topbella
Tampilkan postingan dengan label nasehat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label nasehat. Tampilkan semua postingan

Selasa, 17 Juli 2018

Siapa yang Hendaknya Kupilih? (2)

Sejatinya manusia pasti dalam lubuk hatinya menginginkan pasangan yang lebih baik darinya, yang bisa menuntunnya dalam keta'atan. Orang baik itu banyak. Cerdas? Banyak juga. Tapi yang paham agama dan mengamalkannya? Sayangnya sedikit.
 
Mungkin sebagian kita berpikir, "Ah, tak mengapa tak kenal sunnah dan belum nyunnah. Nanti insya Allah bisa berproses bersama, yang terpenting akhlaknya baik".

Subhanallaah...
Sayangnya hidayah itu milik Allah, dan Allahlah yang memberikannya kepada siapa saja yang Ia kehendaki. Kita tak bisa menjamin hidayah itu akan diberikan kepada orang yang kita sayang. Baiknya akhlak itu sebaiknya jangan dijadikan standar utama. Orang baik itu banyak. Dan kebaikan akhlak itu bisa diusahakan. Tapi orang yang diberi hidayah itu jarang, dan sayangnya kita tak bisa memberikan hidayah kepada orang yang kita inginkan. Sebagaimana Rasulullah -Shalallahu 'Alaihi Wasallam- yang tidak bisa memberi hidayah iman kepada pamannya, padahal beliau adalah salah satu orang yang sangat beliau cintai. Lantas, bagaimana dengan kita???

Tak masalah berpikir seperti itu. Tapi coba renungkan lagi, yakin jika suatu saat nanti ia akan turut hijrah dan akan membangun keluarga yang sesuai dengan sunnah bersamamu? Alhamdulillah kalau ia... kalau tidak? Terutama untuk kalian saudariku yang telah berhijrah. Ingat-ingatlah betapa beratnya perjuanganmu diawal-awal hijrah hingga akhirnya engkau sampai pada titik ini. Telah banyak hal yang dikorbankan, maka haruskah menikah dalam pertaruhan? 

Dalam berumah tangga yang utama ialah harus sekufu, dan sevisi misi. Mempercayakan dirimu kepada seseorang yang tak sekufu dan sevisi misi sama dengan menikah dalam pertaruhan. Namanya wanita itu kodratnya disetir, bukan menyetir. Seberprinsip apapun seorang wanita, lambat laun ia pasti akan mengikut pada suaminya. Saat engkau mulai menyimpang dalam aturan Allah atau mungkin mulai berbelok, maka bagaimana suamimu akan mengingatkan jika iapun belum paham atau bahkan paham tapi tak perduli? 

Jangan sampai hidayah yang begitu mahal dan telah engkau peroleh perlahan-lahan mulai terlepas tanpa engkau sadari... Karena sejatinya wanita itu lemah, maka ia butuh kepada sosok yang bisa menguatkan dan meluruskan tatkala ia mulai berbelok...
Maka pikirkanlah... Jangan gadaikan akhirat demi secuil dunia.


Rasulullah -Shalallahu 'Alaihi Wasallam- bersabda yang artinya, "Pilihlah yang baik agamanya. Jika tidak, niscaya engkau akan merugi." (HR. Bukhori)


Banyak orang yang sering bertanya, "Lantas bagaimana jika suatu saat datang seorang pria baik  akan tetapi belum mengenal sunnah dan setelah sholat istikhoroh hati ternyata condong dan yakin kepadanya? Istikhoroh berkali-kali akan tetapi jawabannya tetap sama. Dan suatu saat ternyata kita berjodoh dengan orang yang kita ketahui secara dzohir bukanlah orang yang ta'at dan belum nyunnah padahal yang kita inginkan adalah dia yang telah mengenal sunnah?"


Jika demikian, maka pililah sesuai jawaban istikhorohmu. Pilihlah yang menenangkan hatimu dan tetaplah berprasangka baik kepada seluruh takdir Allah, sekalipun terkadang engkau merasa itu tidak adil untuk terjadi kepadamu. Karena...


"Boleh jadi engkau membenci sesuatu padahal itu baik bagimu. Dan boleh jadi engkau menyukai sesuatu padahal itu buruk untukmu. Allah Mengetahui, sedangkan engkau tidak mengetahui" 
(Al Baqarah : 216)

Tetaplah berpikiran positif...
Pertama, boleh jadi suatu saat nanti ia justru mendapat hidayah dan itu melaluimu. Selama ia melakukan kebaikan, selama itu juga pahalanya mengalir untukmu. Orang yang kita lihat biasa saja ataupun buruk saat ini boleh jadi dia justru akan menjadi orang yang jauh lebih baik dan istiqomah dalam keta'atan dikemudian hari saat hidayah menyapanya. Sebagaimana kitapun tidak pernah tahu bagaimana akhir kehidupan kita nantinya.

Kedua, adapun jika ternyata tidak... Maka ingatlah kisah 'Asiyah. Bagaimana Allah meninggikan derajatnya akibat keimanan dan besarnya kesabarannya menghadapi sang suami Fir'aun. Kehidupan rumah tangganya terasa begitu menyesakkan, namun ia memilih bersabar hingga Allah memberikan Surga akibat kesabarannya dan kisahnya pun diabadikan didalam Al Qur'an  yang mulia. Maka kemuliaan apalagi yang lebih indah dari itu? Boleh jadi keluarga yang tidak seindah yang engkau bayangkan, namun engkau tetap dalam keta'atan dan bersabar didalamnya justru itulah cara Allah meninggikan derajatmu di SurgaNya kelak. Maka berprasangka baiklah terhadap ketetapanNya... Tak ada suatu hal buruk yang kita alami kecuali PASTI ada hikmah dibaliknya.

Bersabarlah... raih cintaNya, dan tetaplah dalam keta'atan
Kerena Allah tak akan pernah menyia-nyiakan hambaNya yang bertaqwa, kecuali PASTI Allah akan memberi balasan terindah untuknya suatu hari nanti


Wallahu Ta'ala A'lamu Bishshowaab


Read More..

