topbella

Selasa, 16 Agustus 2011

Belajar Bersyukur

Kita tidak mesti harus memiliki apa yang kita cintai...
Namun kita cukup mencintai apa yang telah kita miliki
Read More..

If U Falling in Love

Kata Ibu....

" Jika engkau sedang jatuh cinta, maka jahuilah orang yang telah membuatmu jatuh cinta sejauh-jauhnya. Buatlah benteng yang tinggi nan kokoh agar ia tak dapat mengetahui perasaanmu yang sesungguhnya kepadanya. Maka janganlah mendekati orang yang telah membuatmu jatuh cinta ! Ambillah tabir yang paling gelap dan tebal agar ia tak dapat menjerumuskanmu ke dalam lembah kemaksiatan. "

Sebuah nasehat bagi siapa saja yang sedang terjatuh kedalam apa yang tidak patut baginya. Sebagai pengingat bahwa fitnah itu menyambar siapa saja yang sedang lemah. Dan semoga bermanfa'at bagi siapa saja yang sedang terhanyut dalam jalinan dan ikatan yang terlarang...
Read More..

Minggu, 14 Agustus 2011

Hidup Anda Merupakan pilihan

Hidup akan selalu menjatuhkan kita. Dalam menjalani hidup, kita pasti akan selalu terjatuh. Namun, kita masih selalu memiliki pilihan. Tergantung kita, apakah ingin bangkit dari keterjatuhan tersebut ataukah tidak
Read More..

Kamis, 11 Agustus 2011

Babak Baru Dari Sebuah Pilihan

Setiap lembaran berikutnya dalam hidup ini merupakan misteri. Saat ini kita demikian, esok bisa jadi justru sebaliknya. Maka berhati-hatilah dalam melangkah. Sebab langkah pada hari ini turut mempengaruhi baik buruknya langkah yang harus ditempuh pada hari esok. Kini aku mulai tersadar, bahwa inilah dampak dari langkah yang telah ditempuh pada lembaran lalu dan bahwa kinilah saatnya menjalani skenario hidup yang sesungguhnya.
Begitu banyak pilihan untuk menetapkan arah langkah yang harus ditempuh. Namun tak akan sulit jika sang pemilih memiliki kerjenihan berpikir dan qalb yang sehat. Akan tetapi jika kejernihan itu telah terkotori dan bahkan tidak ada lagi, maka pilihan sederhanapun akan menjadi dilema yang berkepanjangan. Tak ada yang dapat disalahkan selain diri sendiri. Namun bukan berarti kita kalah. Justru saat itulah ajang pembuktian dimulai. Pembuktian bahwa kita dapat bangkit dari keterpurukan. Pembuktian bahwa kita dapat bertanggung jawab akan langkah yang telah kita pilih pada lembaran lalu. Pembuktian bahwa kita akan menjadi pribadi yang jauh lebih baik dari pilihan itu,, hingga kita tersadar bahwa betapa bermaknanya sebuah PILIHAN ***

Lalu, inikah khimaks pada skenario yang telah tertulis pada kitab yang mulia ??? Dan akhir dari akibat pilihan yang telah diputuskan pada masa lalu???

Wallahu ta'ala a'lamu bish showaab

***

Dalam hidup pasti akan selalu ada pilihan. Dan berhati-hatilah dengan pilihan, sebab bisa saja ia menjadi sebuah jebakan yang dapat menunjukkan betapa kejamnya dunia.

Read More..

Senin, 08 Agustus 2011

Memories and The 2 Sisters

Teringat Memories and the 2 Sisters. 2 akhwat yang unik, lucu, kadang nyeleneh tapi rame ^^. Yang satu feminim, kelewat hemat, sangat peka, suka IPA, ga pandai melucu 'n' perhitungan minta ampuun. Kalo yang satunya lagi tomboy, boros, masa bodoh, anak IPS sejati (hobinya mendebat orang ^^), rame+humoris abis. Nah kalo yang dua ini udah ngumpul, bawaannya rumah rada heboh, hehe.. Gimana ga heboh coba, keduanya memiliki sifat yang kontras dan tidak mau mengalah.

Kalo udah gayak gini, ujung-ujungnya larinya ke ana. Habis yang feminim yang curhat, eh yang tomboy datang juga buat curhat. Kepala ana kadang puyeng dengar aduhan mereka yang hampir setiap hari. Yang parah kalau disertai tangisan ! weleh weleh ujung-ujungnya justru ana yang pengen nangis saking setres dengar mereka berantam mulu tiap hari. Tapi bukan berarti mereka tidak saling menyayangi ! buktinya waktu libur ramadhan saat pulang ke rumah masing-masing, sebulan ana justru dicuekin padahal mereka itu akrabnya sama ana. Berminggu-minggu nunggu salah seorang dari mereka nelfon, eh ternyata ana g ditelfon k'rna mereka tiap hari asik telfonan berdua. ehm.. benar juga kata pepatah “ jauh di mata dekat di hati ”, ternyata marahan dikala dekat, kangenan dikala jauh.hehe

Dulunya mereka awwam, alhamduulillah -biidznillah- setelah tinggal bersama dan ngumpul di rumah sedikit demi sedikit mau menerima syari'at dan mau berhijab.


