Jika Allah mencintai seorang hamba maka Allah akan menjaganya dari maksiat bukan? Dan tidakkah engkau sadar betapa Allah mencintaimu? Betapa Allah begitu menjagamu?
Engkau yang Ia titipkan kepada pasangan yang mengerti nilai-nilai Islam, engkau yang Ia tempatkan dilingkungan ma'had sejak kecil, engkau yang Ia jaga kepolosanmu hingga kini, engkau yang Ia berikan keistiqomahan hingga aku belum pernah melihat seseorang yang lebih istiqomah dibanding dirimu, engkau yang Ia jaga dari fitnah dengan segera menikahkanmu dengan seseorang yang juga begitu sholeh secara dzahir...
Saudariku, pantaskah aku iri?
Ah, tidak... aku tidak iri... Dan memang tak boleh iri bukan?
Akan terus kutepis rasa itu, mendahulukan dan memberi apapun yang kupunya untukmu merupakan salah satu tanda cintaku padaNya, terus mencintai dan mendahulukan hamba yang tampak begitu dijagaNya walau hati ini sakit, sedih... Aku ah... aku mencintaimu karena Allah...
Terkadang aku sedih, sangat sedih...
Lalu, bagaimana denganku?
Dengan susah payah aku mencoba menapaki jalan ini. Sedangkan engkau... lihatlah! betapa polos dan indahnya dirimu... begitu Allah menjagamu...
Sedangkan aku???
Betapa susah dan pedihnya untuk berada dijalanNya. Seolah menapakinya seorang diri. Betapa mudahnya aku terjatuh dan terpelosok...
Aku tidak terlahir dari keluarga sepertimu, tidak tumbuh dengan sifat pemalu, polos, penyabar dan taat sepertimu. Aku kebalikan dari semua karaktermu. Dan kau tau, sifat lama bisa kembali kapan saja, tidak sepertimu yang Ia anugerahkan sifat terpuji dan tumbuh dengannya. Sementara aku?
Ah, sudahlah...
Ya Allah....
Bagaimana mungkin Allah mencintaiku sementara aku selalu saja bermaksiat?
Bagaimana mungkin aku mengatakan semua ini adalah nikmat padahal sama sekali tak membuat hatiku selalu terpaut denganNya?
Bagaimana mungkin aku melupakan adanya nikmat yang melalaikan?
Bukankah boleh jadi semua itu adalah bagianku di dunia hingga aku tak mendapatkan bagianku lagi di akhirat?
Ah, maukah Allah menjagaku sebagaimana Ia menjagamu? Sebagaimana Ia menjaga dan memuliakan Aisyah Radhiyallahu 'anh?
0 ulasan :
Posting Komentar