Minggu, 15 Juli 2018

Siapa yang Hendaknya Kupilih? (1)

Tak usah baper saat melihat teman menikah, karena menikah itu bukan tentang siapa yang paling cepat menuju pelaminan. Tapi menikah itu ialah tentang siapa yang paling lama mempertahankan pernikahan dan seberapa barokah keluarga yang dibangun diatas syari'at.

Kenali dirimu... Apakah kamu termaksud orang yang wajib, sunnah, ataukah makruh untuk menikah.
Jika kamu termaksud dalam kategori sunnah untuk menikah, maka tak perlu baper... Tak perlu tergesa-gesa... Yakinlah, akan ada waktunya. Bersama orang yang tepat. Diwaktu yang tepat. Karena menikah itu durasinya hingga maut memisahkan, bukan ketika bosan lantas boleh melepaskan...

Percayalah, tulang rusuk tak akan pernah tertukar. Pun, jodoh tak akan kemana. Jodoh selalu tau kemana dia harus pulang, walaupun terkadang ia harus kesasar terlebih dulu di hati orang.

Saudariku... Sebelum ingin menikah tanyakanlah pada hatimu, "Dengan apa aku akan bahagia?"
Jika bahagiamu ada pada harta, maka pilihlah ia yang memiliki harta. Jika bahagiamu ada pada tampang, maka pilihlah ia yang parasnya rupawan. Namun jika ternyata bahagiamu ada tatkala hatimu dipenuhi oleh cinta kepadaNya dan hidup diatas sunnah RasulNya, maka pilihlah ia yang mampu berjalan bersamamu diatas keistiqomahan... 

Ibnu Taimiyah -rahimahullah- berkata yang artinya, “Sungguh kasihan orang-orang yang cinta dunia, mereka (pada akhirnya) akan meninggalkan dunia ini, padahal mereka belum merasakan kenikmatan yang paling besar di dunia ini”, maka ada yang bertanya: “Apakah kenikmatan yang paling besar di dunia ini?”, Beliau -rahimahullah- menjawab: “Cinta kepada Allah, merasa tenang ketika mendekatkan diri kepada-Nya, rindu untuk bertemu dengan-Nya, serta merasa bahagia ketika berzikir dan mengamalkan ketaatan kepada-Nya” (Igaatsatul laahfan) 


Jika engkau memilih karena parasnya, maka paras yang rupawan itu bukanlah jaminan kebaikan akan ada pada diri seseorang. Jika engkau memilih karena harta, maka betapa banyak mereka yang jauh dari kata bahagia sekalipun bergelimang materi? Apakah 'Asiyah bahagia dalam rumah tangganya bersama Fir'aun dalam istanah yang begitu megah? Sayangnya tidak. Materi memang tak bisa dinafikan. Mempertimbangkan materi bukan matre, tapi realistis. Akan tetapi pikirkanlah lagi apakah tumpukan materi akan menjamin ketenangan hatimu? Apakah tumpukan materi akan memberi kebahagiaan yang selama ini diinginkan oleh hatimu? Bukankah nyawa kita tak akan dicabut sebelum kita mengambil seluruh rezeki kita? Dan bukankah rezeki yang telah ditetapkan oleh Allah tak akan pernah diambil oleh orang lain? Lantas apa yang dikhawatirkan? 


Dan lagi... Jangan juga menikah hanya karena cinta... Sebab cinta sejatinya hanyalah secuil rasa yang dititipkan Allah pada hati hambaNya. Jika rasa itu hilang? lantas apa lagi alasanmu untuk bertahan? Apakah yakin rasanya tak akan hambar?
Maka sebelum memilih pikirkanlah, "hal apa yang ada pada dirinya yang akan membuatku akan terus bertahan sekalipun rasa cinta itu telah hilang suatu saat nanti?". Karena hati itu berada diantara dua jemari Allah. Kita mungkin bisa memilih dengan siapa kita akan menikah, tapi kita tak bisa memilih dengan siapa kita akan jatuh cinta. Sebagaimana kita tak bisa menjamin agar cinta itu akan tetap terus sama kadarnya.

Read More..

Jumat, 13 Juli 2018

Waktunya Move On !

Jika kamu tidak diperjuangkan oleh orang yang kamu harapkan,
maka yakinlah, suatu saat kamu akan diperjuangkan oleh
seseorang yang mengharapkanmu...

Tak perlu bersedih! karena waktumu begitu berharga untuk
menangisi seseorang yang bahkan tak pantas ditangisi...
Waktumu begitu berharga untuk memikirkan orang yang belum tentu juga memikirkanmu...

Dia yang menolak dan menyia-nyiakanmu, belum tentu lebih baik darimu...
Boleh jadi menurut Allah kamu adalah pribadi yang lebih baik darinya, hingga Allah menginginkanmu bertemu dengan orang yang lebih baik darinya...
Maka berprasangka baiklah terhadap segala ketetapanNya...

Kosongkan hatimu...
Penuhi dengan cintamu padaNya... 
Karena jika Allah mencintai seorang hamba, 
maka Allah akan memberikan segala yang terbaik untuknya...
Jauh lebih indah dari apa yang ia bayangkan

Kosongkan hatimu...
Biarkan cintamu kepada-Nya besemayam indah di sana

Kelak, yakinlah... 
Ia akan menghadirkan seseorang yang mencintaimu sepenuh hati, 
menerimamu dengan apa adanya...
Read More..

Sabtu, 20 Januari 2018

Cara Agar Tak Terkesan Jutek

Anda dibilang jutek? Padahal menurut anda biasa aja? Yah, terkadang memang begitu. Dunia ini lumayan kejam waaat....! Akupun pernah merasakannya. Dulu. Sering malah. Waktu masih jamannya suka ngoleksi boneka mulai dari yang kecil unyu-unyu sampai yang segede gambreng dan pada akhirnya boneka-boneka itu berakhir bersama kobaran api dan minyak tanah.

