Rasanya mengisengi sang kakak merupakan hal yang indah dalam hidupnya.
Sebagaimana pagi ini, via WA ia mulai rutinitas kesukaanya
tersebut.
Adik : "Banguuuuuuun!!!!
Payah ! jam segini masih tidur !!
Kakak payah !" *masang emot meledek*
kakak : "hahahaha"
Adik : "Kakaq... Ayo kerja !!! Biar bisa ngasi ana uang" *emot senyum*
Adik : "Hu um... Cari sambilan lah, yang bisa menghasilkan uang. Biar ana bisa minta uang sama kakaq" *cengir*
Kakak : "Mumpung lagi belajar, manfaatkan waktu untuk belajar, karena belajar agama tidak dapat dilakukan setelah ini"
Adik : "Ya elah kak... Kan belajar seumur hidup. Jadi nyari uangnya kapan dong???" *he, si adek kelihatan deh matrenya*
Kakak : "Belajar kan butuh guru. Mumpung gurunya masih hidup dan masih mampu mengajar. Rizki orang semuanya telah diatur oleh Allah. Tidak akan berubah sedikitpun. Kita tidak akan mati sebelum mengambil semua rezki kita yang sudsh ditakdirkan. Tapi emang benar sih sebaiknya sambil kerja."
Adik : (Diam, tangannya mulai kaku. Tak terasa air matanya mulai mengalir. Ia mulai tersadar akan apa yang dilupakannya satu tahun belakangan ini)
Kakak : "Siapa sih yang gak mau menyenangkan ortu, pingin dilihat sukses oleh ortu, pengen dilihat bahwa aku ini loh anakmu... Anak kecil yang dulu suka minta uang, sekarang sudah ngasih uang... Anak yang suka dibeli'in sekarang sudah bisa membelikan"
Hening.
Sang kakak melanjutkan ketikannya...
Kakak : ""Tapi kalau cuman itu makna sukses dipikiran kita... Berarti kita
masih belum dewasa. Masih belum memiliki pikiran jauh ke depan. Sukses
itu adalah ketika engkau menginjakkan kedua kakimu Di Surga Allah.
Itulah sukses...
Ketika engkau menyelamatkan orang tuamu dari kemurkaan Allah, itulah sukses.......
Boleh kita berpikir seperti itu, tapi jangan lupa akan sukses yang
heqiqi. Saya tau kita (baca:kamu) punya banyak ambisi. Termasuk agar sukses, agar orang banyak mengambil manfaat dari
ilmu yang kita miliki... Mudah-mudahan apa yang kita cita-citakan
ikhlash karena Allah karen jika ikhlash insya Allah, Allah akan
mengabulkan,,,Tapi ingat! jangan sampai dalam prosesnya ada sesuatu yang
tidak Allah sukai... Karena bagaimana mungkin kita akan mendapat keridhoan
Allah dengan sesuatu yang Allah tidak sukai???
Belajar....
Jadikan ilmu itu bermanfaat bagi diri kita dan orang lain.... Buat etta
(baca : ayah) bangga... Buat dirimu tetap seperti yang dikenalnyaa
dulu... Jangan berubah sedikit pun...Jangan lupa do'a...
Agar ia
bahagia...
bangga...
Karena telah diberi kesempatan oleh Allah
Memiliki dan membesarkan anak seperti kita... Semoga Allah
mempertemukan kita kembali di surgaNya....Ditempat dimana kita bisa
bercanda dan tertawa kembali tanpa dibatasi oleh waktu dan kesedihan..."
Hening
Adik : "Aamiin"
Hanya
satu kata itu yang berhasil ia ketik dengan tangan yang masih terasa
kaku. Pernyataan yang tadinya ia maksudkan untuk mengisengi sang kakak
di pagi hari malah dijawab dengan nasihat yang bagaikan tamparan
baginya. Setahun terakhir yang begitu hebat telah ia lalui hingga tanpa sadar membuatnya lupa akan banyak hal. Ia ragu apakah yang ia jalani saat ini adalah ikhlash karena
Allah ataukah karena luka yang sebenarnya tanpa ia sadari telah
membekas. Namun satu hal yang selalu membuatnya bersyukur karena Allah
selalu menghadirkan orang-orang yang menjadi alarm pengingat dalam
setiap kelalaiannya.
***