Ayah…
putrimu yang masih remaja kini telah tumbuh dewasa. Ia tidak lagi menjadi remaja yang berjalan tanpa arah.
Ayah…
Putri kecilmu yang manja kini telah mandiri. Ia tidak merendahkan diri dengan banyak meminta kepada manusia bahkan selalu berusaha melakukan pekerjaannya sendiri walaupun sukar dirasa.
Ayah…
Putrimu yang dulu masih terbata-bata membaca Kalamullah kini telah mampu membacanya. Bahkan, ia telah menghafalkannya. Sangat ingin ia memperdengarkan bacaannya kepadamu dan membuktikan bahwa bacaanya tidak kalah dengan bacaanmu.
Ayah...
Putrimu yang dulu masih terbata-bata membaca Kalamullah kini telah mampu membacanya. Bahkan, ia telah menghafalkannya. Sangat ingin ia memperdengarkan bacaannya kepadamu dan membuktikan bahwa bacaanya tidak kalah dengan bacaanmu.
Ayah...
Aku merindukanmu…
Empat tahun berpisah namun kenapa rasa kehilangan itu baru dapat aku rasakan sekarang?
Sangat bersemangat menuntut ilmu dan merasa dekat dengan-Nya membuatku merasa
tidak membutuhkan perhatian manusia.
Membuatku melupakan fithrohku sebagaimana gadis kebanyakan.
Namun, kini aku tersadar bahwa aku hanyalah gadis biasa. Ada suatu masa
dimana aku membutuhkan manusia untuk bersandar walaupun hal itu baru
dapat aku rasakan sekarang.
Kesibukan membuatku melupakan kesedihan yang seharusnya kurasakan. Membutku lupa, bahwa ternyata aku telah kehilangan sosok yang sangat memahamiku di bawah kolong langit, sosok yang selalu memberiku udzur tatkala orang-orang menyalahkan sikapku, sosok yang sering membuatku tersenyum tatkala aku bersedih, sosok tempatku bersandar dan berbagi kesah
Ayah...
Aku merindukanmu…
Merindukan perlakuan yang tidak pernah lagi aku dapatkan setelah kepergianmu, rindu kasih sayang darimu, rindu kehangatan sikapmu, rindu untuk memelukmu dan menghirup wangi parfum kasturi milikmu
Ayah...
Kakak menjagaku dengan baik. Persis seperti yang dulu engkau katakan bahwa ia akan menjaga adik-adiknya jika kelak engkau telah tiada. Berada di sampingnya membuatku merasa melihatmu
Ayah, tunggu aku…
Tak lama lagi aku akan menyusulmu. Lihatlah perjuanganku ! seberapa besar aku berusaha agar kita dapat kembali berkumpul sebagaimana di dunia, menjadi anak sholihah agar dapat menunggumu di depan pintu Surga dan tak akan masuk sebelum kedua orang tuanya ikut masuk bersamanya.
Ayah...
Kakak menjagaku dengan baik. Persis seperti yang dulu engkau katakan bahwa ia akan menjaga adik-adiknya jika kelak engkau telah tiada. Berada di sampingnya membuatku merasa melihatmu
Ayah, tunggu aku…
Tak lama lagi aku akan menyusulmu. Lihatlah perjuanganku ! seberapa besar aku berusaha agar kita dapat kembali berkumpul sebagaimana di dunia, menjadi anak sholihah agar dapat menunggumu di depan pintu Surga dan tak akan masuk sebelum kedua orang tuanya ikut masuk bersamanya.
Ayah...
Maafkan aku yang tidak dapat membahagiakanmu dengan gelar tinggi di dunia sebagaimana seorang anak kebanyakan. Namun suatu saat aku akan membuatmu bangga dengan kado istimewa yang aku persiapkan untukmu di saat semua manusia berkumpul dan tertunduk kaku.
''Yaa Rabb... Kumpulkanlah aku dan keluargaku dalam kenikmatan abadi sebagaimana Engkau mempertemukan dan mengumpulkan kami di dunia di atas nikmat-Mu"
''Yaa Rabb... Kumpulkanlah aku dan keluargaku dalam kenikmatan abadi sebagaimana Engkau mempertemukan dan mengumpulkan kami di dunia di atas nikmat-Mu"
0 ulasan :
Posting Komentar