Trus sekarang? Kata oraaang... Yah, kalau kata orang sih lumayanlah. Lumayan ngademin dikit. Hehehe. Kata Orang! 

Caranya?

Caranya sebenarnya susah-susah gampang. Cukup banyakin senyum saat ngomong dan hindari kata-kata yang akan menyinggung hati orang. Senyumnya bukan senyum kyak orang lagi kesem sem ya. Ntar malah dikira gila! Jangan juga senyum saat lagi ngomong serius, ya intinya sesuai sikonlah. Kamudian pandai-pandai milih kata, berusaha agar tidak ada hati yang tersakiti. ^_^

Jadi dulu itu subhanallah paling gak bisa kalau disuruh ngomong lembut, suka dibilang judes padahal menurutku itu biasa aja.

Terus mulailah ikut kajian. Ta'jub sama orang-orangnya yang super ramah. Belum kenal tapi kita disamperin, diajak kenalan, diajak salaman, disenyumin. Huaaaah.... itu jujur buat diri ini ta'jub, karena lingkungan pertemananku sebelumnya gak ada yang seperti itu. Gak ada yang ramah.  Eh, ada juga deng. Cuman cara nyapanya aja yang beda, nama kita diteriakin dari jauh. Hihihi... 
Yah, begitulah...

Jadi dulu pas awal masuk SMA, di tempat ta'lim ada satu akhowat (cwek) yang bagi ana paling nyenengin dan adem kalau dipandang. Ngomongnya gak lembut-lembut amat, biasa aja. Tapi ternyata yang buat dia enak dipandang dan nyenengin itu karena senyumnya. Suka menebar senyum dan ramah. Nah, itu sebenarnya yang lebih penting dari sekedar lembut. Apalah arti kata lembut kalau ucapan bagai belati, tajam dan menohok???

Beberapa kali pas lihat beliau ngomong sempat kagum " Masya Allah, bisa gak ya ana kayak gitu?" Batinku saat itu. Yah secara, itu adalah awal-awal diriku hijrah dan itu berat. And then I tried it. Awalnya rada kaku, lama-lama alhamdulillah mulai terbiasa dan akhirnya menjadi kebiasaan.

Nah, belajar dari pengalaman... Karakter dan kebiasaan itu sebenarnya bisa dirubah. Jangan pernah mengatakan, "aku tidak ingin munafik, yah inilah aku!" Oke. Fine. Tapi kalau ternyata kebiasaan itu kurang baik mengapa tidak untuk dirubah? Apalagi kalau terkadang buat orang yang berinteraksi dengan kita menjadi kurang nyaman??? Masih ingin mengatakan inilah aku???

Kalau ingin merubah kebiasaan menjadi lebih baik Insya Allah bisa. Rasulullah bersabda yang artinya, "Barangsiapa yang berusaha menjadi penyabar, maka Allah akan menjadikannya penyabar"

Ya demikian juga, barang siapa yang ingin menjadi dan "berusaha" menjadi ramah maka Allah akan menjadikannya sosok sebagaimana yang ia usahakan. Tentunya dengan ujian diawalnya. Untuk apa? Untuk membuktikan apakah si hamba sungguh-sungguh ingin berubah ataukah tidak. Jika tidak, maka si hamba akan mudah untuk menyerah saat diuji, demikian pula sebaliknya. 

Allah berfirman yang artinya : " Apakah manusia mengira mereka dibiarkan mengatakan : aku telah  beriman sedang mereka belum diuji?" (QS. Al ankabut: 2-3)

Maka saat Anda mulai akan berubah kearah yang lebih baik, maka pasti akan banyak ujian yang datang. Dan jika saat itu tiba, jangan menyerah! Jangan berbalik arah! Dan keluarlah sebagai pemenang!

~Semoga Allah senantiasa memudahkan kita dalam kebaikan~
Read More..

Jumat, 22 September 2017

Istidraj

"Aku sering maksiat, tapi kok aman-aman aja ya? Prestasiku semakin meningkat, keunganku justru semakin bertambah, dan hidupku lancar saja?"

Tak sadar, azab Allah tak selalu berbentuk musibah. Hukuman terberat bagi pelaku maksiat adalah saat kenikmatan dalam beribadah sudah dicabut oleh-Nya

Saat sholat tak lagi dinikmati, saat bacaan Al qur'an tak lagi menggetarkan hati, bahkan sering kali terlupakan.
Saat ibadah hanya jadi ritual penggugur kewajiban, terasa jadi beban, minim hikmah, hilang khusyu', dan tak punya dampak pada perbaikan akhlak.

Allah 'Azza wa Jalla berfirman yang artinya:

“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al An’am: 44)

Dari ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا رَأَيْتَ اللهَ تَعَالَى يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا مَا يُحِبُّ وَهُوَ مُقِيمٌ عَلَى مَعَاصِيْهِ فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِنهُ اسْتِدْرَاجٌ

“Bila kamu melihat Allah memberi pada hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah.” (HR. Ahmad).

Maka adakah pemberian yang lebih nikmat dibanding hidayah dan kekhusyuan dalam beribadah?
Read More..

Rabu, 07 September 2016

Akhirnya Aku Berhijab

Saat awal memakai hijab dulu, sempat ada keraguan...

Belum siap. Terus mikir, lha terus siapnya kapan? Keburu mati. Ajal nggak ada yang tau!

Terus mikir, kalau ayah sama ibu pergi gimana? What i've given for them? Ayolah, aku sangat ingin berubah. Hanya ada 1 kalimat yang ingin aku dengar. "Aku bangga padamu nak!", no more.

Keraguan yang lain...
Kalau nggak ada yang suka lagi gimana??? kalau gak ada yang nembak lagi gimana? //heh, mati dong! ^^
Trus, masih pada mau caper pamer motor baru depan rumah lagi nggak ya??? Oh, ok. Ini mungkin sedikit berlebihan, hehe.