Masa-Masa Sekolah Dulu


Alhamdulillah walaupun sekolah Negeri, tapi jilbab panjang dibolehkan bagi seorang muslimah. Malah rata-rata yang berjilbab panjang itu jilbabnya sampai betis atau bawah telapak tangan. Tapi lucunya saudari manisku yang tomboy itu unik...hehehe. gimana ga unik coba,, rok panjangnya g sengaja kejahit kependekan sampai di atas mata kaki (kayak ikhwah gitu), trus diakan tomboy, yah jadi ga bisa gaya feminim lah ya so, makenya tas ransel, sepatunya yang model boot, kaoskakinya kaoskaki catur, wah jalannya cowok abizzz ^^. Saking sebelnya yang feminim lihat yang tomboy, hampir tiap hari setiap perjalanan pulang pasti keduannya adu mulut di jalan,,hmm ana yah cuma geleng kepala aja habis mau gimana lagi. Tapi untungnya, mereka rada hormat dan mendengar jika ana tegur. Asiknya lagi, kita semua seangkatan trus kelasnya beda-beda. Mulai dari kelas unggulan,biasa sampe luar biasa "nakalnya" ^_^. Qadarullah yang tomboy dapat kelas anak-anak 'heng' jadi makin nyeleneh kalo tiba dirumah. hmm yang satu ini temannya laki-laki semua... bayangin akhwat jilbab gede terlihat main sama anak laki-laki trus pake panggilan fren or bro-bro gitulah....  ampuuun daaaaah ^_____^


Tatkala Di Jalan


Hmm ini yang terkadang buat ana hampir pengen nangis kalo jalan sama mereka. Dua-duanya Falentino Rossa,, sampe kalo dibonceng peke motor serasa hijab ana pengen copot saking kencangnya,,wuduh gawat ! Kebetulan ana itu kemana-mana pasti di antar dan keseringan yang antar itu yah mereka.

Tatkala Di Rumah

Wah kalau di rumah, semua aslinya pada keluar. Suatu subuh pas baru bangun tidur tiba-tiba ana dikejutkan oleh si tomboi. Dengan raut wajah cerah dan ceria ia berkata bahwa semalam ada keajadian menajubkan. Tau tidak kejadian menggembirakan sampe membuat mereka itu ga tidur dan berseri-seri semalamam?????? Ternyata eh ternyata mereka riang gembira hanya karena kebetulan malam itu mereka akur, saking senangnya si tomboi ngajak begadang semalaman buat curhat,,, yassalaaaaaam #_#

Kisah yang tak kalah nyeleneh lagi, saat lagi ngumpul di dapur tiba-tiba yang feminim kepanikan karena kehilangan uang. Saking gelisahnya mondar-manir nyari uang, semua jadi ikut nyari. Yang anehnya, ditanya uangnya berapa yang hilang dia malah sibuk sendiri. Ga taunya uangnya keselip disamping gumbang. Huft,,,legah rasanya, tapi yang tomboi lagi boros malah ngomong “ berapakah uang ta yang hilang????” eh yang feminim dengan menjulurkan tangannya yang memegang uang 200 rupiah berkata, “kalau tidak ada ini, tidak jadi uang 100 ribu”. Hehe gubrag!! Ternyata si feminim kepanikan karena uang 200 rupiahnya hilang ??! Lagian emang benar juga kalau uang recehan dikumpulkan bisa jadi banyak juga ^_^. Jadi ingat kalau belanja bareng nyarinya paket hemat plus-plus saking kuatnya menawar penjualnya sampe stres sendiri^^.



Keramehan mereka sehari-hari justru membuat rumah makin berwarna dan menyenangkan, yah walaupun terkadang harus ekstra sabar. Suka dukanya justru malah buat hati tertawa. Terkadang pengen marah lihat tingkah mereka, tapi kadang juga buat tertawa walaupun jiwa itu sebenarnya pengen nangis. Tapi tak ada hal yang indah selain kebersamaan dan kesabaran dalam membimbing mereka kepada al haq. 1 tahun begitu singkat, tapi setidaknya dengan mengumpulkan mereka di rumah, dakwah salaf sudah dapat masuk ke hati-hati mereka, wallahu a’lam. Semoga yang sedikit itu dapat bartahan dalam hati 2 saudari spupuku.

Teruntuk Ke2 Saudariku

Kenangan yang lalu tak akan terulang lagi. Semuanya hanyalah bumbu dari masa belia. Kangen saat ana dijadiin tempat curhat, saat tidak ada lagi privasi diantara kira, saat sepiring bertiga, saat ana dipanggil 'k'yin' , saat kita bersempit-sempit ria dalam 1 tempat tidur, saat tiap sore nemanin anak-anak tetangga main di halaman depan rumah, saat ana sering diganggu jawa, kangen juga saat ana jadi imam eh, ga taunya dibelakang ada makmumnya yang sholat sambil nyandar di tempok lantaran ayatnya kepanjangan ^____^

Hmmm, kejadian-kejadian unik dan lucu yang terjadi di rumah dulu terlalu banyak buat diremaind kembali. Tulisan ini hanya sekedar meremaind aja saat-saat kita di Raha dulu. ‘Afwan tidak ada maksud apapun selain buat penghibur dan biar kita ga lupa akan kebersamaan yang dulu. ^^
 
Semoga kita dapat terus istiqomah dan tsabit di atas al haq. Beberapa hikmah yang dapat kita ambil, bahwa sesuatu yang semakin disukai itu semakin cepat perginya dan bahwa tidak ada kebersamaan yang abadi di dunia malainkan akan ada perpisahan. wallahu a'lam


          
Hidup adalah samudera ilmu tiada bertepi, 
samudera hikmah tiada terputus
Apapun kebaikan yang bisa kita lakukan semasa hidup, 
semoga bisa menciptakan suasana indah saat kepulangan kita nanti...

