti mencintaiku... 
Dan Jangan pulangkan aku kecuali dalam keadaan aku ridho dan Engkau meridhoiku"
Read More..

Sabtu, 07 Januari 2017

Inikah Rasanya?

Tak mengapa perhatian itu pergi... 
Tak mengapa juga rasa itu pergi... 
Mungkin sudah telat untuk memperbaiki...

Kini hanya bisa sekedar merindukan...

Saat engkau selalu menyiapkan makanan dan menyuapiku saat aku sakit...
Saat aku menangis dan engkau turut menitikan air mata, mengusap lembut pundakku...
Saat aku selalu malas belajar tatkala ujian dan engkau selalu mengingatkanku,membangunkanku hingga aku benar2 bangkit...
Saat aku bangun dan handout materi ujian sdh ada disamping bantalku...
Saat engkau rela menyobek buku materimu untuk berbagi denganku...
Saat aku sibuk, lalu pakaian kotor telah tertata bersih rapi di dalam lemariku...
Saat engkau selalu membagi apa yang engkau punya kepadaku...
Saat kita berjama'ah berdua, terisak lalu bercerita mengenai akhirat berdua...
Saat engkau dengan sabar selalu menyimak hafalanku...
Saat aku marah dan engkau membalasku dengan senyum...
Saat aku selalu engkau sertakan dlm do'amu...
Saat engkau rela melakukan apapun untukku...
Saat engkau berkata aku adalah org yg paling engkau sayangi...

Ah, itu dulu...

Saudariku, Taukah engkau... 

Saat engkau membangunkanku untuk belajar dan aku tidak segera bangkit, saat itu bukannya aku tak ingin bangun atau tidur kembali, bahkan rasa kantukku hilang seketika. 

Apakah engkau tau apa yang aku lakukan saat itu? 

Menangis. 

Ya, menangis hingga mata ini sembab. Bagaimana mungkin engkau selalu jauh lebih peduli terhadapku dibanding diriku sendiri? 

Bagaimana mungkin engkau seolah menjadikan dirimu sebagai pelayan untukku? 

Ah, dirimu... 

Kasih sayang Allah begitu terasa melalui dirimu...

Maafkan aku yang seringkali terkesan mengabaikan... 

Kini ku tau rasanya...

Satu pintaku...
 
Jangan lupakan aku... 

Saat kelak engkau di surga dan tak melihatku, tanyakan aku pada Robbmu... 
Tarik tanganku, dan ajak aku kesurga bersamamu...

Uhibbuki fillah yaa ukhty ashashogiiroh...
Read More..

Jumat, 02 Desember 2016

Jika Yakin Allah Segalanya, Mengapa Mengharapkan yang Lain?

Rasanya ingin memulai dari awal lagi... 

Kembali belajar bersabar, menumbuhkan kecintaan dan kerinduan yang besar kepadaNya...

Rasanya ingin memulai dari awal lagi... 

Kembali menahan, tak takut merasakan sakit dan menjadikan akhirat benar-benar sebagai tujuan...

Rasanya lelah berjuang sendiri, seolah engkau terjatuh di dasar lubang dan membutuhkan seseorang untuk membantumu berdiri, kembali barjalan...

Ah... itulah dunia...

Harus terus bersabar bukan?
Harus terus mencoba walau berkali-kali gagal...

Jika engkau yakin Allah segalanya, mengapa harus menunggu seseorang untuk kembali memulai segalanya dari awal, berharap ia akan menjadi sandaran dan tempatmu berbagi rasa?

Jika cukup engkau dan Allah, mengapa mengaharapan yang lain?
Read More..

Minggu, 16 Oktober 2016

Mencintai Karena Allah

Jika Allah mencintai seorang hamba maka Allah akan menjaganya dari maksiat bukan? Dan tidakkah engkau sadar betapa Allah mencintaimu? Betapa Allah begitu menjagamu?

Engkau yang Ia titipkan kepada pasangan yang mengerti nilai-nilai Islam, engkau yang Ia tempatkan dilingkungan ma'had sejak kecil, engkau yang Ia jaga kepolosanmu hingga kini, engkau yang Ia berikan keistiqomahan hingga aku belum pernah melihat seseorang yang lebih istiqomah dibanding dirimu, engkau yang Ia jaga dari fitnah dengan segera menikahkanmu dengan seseorang yang juga begitu sholeh secara dzahir...