Terus, teman-teman masih pada mau dekat gak ya? Oh ayolah, aku memutuskan untuk langsung berhijab syar'i yang menutup seluruh tubuh saat aku masih mengenyam pendidikan di sekolah umum. Bukan jilbab lilitan yang hanya akan membuatku tercekik kehabisan nafas...

Tapi dibalik semua itu hanya satu keyakinan yang dapat membuang semua keraguan...

Bahwasanya di saat itulah orang-orang yang baik dan tulus akan terseleksi. Teman yang baik akan terus mensupport jika perubahan itu positive. Adapun teman yang kurang baik, maka ia tak akan tahan berdekatan dengan teman yang baik. Karena setiap jiwa akan mencari teman yang sesuai dengan jiwanya.

Memiliki satu teman namun ia dapat membawa kita dalam keta'atan dan ketenangan itu jauh lebih baik dari pada memiliki banyak teman yang populer namun justru membawa kita dalam keburukan dan kegalauan

🌠🌠🌠
Hmm, saat itu indah ya, saat harus merangkak dan tertatih-tatih buat bisa menjalankan syariat yang bertentangan dengan kebiasaan orang banyak. Harus melepas pakaian modis. Saat harus terlihat asing, saat seorang temen cowok nyeloteh "kok dia pake sarung??" Hehe... Yah wajar sih, saat itu pake rok payung+kerudung selutut padahal teman2 yang lain pake jins+baju dengan segala model...

Tapi mereka tak tahu seberapa tenang dan tentramnya perasaanku saat itu...
Seberapa indahnya saat merasa dekat denganNya. Seberapa besar kekuatan dan kepercayaan diri yang dimiliki karena merasa aman dalam penjagaanNya.

Cuman ingin menjadi lebih baik, bersiap menghadapi kematian... toh siapa sih yang gak ingin terlihat cantik, modis, berbaur cwe/cwo tanpa sekat? tapi yah itu ada batasan2 yang harus dijalankan, bahwa ada kehidupan setelah kematian.

"Jangan sampai ilmu dunia kita S2 tapi ilmu agama kita TK"
Read More..

Selasa, 02 Juni 2015

Ikhwan Juga Manusia

Hei ! kamu…
Ya, kamu… Ikhwan “ahlus sunnah”
Bukankah dahulu engkau terkenal alim???
Bukankah dahulu engkau merupakan ikhwan yang begitu bersemangat diatas sunnah???

Hei ! kamu…
Ya, kamu… ikhwan “ahlus sunnah”
Bukankah dulu engkau begitu takut dengan maksiat???
Bukankah dulu engkau begitu dekat dengan alqur’an???


Kamu…
Bukankah dulu engkau begitu takut berhubungan dengan seorang akhowat??
Bukankah dulu engkau tak terbiasa berbicara berdua dengan seorang akhowat??
Mengapa kini engkau berubah???
Sedahsyat itukah virus merah jambu menyerangmu???
Sememabukan itukah hingga membuatmu berjalan menjauh dari jalanNya???

Padahal, tidakkah engkau melihat istana yang engkau bangun dengan ketaqwaan telah hampir selesai?
Lihatlah, istana itu telah engkau hancurkan tanpa engkau sadari, istana yang telah engkau bangun dengan susah payah…
Sadarlah, engaku telah berjalan diluar jalur pulang menuju surgaNya…

Pesanku untukmu wahai saudaraku,
Bangkitlah…
Kembalilah menjadi sosok tangguh dan bersemangat seperti dahulu, bukan ikhwan yang mulai lemah karena seorang akhowat…

Bangkitlah…
Mulailah untuk mengembalikan serpihan-serpihan iman…
Kembalilah untuk membangun istana yang tanpa engkau sadari telah hancur berantakan…
Mintalah pertolongan Allah, jangan biarkan dirimu berakhir dengan menyedihkan…

Semoga Allah melindungimu dan menjaga hati kalian berdua

SEMANGAT !!!


Bacaan Terkait :
Akhowat Juga Manusia 

Status Terlarang 
Read More..

Jumat, 29 Mei 2015

Semangat Bangkit

Tatkala engkau memutuskan untuk berhenti berjalan diatas jalan dakwah dan melepaskan sabuk keistiqomahan, tengoklah kebelakang…

Betapa banyak pengorbanan yang telah engkau lakukan, betapa banyak keindahan dunia yang telah engkau tinggalkan dan abaikan, betapa banyak air mata yang telah menetes , dan betapa banyak rasa pahit dan perjuangan yang telah engkau lalui. Apakah engkau hendak membuat semua itu berakhir sia-sia? Apakah engkau rela menghancurkan istana yang telah susah payah engkau bangun dengan material ketaqwaan? Apakah engkau rela merobohkannya?

الْمُؤْمِنُ الْقَوِىُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِى كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ
“Muslim yang kuat lebih Allah cintai dari muslim yang lemah. Namun keduanya memiliki kebaikan. Bersemangatlah atas apa-apa yang baik bagimu. Mintalah pertolongan Allah dan janganlah engkau lemah”


Bertahanlah…

Bersabarlah sedikit lagi…

Saat terjatuh, berdiri lagi! Kalah, bangun lagi! Gagal bangkit lagi!

Engkau hadir di bumi dalam keadaan mulia, bersih, tanpa noda. Maka kembalilah dalam keadaan mulia sebagaimana kedatanganmu…

akhwatsnote.blogspot.com

Read More..

Selasa, 12 Mei 2015

Manusia Itu Lemah

Terkadang malu, ketika orang yang baru mengenal sunnah jauh lebih berpemahaman hanif dan istiqomah dibanding orang yang telah lama mengenal sunnah. Sedih, ketika yang "pernah" berstatus santri kini seperti tak ada bedanya dari orang yang belum mengerti agama.

Lalu, untuk orang yang lalai dan mulai menyimpang apakah harus dijahui??? Apakah harus dicaci dan diceritakan keburukannya???

