topbella

Senin, 03 Juni 2019

Memiliki Anak Sebelum Memiliki Ilmunya, Bijak kah? (1)



Seorang anak punya hak untuk diasuh dan dibesarkan oleh orang tua yang memiliki wawasan yang cukup. Kurang bijak rasanya tatkala akan memiliki seorang anak tapi pasangan suami istri tidak belajar terlebih dulu tentang ilmu parenting, bagaimana memaksimalkan tumbuh kembang anak dengan baik, bagaimana menghasilkan anak yang cerdas, mudah diterima dilingkungannya kelak dan sebagainya. 

Ketika anak diasuh dan dididik dengan asal-asalan maka hasilnyapun akan demikian. Oleh karena itu, jangan salahkan anak jika kelak mengapa anak orang lebih pintar dari dia, kenapa anak orang lain lebih mudah diatur, dll.

Ibaratnya, orang yang berprofesi sebagai guru, dokter, maupun tentara harus memiliki ilmu dibidangnya bukan? Begitupun menjadi orang tua. Tidak mungkin jika anak tiba-tiba tumbuh jadi anak yang hebat, pintar, religius, berakhlak mulia tanpa adanya pendidikan dan ilmu yang cukup dari orang tuanya.


Sebaliknya, anak yang dididik atas dasar ilmu dengan memperhatikan nutrisi, perkembangan sel-sel otaknya agar menjadi anak yang cerdas, diperhatikan perkembangan emosional dan spritualnya dengan benar maka akan menjadi anak yang tumbuh dengan kualitas yang baik insya Allah.

Lalu terlambatkah untuk menjadi orang tua yang professional?


Tidak.

Caranya?

Banyak-banyak membaca. Banyak-banyak mencari tau.

Jadi orang tua maupun calon orang tua tidak boleh malas membaca, tidak boleh tidak belajar,  khususnya seorang ibu. Ibu itu harus pintar, harus cerdas, harus berwawasan. Karena melalui perantara orang tualah generasi penerus yang berkualitas akan tumbuh . Melalui perantara orang tualah putra putri terbaik bangsa yang kelak akan mengemban dakwah dan expert dibidangnya akan dilahirkan.  
Mengapa saya katakan ditangan orang tua, bukan ibu atau ayah saja?  Karena hasil terbaik ada dari kerjasama yang baik,  bukan hanya dari salah satu pihak. Masing-masing harus memainkan perannya dengan baik .


Merasa terlambat? 


TIDAK. 


Jika orang tua kita dulunya kurang memaksimalkan tumbuh kembang kita dengan baik,  tidak dibesarkan dengan pola asuh yang baik dan lingkungan keluarga yang kurang kondusif karena kurang harmonis, serta keterbatasan ilmu pengetahuan... maka jangan sampai semua itu terulang pada anak kita kelak. Cukup berhenti pada kita saja,  jangan sampai anak kita turut merasakan hal yang sama. 

Anak itu ibarat adonan sebelum dimasukan keoven, bisa kita bentuk sesuka hati. Asal jangan dibentuk pas keluar dari oven, akan sulit diubah bentuk dasarnya. Salah sedikit bisa hancur. Hanya bisa diberi aneka topping sebagai pemanis.



Wallahu Ta'ala A'lam Bishshowaab

0 ulasan :

Posting Komentar

About Me

Foto Saya
Akhwat's Note
Just an ordinary girl...
Lihat profil lengkapku