Selalu ada pengalaman pahit untuk di jadikan pelajaran. 
Sebagaimana selalu ada pengalaman manis 
untuk dijadikan penyemangat perjalanan.

Raha...
Mar 30, '11 4:42 am
Read More..

Sabtu, 06 Agustus 2011

My Brother

Gajah banggain belalai,,
Prof banggain otak,,
Model banggain tampang,,
Bos banggain duit,,

Hmmmm

Aku banggain apa???

Tenagaku kalah ma gajah....
Otakku kaLah ma prof......
Tampang kalah ma model..
Duit kalah ma bos...

So??? Hmmm

Tapi ada yang bisa aku banggain,,,
yaitu:


kakak...


Gajah g punya saudara ikhwah sepertiku....
Kakak juga Lebih berharga dari duit segudang....
Walau adik ga secantik modeL,
kakak tetap mau menerima aku apa adanya sebagai adik...
Aku punya kakak yang selalu mengajarkanku banyak haL yang tidak bisa diajarkan oleh prof...
Kakakku....

Uhibbuka fillah

(www.lebay.com)
hehe ~smile~
Read More..

Antara Aku dan Pemilik Hatiku

Jika saat ini engkau bertanya mengapa aku tidak bersedih??

Maka jawabannya, mengapa aku harus bersedih jika keridhoanNya adalah harapanku?????
Mengapa harus bersedih jika yakin bahwa perjuangan akan berbuah manis ?????
Dan jikalau aku bersedih, apakah aku patut menampakkannya dihadapanmu terlebih lagi dihadapannya ????
Apa yang aku rasakan, janganlah mempertanyakannya lagi !! Cukup aku dan pemilik hatiku yang mengetahuinya. Sebab aku yakin semua akan indah pada waktunya, bi idznillah.

Aku tersenyum bukan berarti tak ada masalah, namun semoga saja senyuman ini dapat sedikit melegahkan hatiku. Tidaklah semua apa yang kita rasakan harus ditampakkan. Itulah yang terbaik agar ia merasa damai disisiku saat ini dan selamanya. Menghiburnya dengan raut wajah keceriaan.. Tidak dengan tangisan !

Maafkan aku, jangan bertanya lagi ! Sekali lagi cukup aku dan Sang Pemilik hatiku yang mengetahui. Yang jelas, inilah caraku untuk membahagiakannya walaupun tidak dengan impiannya yang sesaat namun dengan kebahagiaan abadi hingga beliau dapat tersenyum bangga karena telah melahirkanku di dunia ini.
Wallohu ta'ala a'lam

Sep 29, '10 6:53 AM
Read More..

Jalan Panjangku Meniti JalanMu Part 2

Tentulah semua yang kuraih karena Alloh Subhanahu Wa Ta'ala. Begitu singkat rasanya namun sangat memberikanku pelajaran. Tak ada rasa cukup bagiku, karena masih sangat banyak ilmu yang harus ku timbah. Mulailah kubaca buku-buku bermanhaj salaf, serta mengikuti majelis-majelis ilmu yang ada di kotaku. Begitu tentram rasanya, jiwapun terasa sejuk. ” Inikah yang dinamakan dengan ke khusukhan?? ” Pikirku dikala itu. Akhirnya aku merasakan juga kebahagiaan yang selama ini kucari, perasaan nyaman, tentram dan tentunya rasa bahagia. Ku tau, tak akan banyak orang yang dapat merasakannya.

Sesekali aku merasa ibah pada sahabat-sahabatku dulu. Mengatakan bahwa mereka telah bahagia, padahal pada hakikattnya belumlah mereka mengenal hakikat kebahagaan yang sesungguhnya. Bahagia dan senang memiliki maknah yang jauh berbeda. Orang yang merasa senang, belum tentu ia bahagia, namun orang yang bahagia pastilah ia akan merasa senang dengan kebahagiaannya tersebut. Sedangkan kebahagiaan tidaklah diperoleh bagi pelaku-pelaku maksiat yang jauh dari Robbnya, sebab kebahagiaan itu sangatlah erat hubungannya dengan spritual seseorang. Hubungan antara seorang hamba dengan Tuhannya. Wallahu Ta’ala A’lam Bish Showab.

Memang benar, ” Tidaklah ada hidup ini kecuali disertai cobaan ”. Begitu merasa mencintai oran-orang di kajianku, menyayangi mereka karena Alloh, tak ingin rasanya diri ini berpisah dari mereka yang banyak membangkitkat semangatku dalam tholabul ’ilmi. Ku yakini saat itu, bahwa merekalah pejuang-pejuang Alloh yang akan membantuku. Namun, beberapa bulan lamanya mengikuti kajian itu, ada banyak hal yang menggangu pikiranku. Entahlah.. tapi aku tak memperdulikannya. Selain mengikuti kajian mereka, aku juga aktif mengikuti kajian-kajian di internet. 