Sungguh boleh jadi kita belum melewati fase yang telah mereka lewati dalam kehidupan, dan bukankah kadar kekuatan seorang hamba itu berbeda-beda??? Bukankah asalnya manusia itu memang lemah???

Untuk saudariku yang masih diberi keitiqomahan, bersyukurlah. Jagalah kemuliaan itu. Jangan pernah takut merasakan pahitnya kehidupan sebab kemuliaan itu datang setelah kepahitan.


 Ketika engkau tak mampu dan merasa berat untuk melakukan kebaikan, setidaknya berusahalah agar tidak melakukan maksiat.
Read More..

Sabtu, 27 Desember 2014

Embun Pagi ( Percakapan Kakak dan Adik Via WA)

Rasanya mengisengi sang kakak merupakan hal yang indah dalam hidupnya. Sebagaimana pagi ini, via WA ia mulai rutinitas kesukaanya tersebut.

Adik             : "Banguuuuuuun!!!!
                        Payah ! jam segini masih tidur !!
                        Kakak payah !"  *masang emot meledek*

kakak           : "hahahaha"
Adik            : "Kakaq... Ayo kerja !!! Biar bisa ngasi ana uang" *emot senyum*

Adik         : "Hu um... Cari sambilan lah, yang bisa menghasilkan uang. Biar ana bisa minta uang sama kakaq" *cengir*

Kakak         : "Insya Allah akan ada waktunya..."

Adik           : "Akannya kapan kaq??"

Kakak      : "Mumpung lagi belajar, manfaatkan waktu untuk belajar, karena belajar agama tidak dapat dilakukan setelah ini"       


Adik            : "Ya elah kak... Kan belajar seumur hidup. Jadi nyari uangnya kapan dong???" *he, si adek kelihatan deh matrenya*

Kakak         : "Belajar kan butuh guru. Mumpung gurunya masih hidup dan masih mampu mengajar. Rizki orang semuanya telah diatur oleh Allah. Tidak akan berubah sedikitpun. Kita tidak akan mati sebelum mengambil semua rezki kita yang sudsh ditakdirkan. Tapi emang benar sih sebaiknya sambil kerja."

Adik             : (Diam, tangannya mulai kaku. Tak terasa air matanya mulai mengalir. Ia mulai tersadar akan apa yang dilupakannya satu tahun belakangan ini)

Kakak        : "Siapa sih yang gak mau menyenangkan ortu, pingin dilihat sukses oleh ortu, pengen dilihat bahwa aku ini loh anakmu... Anak kecil yang dulu suka minta uang, sekarang sudah ngasih uang... Anak yang suka dibeli'in sekarang sudah bisa membelikan"

Hening.

Sang kakak melanjutkan ketikannya...

Kakak        : ""Tapi kalau cuman itu makna sukses dipikiran kita... Berarti kita masih belum dewasa. Masih belum memiliki pikiran jauh ke depan. Sukses itu adalah ketika engkau menginjakkan kedua kakimu Di Surga Allah. Itulah sukses...
Ketika engkau menyelamatkan orang tuamu dari kemurkaan Allah, itulah sukses.......
Boleh kita berpikir seperti itu, tapi jangan lupa akan sukses yang heqiqi. Saya tau kita (baca:kamu) punya banyak ambisi. Termasuk agar sukses, agar orang banyak mengambil manfaat dari ilmu yang kita miliki... Mudah-mudahan apa yang kita cita-citakan ikhlash karena Allah karen jika ikhlash insya Allah, Allah akan mengabulkan,,,Tapi ingat! jangan sampai dalam prosesnya ada sesuatu yang tidak Allah sukai... Karena bagaimana mungkin kita akan mendapat keridhoan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak sukai???

Belajar.... Jadikan ilmu itu bermanfaat bagi diri kita dan orang lain.... Buat etta (baca : ayah) bangga... Buat dirimu tetap seperti yang dikenalnyaa dulu... Jangan berubah sedikit pun...Jangan lupa do'a...
Agar ia bahagia...
bangga...
Karena telah diberi kesempatan oleh Allah Memiliki dan membesarkan anak seperti kita... Semoga Allah mempertemukan kita kembali di surgaNya....Ditempat dimana kita bisa bercanda dan tertawa kembali tanpa dibatasi oleh waktu dan kesedihan..."

Hening

Adik       : "Aamiin"

Hanya satu kata itu yang berhasil ia ketik dengan tangan yang masih terasa kaku. Pernyataan yang tadinya ia maksudkan untuk mengisengi sang kakak di pagi hari malah dijawab dengan nasihat yang bagaikan tamparan baginya. Setahun terakhir yang begitu hebat telah ia lalui hingga tanpa sadar membuatnya lupa akan banyak hal. Ia ragu apakah yang ia jalani saat ini adalah ikhlash karena Allah ataukah karena luka yang sebenarnya tanpa ia sadari telah membekas. Namun satu hal yang selalu membuatnya bersyukur karena Allah selalu menghadirkan orang-orang yang menjadi alarm pengingat dalam setiap kelalaiannya.

                                    ***
Read More..

Senin, 01 Desember 2014

Untaian Penyejuk Jiwa

Tersenyumlah...
Apa yang engkau tangisi jika Allah dan dekat dengan-Nya adalah sumber kebahagiaan hakiki???

Tersenyumlah...
Apa yang engkau sesali jika mencintai makhluk hingga tanpa engkau sadari membuatmu lupa kepada Allah adalah sumber kesedihan sejati???

Hapuslah kesedihan dan abaikanlah orang-orang yang tak bermanfaat untukmu.

Teruskanlah perjalananmu menuju Ar Rohman 

Dialah Dzat yang selalu dekat menemani sekalipun seluruh manusia menjauh...




Saudariku...
Janganlah engkau berkecil hati karena merasa terlambat mengenal manhaj yang haq ini...

Janganlah engkau berputus asa untuk memperoleh keutamaan...