Saudariku, pantaskah aku iri? 
Ah, tidak... aku tidak iri... Dan memang tak boleh iri bukan? 

Akan terus kutepis rasa itu, mendahulukan dan memberi apapun yang kupunya untukmu merupakan salah satu tanda cintaku padaNya, terus mencintai dan mendahulukan hamba yang tampak begitu dijagaNya walau hati ini sakit, sedih... Aku ah... aku mencintaimu karena Allah...

Terkadang aku sedih, sangat sedih... 

Lalu, bagaimana denganku? 

Dengan susah payah aku mencoba menapaki jalan ini. Sedangkan engkau... lihatlah! betapa polos dan indahnya dirimu... begitu Allah menjagamu...

Sedangkan aku??? 
Betapa susah dan pedihnya untuk berada dijalanNya. Seolah menapakinya seorang diri. Betapa mudahnya aku terjatuh dan terpelosok...

Aku tidak terlahir dari keluarga sepertimu, tidak tumbuh dengan sifat pemalu, polos, penyabar dan taat sepertimu. Aku kebalikan dari semua karaktermu. Dan kau tau, sifat lama bisa kembali kapan saja, tidak sepertimu yang Ia anugerahkan sifat terpuji dan tumbuh dengannya. Sementara aku? 

Ah, sudahlah...

Ya Allah....
Bagaimana mungkin Allah mencintaiku sementara aku selalu saja bermaksiat? 

Bagaimana mungkin aku mengatakan semua ini adalah nikmat padahal sama sekali tak membuat hatiku selalu terpaut denganNya? 

Bagaimana mungkin aku melupakan adanya nikmat yang melalaikan? 

Bukankah boleh jadi semua itu adalah bagianku di dunia hingga aku tak mendapatkan bagianku lagi di akhirat?


Ah, maukah Allah menjagaku sebagaimana Ia menjagamu? Sebagaimana Ia menjaga dan memuliakan Aisyah Radhiyallahu 'anh?
Read More..

Rabu, 28 September 2016

Curhat Pagi

6 tahun jauh dari ortu baru kali ini ngerasain ga enaknya pisah, jauh dari orang-orang tersayang. Berkali kali pkl belum pernah ngerasain sesepi ini yang kata syahidah "kok disini hampa ya kak?" Yah walaupun pasiennya akeh tapi...
 
Hm, rasanya pengen cepat pindah ke RS... 

2 bulan itu ga lama kan??? 

#semangat *2bln itu g lama

😔

Read More..

Sabtu, 10 September 2016

Edisi Libur Part 1

Alhamdulillah waktu yang ditunggu-tunggu datang juga. Apalagi kalau bukan waktu libur. It's mean bisa tidur puas dan merefreshkan pikiran setelah dipusingkan dengan ujian dan berbagai tugas.

Mumpung libur nih, sore tadi nyempetin maen ke daerah Gunung Kidul. Kebayang kayaknya nyenengin banget bisa lihat bukit, danau, plus pemandangan dari ketinggian. Dan ternyata tak jauh dari ekspektasi. Happy banget rasanya. Maklum udah lama gak main setahun belakang gegara udah janji gak bakal sering maen lagi dan SKS yang ngajak maratonan ^_^. Yah pokoknya lumayan terbayarlah penatnya.

Karena fotografernya masih amatiran so beginilah hasilnya. Alhamdulillah ya gak jelek-jelek amat. ^_^




Dibalik jalan sore yang menyenangkan, ada sebuah ibroh berharga hari ini. Entah ini nikmat sebagai bentuk kasih sayangNya atau boleh jadi sebuah istidraj. Wallahu a'lam

A : Mb hari ini bahagia banget...
Saya : iya... (sambil tersenyum sumringah)
A : Ternyata bahagia itu sederhana ya...
Saya : kok gitu??
A : Iya. Bahagia, seneng lihat mb bisa tertawa dan bahagia hari ini ^_^

Ya Allah, seindah inikah persaudaraan ???