Alhamdulillah lagi-lagi Alloh yang Maha Baik memberiku kemudahan dengan melengkapi hidupku dengan banyak fasilitas dalam menuntut ilmu. Sehingga, di rumah aku dapat mengakses dan mendownload kajan-kajian ahlus sunnah wal jama’ah. Hingga suatu saat, ku dengarkan kajian mengenai Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dan Kemurnian Dakwah As-Salafush Sholih. Sangat jauh beda dengan kajian yang aku ikuti di kotaku. Bingung, pusing, rasanya campur aduk. Tapi aku coba untuk tidak memperdulikannya, bagiku yang terpenting adalah ilmunya. Lembaran-lembaran waktu tak terasa berganti begitu cepat. Pukul 04.00 sudah, waktunya aku ke tempat kajianku untuk menuntut ilmu. Hari itu memang ada pertemuan, sehingga kajiannya waktu itu dipindahkan ke tempat serketariat. Seperti biasa, ku minta bantuan kakakku untuk mengantarkanku. Sungguh berat rasanya mengajaknya, begitu banyak alasan tak masuk akal dilontarkannya, mulai dari pusinglah, sakit kepalalah, hingga mencari-cari kesalahanku. Sungguh hal ini sangat kontraks dengan sikap sebelumnya padaku. Mulailah lagi aku dibuat bingung olehnya. Namun melihat adiknya yang mulai meneteskan air mata, mulailah ia mengiakan walaupun dengan raut wajah yang masam, tak bergairah. Aku memang mengeluarkan air mata saat itu, sebab ilmu bagiku adalah harta terbesar, akan sangat menyesal rasanya ketika aku ketinggalan dalam meperolehnya. Sunggug tak ada lagi hasrat keduniaan yang ingin kucapai, terkecuali ridho Alloh untukku.
Oleh sebab itu pula aku merupakan salah satu kader yang paling dicintai oleh murobbiku waktu itu. Berkali-kali mereka memujiku di depan para kader yang lain dikarenakan hasratku yang begitu kuat dalam menuntut ilmu di usiaku yang masih sangat muda. Apalagi keputusanku dalam menggunakan jilbab yang syr’i walaupun ditentang oleh banyak orang. Mereka menyayangkan tubuhku tak kan terlihat sedikitpun dan tertutup oleh kain panjang terhampar. Namun itulah keputusan yang telah bulat ku ambil. Benar-benar tak ingin menyia-nyiakan kembali hidup yang tersisa, hidayah yang selama ini ku lalui begitu saja padahal ia telah ada di depanku. Tak ingin terjatuh kembali. Semoga saja.......

Begitu aktif dalam organisasi keagamaanku, membuat kakakku semakin khawatir, mulailah ia mengajakku berbicara saat itu. Tak mengingat pasti text kalimatnya, namun pada intinya ia melarangku untuk mengikuti kajian yang aku ikuti. Tentu aku bingung, ada apa?? Tidakkah kakakku berbahagia dengan keseriusannku dalam mentuntut ilmu agama yang dulunya aku abaikan??? Tidakkah seharusnya ia turut merasakan kebahagiaan yang ku alami ?????
Semuanya bagaikan dilema, tiba-tiba mendapat tentangan dari kakak sendiri. Awalnya ia tidaklah memberikan alasan apapun sehingga membuatku begitu sangat risau. Tak ku perdulikan awalnya ku anggap itu sebagai cobaanku dalam menuntut ilmu. Secara diam-diam, ku hadiri majelis yang biasa ku ikuti tanpa diantar oleh kakak. Kurenungi di pojok aula, sambil menunggu murobi kami, mengapa kakakku melarangku mengikutinya? Mereka baik, bermanhaj salaf, sebahagian dari buku-bukunya pada saat itu juga karangan-karangan ulama as-salaf ( Syaik Muhammad Nashirudin Al- Albani, Muhammad bin Abdul Wahhab ). Ketika majelis mulai di buka, kusimak kata per kata yang dilontarkan oleh sang murobi, mulailah aku merenungi apa yang salah dengannya? Wallah a’lam. Pikiranku ngawur namun kucoba untuk menepisnya sebisa mungkin. Saat itu aku pulang kerumah dalam keadaan benar-benar bingung, tak ada lain do’a yang kupanjatkan saat sholat-sholatku selain agar Alloh meluruskan jalanku dan menunjukkanku agamanya yang haq. Hingga suatu saat aku berbagi pegalamanku ini dengan seorang teman yang ku kenal dari sebuah jejaring sosial. Ternyata ia sama dengan kakakku, menasehatiku untuk berlepas diri dari organisasi islam yang menaungiku. Tak banyak hal yang dipaparkannya, namun ia hanya memberiku sebuah situs salafy untuk menjawab kegalauanku, serta keragu-raguanku belakangan itu. Lalu berkata : ” Cobalah anti baca dulu, fahami baik-baik semoga Alloh memperlihatkan dengan seterang-terangnya mana yang haq dan yang bathil ”. Demikianlah ia berkata padaku. Lalu menjelaskan sedikit demi sedikit apa yang diketahuinya lalu berkata lagi ” Jika ragu, tanyakanlah kepada ustadz, semoga Alloh merahmatimu”. Jawaban yang tentunya tidaklah menjawab tuntas pertanyaaku namun agak sedikit melegakkan. 