Sungguh, jika Allah memberikanmu ni'mat dengan begitu mudah untuk menangis tatkala bersimpuh di hadapan-Nya, maka ni'mat apa lagi yang engkau cari yang lebih besar dari itu??? 

Ni'mat apa lagi yang lebih besar dari ketenangan qalbu yang terasa begitu indah dan damai???

Sebab tak ada yang mampu memperolehnya kecuali pemilik hati yang lembut lagi Allah lapangkan 

Adapun lamanya menuntut ilmu bukanlah jaminan seseorang memperoleh ni'mat tersebut.
Read More..

Rabu, 26 November 2014

Jagalah Pintu Surgamu !

Pernakah kita merenungkan bahwa semakin kita bertambah dewasa, orang tua kita pun semakin bertambah tua. Tangan dan wajah mereka semakin keriput, dan tubuhnya pun semakin lemah. Kita tak tahu berapa lama lagi kita dapat melihat wajah-wajah tulus itu. Wajah-wajah yang selalu berusaha tersenyum dalam letih, selalu memaafkan walau lisan ini sering mengeluarkan bentakan kasar untuk keduanya. Padahal boleh jadi tatkala kita menghamburkan uang di kampung orang, saat itu orang tua kita hendak membeli sesuatu akan tetapi terpaksa ditahan karena teringat akan biaya pendidikan sang anak yang tak murah. 

Tatkala kita sibuk untuk bersendagurau tanpa faidah dan tertawa ria, boleh jadi saat itu ibu kita sedang menitihkan air mata di bilik kamarnya, seraya bersimpuh di hadapan Rabbnya mengeluhkan betapa pahitnya hidup yang sedang ia jalani.


Saudariku... 
Mengapa kita begitu mudah untuk berlaku sangat ramah dan taat di hadapan para ustadzah, dosen maupun orang lain sementara di hadapan ibu, seketika kita berubah menjadi sosok yang seolah tidak memiliki rasa santun dan cinta kasih? 

Mengapa kita begitu pandai untuk berkata baik dan lembut kepada ikhwan yang baru saja kita kenal di jejaring sosial sedangkan kepada ibu sendiri perkataan kita begitu buruk dan kasar? 

Rasulullah shallallahu ‘alaih wa sallam bersabda yang artinya, 

“Orang tua adalah pintu surga yang paling tengah. Jika engkau ingin maka sia-siakanlah pintu itu atau jagalah ia.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Dalam hadits lain beliau juga bersabda, “Celaka, celaka, celaka!” Ada yang bertanya,”Siapa wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Orang yang mendapati salah satu atau kedua orang tuanya telah berusia lanjut, tetapi tidak membuatnya masuk ke dalam surga.” (HR. Muslim)

Pernakah terhitung sudah berapa kali kita memeluk dan mencium sayang ibu kita? Berapa kali kita memijat tubuh yang mulai ringkih itu dalam sehari? Seringkah kita membuatkan secangkir teh ataupun susu tanpa harus diperintah? 
 
Jika engkau belum pernah melakukannya, maka lakukanlah mulai dari sekarang. Berikanlah baktimu sebaik mungkin. Biasakanlah untuk memijat atau sekedar membuat minuman untuk keduanya secara rutin tanpa harus diperintah terlebih dahulu. 

Diawal mungkin akan terasa canggung, bahkan mungkin kita akan sering mendengar perkataa seperti “Tumben, pasti lagi ada maunya”, “Ciee, tumben baik”. Itu biasa. Perkataan yang hanya perlu kita tanggapi dengan senyuman. Yakinlah seiring berjalannya waktu dan engkau yang terus membiasakannya maka hal tersebut akan menjadi biasa dan menjadi nilai plus bagimu sebagai seorang anak. Lakukanlah hal-hal terbaik mulai dari sekarang. Bahagiakanlah keduanya dengan akhlak mulia dan prestasi yang engkau raih.

Saudariku... 
Selagi mereka masih ada, tidakkah kita hendak membuat keduanya senantiasa tersenyum di usia tua? Sunnguh kita tak tahu kapan mereka akan pergi meninggalkan kita untuk selamanya bahkan boleh jadi kita mendahului mereka tanpa sempat berkata maaf dan menunjukan bakti yang terbaik sebagai seorang anak. Semoga Allah menjadikan kita wanita-wanita sholihah calon peghuni surga. Amiin.



Read More..

Sabtu, 08 November 2014

Ya Allah, pantaskah jika aku mengatakan bahwa kini aku benar-benar lelah?


Ketika engkau tidak memiliki sisa tenaga lagi, untuk apa terus mencoba berdiri?? Duduk dan sandarkanlah seluruh beban tubuhmu. 

Apa gunanya terus mencoba berdiri namun pada akhirnya engkau tetap saja terjatuh? 

Seribu kalipun engkau mencoba untuk berdiri, pada akhirnya engkau akan terjatuh sebanyak seribu kali juga. 

Bukankah orang yang tidak memiliki tenaga untuk menggerakkan jarinya saja akan terasa sulit??? Apalagi untuk berdiri tegak dan berjalan?!

Istirahatlah...
Lepaskanlah segala bebanmu walau hanya sejenak dan kembalilah berdiri tatkala kekuatan itu telah terkumpul kembali. Setelah itu, yang harus engkau lakukan hanyalah BERLARI. 

Berlarilah! Berlari sekencang yang engkau bisa. Berlarilah dengan sungguh-sungguh mengejar ketertinggalanmu, karena sebentar lagi waktumu akan segera usai. Sebelum pada akhirnya yang engkau dapati hanyalah penyesalan tiada bertepi.




Read More..

Senin, 13 Oktober 2014

Teman yang Baik Adalah Ni'mat



Suatu kenikmatan yang sangat besar ialah tatkala engkau dikelilingi oleh pribadi-pribadi hebat dalam hidup. Orang-orang yang tidak menyuruhmu dengan lisan agar engkau semangat dan meraih sukses, namun dengan ucapan dan rangkaian kata-katanyalah yang mengobarkan api semangat dalam dirimu. Mereka tidak memerintahkanmu untuk berakhlak mulia, namun engkau dapat belajar bagaimana itu akhlak mulia dengan melihat gerak tubuhnya. Merekalah orang-orang hebat yang hanya dengan melihatnya saja dapat mengingatkan diri kepada Allah Ta'ala.


