Perasaan gunda gulana tak henti menghantui
Menanti ujung dari perjuangan panjang selama ini
Getaran jiwa tak kunjung redah
Begitu takut kerasnya ombak maksiat
yang kapan saja dapat menyerang pertahanan iman dan
taqwa di tengah-tengah samudra maksiat
Sebab apa daya, diri ini begitu lemah lagi rapuh
Bak sebuah bangunan tanpa fondasi yang kokoh
Asing dan terasingkan merupakan fonomena yg tak dapat terelakan
Selalu mengira bahwa diri ini sendiri tanpa kawan,
Tanpa teman sejalan dan
Tanpa teman seperjuangan yang dapat menasehati dalam kebaikan, mencari dan memberi semangat dalam menjalankan yang haq
Ingin rasanya jiwa ini menangis tanpa henti
Merintih dan mengeluarkan segala kesahnya
Selalu merenungi betapa seringnya raga ini berada sendirian dalam keramaian
Begitu asingan ditengah-tengah khalayak
Hingga hampir saja jiwa ini terjatuh dalam kekalahan,,
Menyerah sebelum selesai berjuang
Namun,,,
setitik harapan mulai tumbuh kembali,
semangat yang hampir sirna kini kembali berkobar ,
secerca cahaya kembali datang menyinari ruang hati yang redup,,
menepis seluruh ketakutan dalam asa.
Kini,,
Jiwa ini tersadar kembali,, bahwa ia tidaklah sendiri
Selalu ada Kekasih yang menemani dan mengawasi
Tak perlu bersedih dan berkucil hati
Keasingan yang ada, sesungguhnya buah dari keimanan yang nyata,,
Ketahuilah wahai pejuang Alloh, apa yang jiwa ini dan mungkin anda alami merupakan jawaban dari :
Mengapa perjuangan itu begitu pahit, karena surga itu begitu manis. Sebab sesungguhnya sesuatu yang begitu mahal (surga),,Tidaklah dapat dibeli dengan harga yang murah,, maka marilah menjadi berlian ditengah-tengah kotoran. Karena,,,
“Berlian ditengah-tengah berlian merupakan hal yang biasa, tetapi berlian ditengah-tengah kotoran merupakan hal yg luar biasa”.
Jumat, 05 Agustus 2011
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 ulasan :
Posting Komentar