Malam itu, selepas sholat isya’ dan bedo’a dengan penuh harapan mulailah ku buka alamat web yang dimaksudkannya (http//:almakassari.com) Tepat, pas dihalaman awal, terpampang judul besar yang menyangkut kajian yang ku ikuti selama ini. Mulailah ku simak kata per kata, lembar-per lembar. Sontak rasa kaget dari dalam diriku. Jujur, saat itu aku memang masih sangatlah awam, belum mengetahui kemurnian dakwah as-salafus sholeh serta aqidah ahlus sunnah wal jama’ah yang haq. Tak puas membaca di web, langsung ku prin saja tulisan-tulisan itu. Hmmm bagaimana tidak, halamannya cukup banyak juga jadi ku putuskan untuk mengopynya lalu ku prin. Di dalam kamarku yang tak begitu luas, mulailah ku pahami tiap makna yang terkandung. Banyak hal yang saat itu mengejutkanku. Sulit untuk ku percaya, tapi itulah yang terjadi. Tak hanya itu pula, alhamdulillah Alloh Sbhanahu Wa Ta'ala memberiku penerangan lain. Keesokan harinya aku bertemu dengan seorang musafir yang kebetulan merupakan kerabat dekat keluargaku. Lama berbicara, akhirnya ku tanyakan kepadanya mengenai apakah itu hizbiyyun?? Dan apakah selama ini aku telah terpelosok masuk kedalam lingkaran itu???? Lalu mulailah ia menjawabnya dengan sangat terperinci dengan sedetail mungkin. ”
Haa ????,,, benarkah orang ini?? Benarkah apa yang dikatakannya?Apa yang ia katakan sama dengan apa yang selama ini ustadz-ustadz salafy katakan dan menasehatiku. Jadi, apakah selama ini aku termaksud di dalamnya? Memisahkan diri bersama organisasi/ yayasan yang kunaungi? Apa maksud dari semua ini? ” Tak banyak kata yang terucap dari lisan yang sedari tadi terasa kaku. Hanya bisa membengong sambil menyimak pemaparannya. Lalu berkatalah ia lagi setelah menjelaskan pula asal penamaan ahlus sunnah wal jama’ah ” ahlus sunnah wal jama’ah mengambil pemahaman dari generasinya yang pertama. Bukanlah dari kelompok-kelompok bid’ah. Ahlus sunnah, tidaklah menisabkan diri pada organisasi-organisasi apapun, tidak pula pada yayasan dan kelompok apapun serta tidak pula berdakwah dengan membawa nama organisasi atau kelompoknya kecuali mereka semata-mata menisabkan diri hanya pada as-salafush sholih.” Wallahu a’lam Masih terdiam dalam keterkejutanku, namun cukup melegakkan hati. Banyak pemaparan darinya yang boleh dikatakan menjawab tuntas keragu-raguanku selama ini – Semoga Alloh merahmati beliau – 

Setelah pulang ke rumah, sambil menunggu waktu sholat tak henti-hentinya ku berdo’a kepada Alloh untuk menunjukkan kepadaku manakah jalan yang haq yang harus ku lalui. Berharap akan ada penerangan lain setelah itu. Tak ada lain, namun sebisa mungkin kulakukan untuk hanya berpegang pada Al-Qur’an dan Assunnah. Tak ikut dalam suatu golongan, tak terikat sebagai seorang kader apapun dalam dakwah islam apapun. Namun mencoba untuk berdiri dan hanya berpegang pada Al-Qur’an dan Sunnah dengan pemahaman as-salafush sholeh serta menjahui pendapat baru yang mengikuti logika dan perasaan.
Hingga saat ini masih sangat banyak yang bertanya, mengapa aku keluar dari tarbiyah mereka,, menanyakan apa pendapatku mengenai lembaga mereka,kajian dan organisasinya. Saat itu aku hanya bisa terdiam begitu pula saat ini. Ku yakin mereka memiliki jawabannya sendiri dan tak ada gunanya apa yang akan ku katakan karena ku tau, mereka begitu cinta dan terikat dengan kegiatan tarbiyah itu, begitu pula aku dulunya. Merasakan menemukan teman sejalan dan itulah teman yang sesungguhnya. Yaitu orang-orang yang deberikan Alloh Subhanahu Wa Ta'ala kearah kebaikan dalam tholabul ilmi. Akan tetapi wahai saudaraku,,, sebelum mempelajari apakah yang kita ikuti itu adalah suatu kebenaran, maka kenalilah dulu apakah itu kebenaran yang hakiki, apakah itu dan bagaimanakah kemurnian dakwah as-salafush sholeh. Sesungguhnya jalan termulus bagi para pejuang Alloh yaitu jalan yang sukar lagi penuh bebatuan,,
Wallahu Ta'ala A’lam Bish Showab....
” Yaa Robbi, apabila aku berada di jalan yang benar ( jalannya as-salaf ) maka ku mohon dengan penuh kerendahanku, berilah aku keistiqomahan agar tetap tegar di jalanku ini. Aku akan siap melewatinya walaupun itu begitu sukar untuk ku lalui. Namun apabila jalanku ini adalah sesat, maka ku mohon yaa Robb dengan segala kebodohanku,,, tuntunlah aku dengan segalah kebaikan dan kelemah-lembutanMu ke jalan yang haq, jalannya As-salaf, sebelum Engkau menghentikan nafasku di dunia ini” Semoga Alloh Subhanahu Wa Ta'ala memberikan petunjuk bagi hamba-hambanya yang beriman dan bertaqwa

Read More..