Apalah gunanya memiliki teman yang banyak namun membuat kita semakin lupa kepada Allah???
 Hanya memilki seorang teman namun senantiasa mengajak kita dalam kebaikan itu lebih baik daripada memiliki banyak teman yang populer namun membuat kita semakin jauh dari kebaikan 




Jazaakumullah khoyron kepada semua pribadi-pribadi hebat yang ada dalam hidupku… ^^
Read More..

Kamis, 10 April 2014

Jika Kau Mencintaiku, Tinggalkan Aku

Jika kau mencintaiku…
Jahuilah aku…
Biarkan masing-masing dari kita dalam keta’atan…
Membiarkan diri menjemput takdir…
Mencintai sepenuh hati Dzat Pemberi Cinta dan Maha Mencintai…

Jika kau mencintaiku…
Jangan hiraukan aku…
Biar hati ini tak beharap…
Biar pikir ini tak berkhayal…
Karena semua telah ditetapkan…
Aku tak ingin mendahului takdir…

Jika kau mencintaiku…
Cintailah aku karena Allah…
Dzat yang abadi…
Agar tak pernah musnah cintaku padamu…


NB : Catatan yang ditemukan tergeletak tak berdaya di depan asrama akhowat ghurfah 3 juday 2 selepas  tahfidz subuh. 

Piyungan, 9 April 2014
Read More..

Sabtu, 29 Maret 2014

Wahai Saudariku... Pancarkanlah Cahayamu !


Jadilah wanita mulia bak permata di sisi Allah 

Bersabar dalam keta'atan dan senantiasa menebar senyuman 

Renda hatilah kepada manusia sekalipun ia mendzolimimu

Serta janganlah biarkan orang lain merasakan kepahitan yang pernah 
engkau rasakan dari mereka
Read More..

Selasa, 31 Desember 2013

Berhentilah Besedih dan Tersenyumlah

Tersenyumlah… 
Jangan bersedih lagi. Engkau tampak begitu jelek jika sedang menangis. Tak akan ada seorang priapun yang akan mendekatimu jika melihat wajah jelekmu tatkala bersedih. Hei, bukankah engkau kuat? Sungguh engkau akan tampak lebih manis jika dengan senyum di wajahmu.

Berhentilah ! Jangan menitikkan air mata lagi. Allah memiliki cara tersendiri untuk kebahagiaanmu. Skenario yang indah telah tertulis untukmu. Allah tahu yang terbaik untukmu. Cukup jalani skenarioNya dengan baik maka kebahagiaan akan datang suatu hari nanti.

Tahukah engkau, terkadang kita menganggap bahwa garis hidup kita begitu suram dan sangat buruk bila dibanding wajah-wajah ceria wanita seusiamu. Namun tahukah engkau, bahwa itu merupakan pemikiran yang salah. Ternyata takdirmu tidaklah seburuk yang engkau pikirkan. Engkau bukanlah wanita dengan takdir terburuk. Sekarang bukalah pikiranmu. Analogikan garis kehudupanmu dengan kisah berikut.

Suatu ketika seorang ibu sedang berkutat dengan kain dan benang sulamannya di atas kursi dengan kacamata menghiasi wajahnya. Tiba-tiba sang anak yang belum masuk usia PAUD menghentikan aktivitas bermainnya lalu datang menghampiri sang ibu dengan alis berkerut. Dengan wajah polos dan menggemaskannya ia bertanya

Anak      :  “ ibu sedang apa?”
Ibu  : “Ibu sedang menyulam anakku sayang.” Sembari menyunggingkan senyum tulusnya
Anak     :  “menyulam ? menyulam apa ? tidaklah aku melihat kecuali sekumpulan benang ruwet. Tidak ada gambar yang indah sama sekali.”
Sang ibu hanya tersenyum lalu menatap sang bocah dengan tatapan teduhnya seraya berkata : “Bermainlah nak. Lanjutkalah permainanmu. Nanti, kalau ibu telah selesai mengerjakannya, ibu akan memanggilmu.” Sang bocah akhirnya kembali bermain dan mengabaikan keheranannya. Ibunya yang melihat bocah mungilnya bingung hanya tersenyum sembari melanjutkan sulamannya. Tak lama kemudian, sang ibu tersenyum melihat hasil sulamannya yang telah selesai. Iapun memanggil putri kecilnya untuk memperlihatkan hasil sulaman yang tadi terlihat begitu berantakan dengan kumpulan benang yang ruwet dari arah bawah. Ketika sang anak datang, sang ibu lekas mendudukkan putri mungilnya di atas pangkuannya. Alangkah terkejutnya sang anak melihat apa yang diperlihatkan oleh sang ibu. Bagaimana tidak, kumpulan benang ruwet yang tadi ia lihat dari bawah tatkala ibunya sedang menyulam, kini berubah menjadi pemandangan yang begitu indah. Sang ibupun mengecup pipi sang anak gemas dengan ekspresinya dan merasa puas karena hasil kerjanya telah selesai dengan baik.