Jadi terharu...
Ya, karena aku tau itu bukan perkataan bualan, malainkan ucapan tulus seorang sahabat. Walau itu bukan pernyataan pertama kali dari seorang teman, tapi tetap saja membuatku malu. Malu padaNya. Aku yang seperti ini, tapi Allah selalu menunjukan kasih sayangNya melalui orang-orang sekitar. Menghadirkan untukku mereka yang tulus dan selalu menyayangiku layaknya saudara kandung. Perhatian, tenaga, hingga materi tak sungkan mereka berikan... Mereka yang belum pernah menyakiti melalui perkataan maupun sikap. 

Mungkinkah kalian bagian dari do'aku? 

"Ya Allah dekap aku, sayangi aku. Jika bukan Engkau yang menyayangiku maka siapa lagi selainMu? Jangan biarkan aku sendiri kecuali Engkau selalu bersamaku"

Ya, bahagia itu memang sederhana. Sesederhana Allah mempertemukanku dengan orang-orang seperti kalian ^^

Read More..

Rabu, 07 September 2016

Akhirnya Aku Berhijab

Saat awal memakai hijab dulu, sempat ada keraguan...

Belum siap. Terus mikir, lha terus siapnya kapan? Keburu mati. Ajal nggak ada yang tau!

Terus mikir, kalau ayah sama ibu pergi gimana? What i've given for them? Ayolah, aku sangat ingin berubah. Hanya ada 1 kalimat yang ingin aku dengar. "Aku bangga padamu nak!", no more.

Keraguan yang lain...
Kalau nggak ada yang suka lagi gimana??? kalau gak ada yang nembak lagi gimana? //heh, mati dong! ^^
Trus, masih pada mau caper pamer motor baru depan rumah lagi nggak ya??? Oh, ok. Ini mungkin sedikit berlebihan, hehe.

Terus, teman-teman masih pada mau dekat gak ya? Oh ayolah, aku memutuskan untuk langsung berhijab syar'i yang menutup seluruh tubuh saat aku masih mengenyam pendidikan di sekolah umum. Bukan jilbab lilitan yang hanya akan membuatku tercekik kehabisan nafas...

Tapi dibalik semua itu hanya satu keyakinan yang dapat membuang semua keraguan...

Bahwasanya di saat itulah orang-orang yang baik dan tulus akan terseleksi. Teman yang baik akan terus mensupport jika perubahan itu positive. Adapun teman yang kurang baik, maka ia tak akan tahan berdekatan dengan teman yang baik. Karena setiap jiwa akan mencari teman yang sesuai dengan jiwanya.

Memiliki satu teman namun ia dapat membawa kita dalam keta'atan dan ketenangan itu jauh lebih baik dari pada memiliki banyak teman yang populer namun justru membawa kita dalam keburukan dan kegalauan

🌠🌠🌠
Hmm, saat itu indah ya, saat harus merangkak dan tertatih-tatih buat bisa menjalankan syariat yang bertentangan dengan kebiasaan orang banyak. Harus melepas pakaian modis. Saat harus terlihat asing, saat seorang temen cowok nyeloteh "kok dia pake sarung??" Hehe... Yah wajar sih, saat itu pake rok payung+kerudung selutut padahal teman2 yang lain pake jins+baju dengan segala model...

Tapi mereka tak tahu seberapa tenang dan tentramnya perasaanku saat itu...
Seberapa indahnya saat merasa dekat denganNya. Seberapa besar kekuatan dan kepercayaan diri yang dimiliki karena merasa aman dalam penjagaanNya.

Cuman ingin menjadi lebih baik, bersiap menghadapi kematian... toh siapa sih yang gak ingin terlihat cantik, modis, berbaur cwe/cwo tanpa sekat? tapi yah itu ada batasan2 yang harus dijalankan, bahwa ada kehidupan setelah kematian.

"Jangan sampai ilmu dunia kita S2 tapi ilmu agama kita TK"
Read More..