Jalan Panjangku Meniti JalanMu ( Part 1 )

Aku merupakan seorang akhowat yang hidup dilingkungan keluarga yang tidak lepas dari adab-adab islami. Begitu banyak cinta dan kasih yang tertuang dan mengalir dalam kediaman kami. Penuh cinta, keharmonisan dan etika. Alhamdulillah Alloh Subhanahu Wa Ta’ala memberikan banyak nikmat yang barang tentu tidaklah mampu bagi setip hambaNya untuk menghitungnya. Maha Baik Alloh kepada setiap hambaNya.

Di rumah yang hangat dan penuh cinta kasih itu, hampir tidak ada sama sekali konflik maupun percecokan didalamnya. Senantiasa dihiasi oleh canda dan tawa. Tak pernah sunyi berada di dalamnya. Berhubung kedua saudaraku yakni kakak dan adik sangatlah humoris, berbeda terbalik denganku yang lebih banyak diam dan tidak terlalu banyak bercanda. Walhasil, kami selalu saling melengkapi diantara perbedaan karakter. Yah begitulah seharusnya dalam hidup harus saling melengkapi antara satu sama lain.

Sangat beruntung diri ini memiliki seorang kakak ikhwan yang begitu cinta pada keluarganya. Memiliki tanggungjawab untuk menjaga kedua adiknya yang keduanya ialah seorang akhowat. Beliau memang satu-satunya anak lelaki dikeluarga kami. Sehingga tanggung jawabnya jauh lebih besar. Diantara keluarga kami, kakaklah yang terlebih dulu mengenal sunnah. Kedua orang tuaku memang tergolong relijius, akan tetapi tidak terlalu fanatik terhadap agama seperti seharusnya seorang ahlus sunnah wal jama’ah. Mengetahui, tapi kurang pengamalan dan itulah penyakit manusia yang harus dihindari. Namun, sangat beruntung aku memiliki seorang kakak yang saat itu telah bermahaj salaf semenjak ia menduduki bangku kelas 3 SMP. Tak banyak omong, namun tingkah lakunya pantas dijadikan panutan untuk adik-adiknya. Selalu sabar dalam mengajak kepada kebaikan. 

Akhirnya tak lama, akupun mengikutinya. Sebenarnya, telah banyak dari keluarga kami yang bermanhaj salaf terutama keluarga dari abi. Kebetulan abi merupakan keturuanan arab yang banyak orang mengenal dengan sebutan habib, entahlah apa namanya...

Awal aku mendalami ilmu agama, selain terinspirasi dengan kelurga, juga karena hidupku yang waktu berusia remaja sangatlah jauh dari kata bahagia karena ketaqwaan pada Robb. Entahlah, keluarga yang penuh dengan adab-adab islami tidaklah membuatku taat pada Alloh Subhanahu Wa Ta’ala. Nge gank, shopping, travelling, dan segala kegiatan yang membuang-buang waktu. Subhanalloh,, betapa besarnya pengaruh dari pertemanan. Begitu benar memang suatu hadits yang mulia dari Rosulullah Shalallahi ’Alaihi wa Sallam. Rosulullah Shalallahi ’Alaihi wa Sallam bersabda ( yang artinya ) : ”Sesungguhnya perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk adalah seperti pembawa minyak wangi dengan seorang pandai besi ” ( HR. Al-Bukhori dan Muslim )
Maksudnya, kalau ia tak memberi minyak wanginya setidaknya kita dapat mencium bau harumnya. Sementara perumpamaan teman yang buruk akhlaknya bagaikan pandai besi. Kalau kita tidak terkena asapnya, maka kita akan mencium bau busuknya. Wallahu musta’an

Banyak hal yang belum aku ketahui mengenai agamaku yang haq. Tausiyah dari ummi dan abi, bagaikan angin lalu bagiku saat itu. Tak pernah sedikitpun aku membuka kitab yang mulia, AL-Qur’an Nul Kariim terkecuali ada tugas hafalan dari sekolah – semoga Alloh mengampuni dosa-dosaku yang lampau lagi akan datang –

Hingga, beberapa tahun kemudian disebabkan oleh seatu peristiwa yang begitu berat bagiku, mulailah aku berpikir untuk berubah. ” Bukankah aku mempunyai segalanya?? tapi mengapa aku tidak pernah bahagia dengan apa yang kumiliki ???? Mengapa rasa iri masih tersimpan dalam diriku??? Ada apa?? Bukankah aku telah memiliki segalanya?? ” Gumamku dalam hati dikala itu setiap kali aku melihat segelintir akhwat yang pada saat itu senantiasa tersenyum, tak ada beban rasanya dalam pikiran mereka. Begitu tulus, tak menyakiti dalam ucapan, senantiasa tersenyum ramah lagi memiliki kecerdasan dan penalaran yang tentu saja membuatku iri pada saat itu. Entahlah, waktu itu aku memang sedang tersandung banyak masalah keduniawian yang tak lain disebabkan oleh ulahku sendiri. Melihat mereka datang ke mesjid-mesjid Alloh untuk menimbah ilmu yang haq.
Senang sekali rasanya hati ini dikala itu melihat kehidupan mereka yang teratur, tak pernah marah ketika dikucilkan karena jilbab-jilbab mereka yang panjang terhampar, tak pernah ragu dalam melakukan suatu kebenaran walaupun banyak penentangnya. 