*** 

Begitulah kita terhadap garis hidup kita. Kita bagaikan bocah kecil yang hanya dapat melihat sulaman kehidupan kita dari bawah. Tidaklah yang tampak kecuali takdir kehidupan yang ruwet padahal tanpa kita sadari, Allah sedang menyulam kebahagiaan yang indah untuk kita di atas ‘ArsNya. Terkadang kita merasa bahwa takdir Allah begitu tidak adil. Kita merasa bahwa masalah kita adalah masalah yang paling berat. Terkadang kitapun merasa bahwa kehidupan kita tak semulus dan seberuntung gadis yang lain. Yah, itulah anggapan kita. Anggapan seorang hamba yang buta akan skenario Sang Sutradara. Tahu apa kita tanpa ilmu? Namun satu hal yang harus kita yakini, ialah bahwa Allah memiliki caraNya tersendiri untuk kebahagiaan kita. Allah Maha Penyayang. Allah tahu setiap keinginan yang terbesit di hati kita. Allah tidak akan pernah membiarkan hambanya bersedih apalagi menitikan air mata disebabkan oleh suatu musibah kecuali PASTI ada hikmah di baliknya yang tidak ataupun belum kita ketahui. Saudariku, Ibu yang sangat mencintaimu tak akan tega melihatmu berlinang air mata. Ingatkah engkau, tatkala engkau berbicara dengan suara gemetar karena menahan tangisanmu, ibu yang di seberang sana juga ikut merasakan apa yang sedang engkau rasakan. Tatkala engkau menangis, ibupun akan menangis karena tidak tega melihat putrinya dalam kesedihan. Demikianpun sahabatmu. Dengan tampang iba, ia menatapmu, mendengar keluh kesahmu. Bahkan iapun ikut menitikan air mata bersamamu karena empati terhadap sahabat yang disayanginya. Lalu bagaimanakah dengan Allah yang Maha Pengasih, Maha Penyayang ? Ketahuilah bahwa kasih sayang Allah jauh melebihi kasih sayang seorang ibu terhadap anak bayinya yang rela mati demi sang bayi. Allah Maha Penyayang. Allah Maha Mengetahui. Allah tahu yang terbaik untukmu sekalipun engkau menganggapnya buruk. Buruk dimatamu belum tentu buruk disisiNya bukan ?

 وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ 
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)

Sekarang, berhentilah menitikan air mata. Tersenyumlah ! Karena kamu punya Allah,  dan segala kepahitan akan berbuah indah pada waktunya

^^
Read More..

Minggu, 15 Desember 2013

Diam Itu Emas


 "Jika engkau duduk bersama orang bodoh, maka diamlah. Jika engkau duduk bersama ulama maka diamlah. Sesungguhnya diammu di hadapan orang bodoh akan menambah kebijaksanaanmu dan diammu di hadapan ulama akan menambah ilmumu."

[Hasan al Basri]
Read More..

Minggu, 24 November 2013

Muhasabah

Wahai saudariku ! Hiasilah dirimu dengan akhlak mulia... 
Jagalah kehormatan dengan tidak berbicara yang tidak berfaidah, meminta dan banyak berkumpul dengan manusia...
akhwatsnoteRaja'bin Haiwah berkata : " Penuntut ilmu hadits wajib menghindar dari suka bermain, berbuat yang sia-sia dan bersikap merendahkan dalam majelis ilmu, seperti tertawa terbahak-bahak, membuat lelucon, dan selalu bersenda gurau ". Dari Abu Hurairah رَضِيَ اللهُ عَنْهُ , Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda : " Perbanyaklah mengingar penghancur kelezatan yakni al-maut"

Ketahuilah ! Seseorang yang senantiasa mengingat kematian akan sedikit bicaranya, baik kepribadiannya, sedikit tertawanya dan berlinang air matanya tatkala shalatnya. Wahai saudariku... Sungguh waktu terus berlalu dan waktu perjalananmu kan segera berhenti, maka perbekalan apakah yang telah engkau siapkan ??? Berazamlah ! Hari ini dan akan datang, harapkanlah ridhaNya semata sekalipun seluruh penduduk bumi menjahuimu teruslah istiqomah di atas jalanNya.  


Lainnya :
Hamba Allah

Read More..

Minggu, 19 Mei 2013

Status Terlarang

Ketahuilah bahwasanya salah satu perkara yang akan menjatuhkan kita kejurang perzinahan adalah  " pacaran". Padahal Allah Ta'ala berfirman yang artinya : “Dan janganlah kalian mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.” (Al-Israa’: 32).
Saudariku.... zina bukan saja engkau berhubungan suami istri, namun pandanganmu kepada yang bukan mahram adalah zina. Ingatkah engkau hadits ini...
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda yang artinya :

"Telah ditulis bagi setiap bani Adam, bagian dari zina. Pasti dia akan melakukannya. Kedua mata, zinanya adalah memandang. Kedua telinga, zinanya adalah mendengar. Lidah (lisan), zinanya adalah berbicara. Tangan, zinanya adalah memegang. Kaki, zinanya melangkah sementara. Qalbu berkeinginan dan berangan-angan maka kemaluanlah yg membenarkan (merealisasikan) hal itu atau mendustakannya." (HR. Al- Bukhori [5889] dari Ibnu Abbas dan Muslim [2657]) 

Wahai saudariku...

Tinggalkanlah status terlarang dan gapailah kemuliaan...

Jika engkau benar-benar mencintai seorang pemuda, mengagumi keshalihan dan ketampanannya, maka tahanlah... Simpan dan diamlah. Karena diammu adalah bukti cintamu kepadanya. Diammu akan menyelamatkannya dari kotoran hati.

Sebagaimana dirimu wahai saudariku fillah, bagaimanakah perasaanmu tatkala mengetahui ada seorang pemuda yang tertarik kepadamu? atau secara terang-terangan menyatakan ketertarikannya kepadamu? Engkau yang tadinya tidak menyimpan perasaan apapun mungkin saja akan berbunga-bunga. Apalagi jika ternyata sang pemuda memiliki rupa yang tampan. Padahal, pemuda yang shalih , benar-benar berilmu dan mengamalkan ilmunya dengan benar, maka ia tidaklah mencari dan mendekati pintu zina yang akan mengotori hati dan jiwanya.

Jika ia benar-benar mencintaimu, maka lelaki shalih akan diam. Karena diamnya adalah bukti cintanya yang sesunguhnya. Sebab ia tak ingin mengotori hati wanita yang kelak akan dijadikan pendamping hidup dan permaisuri hatinya.

***
Read More..

About Me

Foto Saya
Akhwat's Note
Just an ordinary girl...
Lihat profil lengkapku