Selasa, 10 Mei 2016

Jalan Panjangku Meniti Jalan-Mu (Part 3)

Tujuh tahun...
Tak terasa tujuh tahun dalam hijrah. Terpuruk, down, berkali-kali jatuh, berkali-kali bangkit, hingga berada dipuncak keimanan rasanya telah dilalui. Terkadang ingin menyerah, capek juga taat terus. Sabar terus. Tak jarang, rasa gersang dan kesepian pun menyertai saat selalu mencoba menahan hawa nafsu dan berbagai keinginan duniawi agar tetap berada dalam koridor-Nya.

Ingin kembali ke masa awwam dulu, melakukan banyak hal tanpa harus terbebani karena sudah tau hukumnya. Yah, pernah sempat terlintas keinginan seperti itu. Apalah aku kecuali tetap manusia biasa.

Tapi buat apa???
Seneng-seneng dalam maksiat, lalu kalau meninggal besoknya bagaimana??? 

Disitulah terkadang saya merasa galau >__<

Telah banyak hal yang ditinggalkan. Masa mau mundur???

Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu berkata yang artinya:
“Demi Dzat Yang tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Dia, menegakkan As-Sunnah itu berada di antara dua kelompok. (Kelompok) yang ghuluw dan (kelompok) yang bersikap meremehkan. Maka bersabarlah kalian di dalam mengamalkan As-Sunnah, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa merahmati kalian. Sesungguhnya pada waktu yang lalu Ahlus Sunnah adalah golongan yang paling sedikit jumlahnya. Maka demikian pula pada waktu yang akan datang, mereka adalah golongan yang paling sedikit jumlahnya. Ahlus Sunnah adalah orang-orang yang tidak mengikuti kemewahan manusia. Tidak pula mengikuti kebid’ahan manusia. Mereka senantiasa bersabar di dalam mengamalkan As-Sunnah sampai bertemu dengan Rabb mereka. Maka hendaknya kalian pun demikian.” (Syarah Ath-Thahawiyyah, 2/326 )

"Sesungguhnya dunia ialah negeri yang mencemaskan. Adam diturunkan kepadanya tak lain sebagai hukuman atasnya. Ketahuilah, sesungguhnya keadaan dunia tak seberapa, barangsiapa memuliakannya, hinalah dia. Setiap saat selalu ada yang binasa disebabkan dunia. Maka jadilah engkau laksana orang yang mengobati lukanya, ia bersabar akan rasa sakit (ketika mengobati), karena khawatir musibahnya akan berkepanjangan.” (Hasan Al Bashri -rahimahullah-)

Dan kini?

Alhamdulillah Allah masih memberikan hidayah-Nya. Masih bisa berhijab saat praktek klinik Rumah Sakit, masih bisa ngaji di tengah-tengah tugas perkuliahan dan target kelulusan. Masih tahan gak chat sama lawan jenis juga sampe datang yang halal *he

Hmm, tujuh tahun. Begitu tak terasa. Semoga bisa terus berada dalam hidayah dan dekapan-Nya hingga penghujung waktu. Aamiin

مداني، ١٠-٥-٢٠١٦
Read More..

Minggu, 06 Maret 2016

No Title 2

Sangat ingin mengulang waktu...
Yah walaupun itu mustahil...

Yaa RAbb, sangat ingin mengulang waktu...
Masih pantaskah lisan ini mengeluarkan nasehat??
Masih pantaskah diri ini mengajak kepada kebaikan??

Yaa Rabb...
Ighfirly...

Maafkan aku yang berjalan terlalu jauh dari-Mu
Maafkan aku yang melukai diri sendiri begitu dalam

Ya Rabb...
Izinkan aku mencintai-Mu lebih dalam dari kemarin
Izinkan aku untuk kembali dekat dengan-Mu

Aku Rindu...
 
Rindu dekat denga-Mu
Saat tak Kau biarkan rasa galau menghampiriku
Saat tak Kau biarkan kesedihan dunia menghinggapiku
Saat tak Kau biarkan ujian melemahkanku

Saat-saat itu, biasakah aku rasakan kembali?
Bisakah aku kembali dalam dekapan kasih-Mu sebelum waktuku usai?

Read More..

About Me

Foto Saya
Akhwat's Note
Just an ordinary girl...
Lihat profil lengkapku