Lama-lama aku semakin sering memperhatikan gelagat mereka, tenang rasanya melihat wajah-wajah mereka. Diam-diam dalam hati ini terbesik keinginan untuk menjadi seperti itu. Tapi entahlah, lagi-lagi pengaruh teman-teman sehingga niatku pupuslah sudah.

Begitu cepat rasanya waktu itu berlalu, tak terasa pagi mulai menjelang, tampaklah matahari yang begitu indah. Lagi-lagi hari itu aku melihat sekelompok akhwat degan jilbab-jilbab mereka yang terhampar pergi kemesjid Alloh menghadiri majelis-majelis ilmu yang biasa diikuti oleh kakakku dan kawan-kawannya. Tak henti-hentinya lisan ini memuji mereka, melihat betapa mulianya diri-diri itu. Suatu ketika, pernah aku melihat mereka yang sedang berjalan dihampiri oleh sekelompok ikhwan untuk memberikan undangan, Subhanalloh... tak sedikitpun pandangan mereka tertuju pada ikhwan-ikhwan itu, tak sedikitpun mereka berpaling dari melihat ke bawah. Maha Suci Alloh yang Menjaga hamba-hambaNya yang diridhoiNya. Kagum, ta’jub, perasaan yang bercampur aduk saat itu dengan kekaguman. Begitu tsabat dalam menjaga diri dan pandangan mereka. Sungguh malu rasanya diri ini melihat pemandangan indah itu. Saat itu tidaklah lagi terbesik dari hatiku dalam mengingat dunia.

Pulanglah aku saat itu juga diantar oleh seorang sahabatku. Dalam kamar, ku renungi betapa indahnya hidup demikian. Tak ada masalah. Tak sepertiku, materi tidaklah cukup untuk membeli ketentraman jiwa, tidaklah cukup untuk menghapus masalah, tidaklah cukup untuk menepis prasangka-pransangka buruk orang-orang akan buruknya diriku, serta tak akan pernah mampu membeli keimanan dan ketakwaan yang tak pernah aku rasakan sedikitpun dikala itu. Terlalu fokus pada kehidupan dunia, terhanyut pada pergaulan bebas, menghabiskan waktu untuk menuntut ilmu dunia serta terfokus pada organisasi-organisasiku. Entah mengapa, air mataku berjatuhan begitu saja bagai mata air yang keluar tanpa henti, tak bisa dibendung. 

Sungguh, sudah sangat sering aku berpikir untuk merubah hidupku, tapi entah mengapa hatiku tetap belum tergerak mengambil langkah tegas untuk berubah. Namun, dari lubuk hatiku yang terdalam aku sebenarnya telah jenuh dengan kehidupanku. Aku merasa gembira dengan apa yang aku lakukan, namun aku tak pernah bahagia dengan semuanya. Aku tersiksa dengan rintihan hati ummi yang menginginkan perubahanku. Menanti perubahan sang putri tercinta. Sebenarnya aku juga mulai menyadari betapa yang kujalani selama ini adalah sesuatu yang tidak berguna sama sekali.

Rasanya sia-sia saja hidupku bertahun-tahun. Tak ada yang kudapatkan selain kesenangan yang sangat jauh dari kata bahagia. Begitu fokus terhadap perkara keduniawian, yang ku tau pasti tak akan membantuku di akhirat nanti. Uang takan bisa menyogok para malaikat-malaikat Alloh di alam kubur nanti, tak akan pula mampu membeli tempat tidur maupun fasilitas-faslitas mewah di alam bardzakh dan tak akan juga mampu menjadi jaminan untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik di akhirat . Betapa bodohnya diri ini selalu memperjuangkan dunia dengan menukar akhirat, mengira itu baik padahal tidaklah lebih dari keburukan yang tersamarkan. Tak terbendung, mataku membengkak, sehingga sudah terasa sakit pelopak mataku karena kebanyakan menangis. Betapa yang aku lakukan selama ini tidak lain hanyalah kesia-siaan yang nyata. Tidaklah patut saat itu aku digolongkkan sebagai siswi yang menonjol dalam akademik. Padahal tidaklah seseorang itu dikatakan cerdas hanya karena ia pandai MMK, kuat hafalannya, luas wawasannya, namun orang cerdas yang sebenar-benarnya ialah orang yang alim ( ahli ’ilmu ), ialah orang yang berusaha untuk mendapatkan yang terbaik dari yang baik. Orang yang mengetahui bahwa akhirat itu kekal lagi penuh kesenangan yang banyak di dalamnya sedang dunia tidak lain hanyalah tipu daya yang memabukkan, lantas ia mempersiapkan diri untuk akhiratnya. 

Hampir setiap orang di dunia ini meyakini bahwa akhirat itu kekal lagi banyak kemuliaan di dalamnya, akan tetapi ironis sangat banyak pula yang mengabaikannya. Mereka mengetahui dengan pasti bahwa setiap jiwa akan merasakan kematian, akan tetapi tak ada persiapan untukknya dikarenakan kebanyakan manusia berfikir bahwa tidak ada kehidupan di alam kubur, manusia akan tertidur pulas hingga hari kebangkitan, lagi-lagi pemikiran semacam ini dikarenakan jauhnya ia dari agamanya yang haq. . Mengingkari adanya hari kebangkitan dan menganggap bahwa manusia diciptakan tidaklah memiliki tujuan,, na’udzubillah. Padahal sangatlah jelas dalam kitab Al Qur’an yang mulia menjelaskan tentang hal ini, serta hadits-hadits Rosululloh Shalallahu ’Alaihi Wa Sallam

“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-main. Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (QS. Ad-Dukhaan, 44: 38-39)

”Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam, dan pada hari itu ingatlah manusia akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. Dia mengatakan, “Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mngerjakan (amal saleh) untuk hidupkuini.””
(QS. Al-Fajr, 89:23-24)

”Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka?, Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya melainkan dengan tujuan yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya.” (QS. Ar-Ruum, 30: 8)
Maha Benar Alloh Subhanahu Wa Ta’ala atas segala firmanNya……….

Masa lalu yang suram, jauh dari mengingat Alloh dan akhirat. Namun, tidaklah semua itu kecuali telah tertulis pada Lauh Mahfuzh. Dialah Dzat yang Maha Mengetahui. Kuyakini dengan pasti bahwa Itulah jalan yang ditentukan Alloh untuk kulalui sebebelum mendaki di jalan yang lebih sukar. Alhamdlillah beberapa minggu setelah kejadian itu, ku putuskan untuk memulai kehidupanku yang sesungguhnya. Hingga akhirnya berjilbab ( tentunya jilbab syar’i bukan model jahilia yang hanya di jadikan penutup kepala saja dan bukan pula kerudung yang orang-orang awam menyebutkan bahwa itulah jilbab ) wallahu a’lam. Keputusanku ini memang hampir membuat geger kerabat-kerabat dekatku dikala itu. Perubahan yang sangat drastis lagi begitu singkat, seorang akhwat yang dulunya seorang penari dengan pakaian dan bertabarruj layaknya wanita-wanita kafir tiba-tiba dengan begitu singkatnya ia berubah menjadi seorang akhwat yang badannya terbungkus oleh kain jilbab berwarna gelap. Tak ada lagi hura-hura, omong kosong, shopping sana sini, dan tentunya membatasi diri dalam bergaul. Memilih hanya memiliki seorang teman tapi berahklak mulia dibanding memiliki banyak teman namun buruk kepirbadiannya. Wallahu musta’an. 

Alhamdulillah kini akupun telah berniqob, sungguh suatu kenikmatan yang tak terhingga.
Tentu saja perubahan yang aku alami ini tidaklah lepas dari do’a-do’a ummi yang senantiasa terpanjat dalam sholat-sholat malamnya. Betapa besar keinginanannya untuk melihat peberubah sang putri tercinta menjadi akhwat sholehah sebagaimana yang diharapkannya. Rintihan hati dan tangisan air matanya selama ini yang menanti perubahan sang putri akhirnya tergantikan sudah,, Tak ada lagi rintihan, tak ada lagi air mata, tak ada lagi dada yang sesak dikarenakan buruknya kepirbadian sang putri. Wallahu a’lam

Ummi,,,Semoga Alloh membalasmu tidak dengan harta dunia, tidak dengan jabatan, tidak dengan popularitas, dan tidak pula dari kesenangan-kesenangan dunia yang lain, namun semoga Alloh membalasmu dengan jannahNya yang penuh dengan kenikmatan serta mempertemukan kita kembali di kemudian hari dalam keadaan Dia ridho. Uhibbuki fillah yaa Ummi..... Jazakillahu khair

Read More..

Ahlan Wa Sahlan

Hanyalah sebuah blog yang berisi catatan-catatan seorang akhowat dari lembar kehidupannya. Tempat untuk menuangkan apa yang ia rasa, lihat maupun dengar. Jika dalam blog ini terdapat kata-kata nasehat, sesungguhnya nasehat tersebut adalah nasehat yang ditunjukkan kepada diri sendiri. Nasehat yang sesungguhnya sangat ingin ia dengar dari orang lain untuknya. Nasehat yang keluar untuk sekedar memberi kekuatan dan senyum di wajahnya.

Ia hanyalah seorang penuntut ilmu yang berusaha untuk menapaki jalan keselamatan. Jalan yang baginya begitu melelahkan hingga akhirnya membuatnya tak begitu perduli sampai ataupun tidaknya ia pada tujuan. Sebab yang terpenting baginya ialah tatkala waktu perjalanannya telah habis, ia masih tetap berada di atas jalan yang sama.
Read More..

About Me

Foto Saya
Akhwat's Note
Just an ordinary girl...
Lihat profil lengkapku