topbella

Minggu, 16 Oktober 2016

Mencintai Karena Allah

Jika Allah mencintai seorang hamba maka Allah akan menjaganya dari maksiat bukan? Dan tidakkah engkau sadar betapa Allah mencintaimu? Betapa Allah begitu menjagamu?

Engkau yang Ia titipkan kepada pasangan yang mengerti nilai-nilai Islam, engkau yang Ia tempatkan dilingkungan ma'had sejak kecil, engkau yang Ia jaga kepolosanmu hingga kini, engkau yang Ia berikan keistiqomahan hingga aku belum pernah melihat seseorang yang lebih istiqomah dibanding dirimu, engkau yang Ia jaga dari fitnah dengan segera menikahkanmu dengan seseorang yang juga begitu sholeh secara dzahir...

Saudariku, pantaskah aku iri? 
Ah, tidak... aku tidak iri... Dan memang tak boleh iri bukan? 

Akan terus kutepis rasa itu, mendahulukan dan memberi apapun yang kupunya untukmu merupakan salah satu tanda cintaku padaNya, terus mencintai dan mendahulukan hamba yang tampak begitu dijagaNya walau hati ini sakit, sedih... Aku ah... aku mencintaimu karena Allah...

Terkadang aku sedih, sangat sedih... 

Lalu, bagaimana denganku? 

Dengan susah payah aku mencoba menapaki jalan ini. Sedangkan engkau... lihatlah! betapa polos dan indahnya dirimu... begitu Allah menjagamu...

Sedangkan aku??? 
Betapa susah dan pedihnya untuk berada dijalanNya. Seolah menapakinya seorang diri. Betapa mudahnya aku terjatuh dan terpelosok...

Aku tidak terlahir dari keluarga sepertimu, tidak tumbuh dengan sifat pemalu, polos, penyabar dan taat sepertimu. Aku kebalikan dari semua karaktermu. Dan kau tau, sifat lama bisa kembali kapan saja, tidak sepertimu yang Ia anugerahkan sifat terpuji dan tumbuh dengannya. Sementara aku? 

Ah, sudahlah...

Ya Allah....
Bagaimana mungkin Allah mencintaiku sementara aku selalu saja bermaksiat? 

Bagaimana mungkin aku mengatakan semua ini adalah nikmat padahal sama sekali tak membuat hatiku selalu terpaut denganNya? 

Bagaimana mungkin aku melupakan adanya nikmat yang melalaikan? 

Bukankah boleh jadi semua itu adalah bagianku di dunia hingga aku tak mendapatkan bagianku lagi di akhirat?


Ah, maukah Allah menjagaku sebagaimana Ia menjagamu? Sebagaimana Ia menjaga dan memuliakan Aisyah Radhiyallahu 'anh?
Read More..

Rabu, 28 September 2016

Curhat Pagi

6 tahun jauh dari ortu baru kali ini ngerasain ga enaknya pisah, jauh dari orang-orang tersayang. Berkali kali pkl belum pernah ngerasain sesepi ini yang kata syahidah "kok disini hampa ya kak?" Yah walaupun pasiennya akeh tapi...
 
Hm, rasanya pengen cepat pindah ke RS... 

2 bulan itu ga lama kan??? 

#semangat *2bln itu g lama

😔

Read More..

Sabtu, 10 September 2016

Edisi Libur Part 1

Alhamdulillah waktu yang ditunggu-tunggu datang juga. Apalagi kalau bukan waktu libur. It's mean bisa tidur puas dan merefreshkan pikiran setelah dipusingkan dengan ujian dan berbagai tugas.

Mumpung libur nih, sore tadi nyempetin maen ke daerah Gunung Kidul. Kebayang kayaknya nyenengin banget bisa lihat bukit, danau, plus pemandangan dari ketinggian. Dan ternyata tak jauh dari ekspektasi. Happy banget rasanya. Maklum udah lama gak main setahun belakang gegara udah janji gak bakal sering maen lagi dan SKS yang ngajak maratonan ^_^. Yah pokoknya lumayan terbayarlah penatnya.

Karena fotografernya masih amatiran so beginilah hasilnya. Alhamdulillah ya gak jelek-jelek amat. ^_^




Dibalik jalan sore yang menyenangkan, ada sebuah ibroh berharga hari ini. Entah ini nikmat sebagai bentuk kasih sayangNya atau boleh jadi sebuah istidraj. Wallahu a'lam

A : Mb hari ini bahagia banget...
Saya : iya... (sambil tersenyum sumringah)
A : Ternyata bahagia itu sederhana ya...
Saya : kok gitu??
A : Iya. Bahagia, seneng lihat mb bisa tertawa dan bahagia hari ini ^_^

Ya Allah, seindah inikah persaudaraan ???

Jadi terharu...
Ya, karena aku tau itu bukan perkataan bualan, malainkan ucapan tulus seorang sahabat. Walau itu bukan pernyataan pertama kali dari seorang teman, tapi tetap saja membuatku malu. Malu padaNya. Aku yang seperti ini, tapi Allah selalu menunjukan kasih sayangNya melalui orang-orang sekitar. Menghadirkan untukku mereka yang tulus dan selalu menyayangiku layaknya saudara kandung. Perhatian, tenaga, hingga materi tak sungkan mereka berikan... Mereka yang belum pernah menyakiti melalui perkataan maupun sikap. 

Mungkinkah kalian bagian dari do'aku? 

"Ya Allah dekap aku, sayangi aku. Jika bukan Engkau yang menyayangiku maka siapa lagi selainMu? Jangan biarkan aku sendiri kecuali Engkau selalu bersamaku"

Ya, bahagia itu memang sederhana. Sesederhana Allah mempertemukanku dengan orang-orang seperti kalian ^^

Read More..

Rabu, 07 September 2016

Akhirnya Aku Berhijab

Saat awal memakai hijab dulu, sempat ada keraguan...

Belum siap. Terus mikir, lha terus siapnya kapan? Keburu mati. Ajal nggak ada yang tau!

Terus mikir, kalau ayah sama ibu pergi gimana? What i've given for them? Ayolah, aku sangat ingin berubah. Hanya ada 1 kalimat yang ingin aku dengar. "Aku bangga padamu nak!", no more.

Keraguan yang lain...
Kalau nggak ada yang suka lagi gimana??? kalau gak ada yang nembak lagi gimana? //heh, mati dong! ^^
Trus, masih pada mau caper pamer motor baru depan rumah lagi nggak ya??? Oh, ok. Ini mungkin sedikit berlebihan, hehe.

Terus, teman-teman masih pada mau dekat gak ya? Oh ayolah, aku memutuskan untuk langsung berhijab syar'i yang menutup seluruh tubuh saat aku masih mengenyam pendidikan di sekolah umum. Bukan jilbab lilitan yang hanya akan membuatku tercekik kehabisan nafas...

Tapi dibalik semua itu hanya satu keyakinan yang dapat membuang semua keraguan...

Bahwasanya di saat itulah orang-orang yang baik dan tulus akan terseleksi. Teman yang baik akan terus mensupport jika perubahan itu positive. Adapun teman yang kurang baik, maka ia tak akan tahan berdekatan dengan teman yang baik. Karena setiap jiwa akan mencari teman yang sesuai dengan jiwanya.

Memiliki satu teman namun ia dapat membawa kita dalam keta'atan dan ketenangan itu jauh lebih baik dari pada memiliki banyak teman yang populer namun justru membawa kita dalam keburukan dan kegalauan

🌠🌠🌠
Hmm, saat itu indah ya, saat harus merangkak dan tertatih-tatih buat bisa menjalankan syariat yang bertentangan dengan kebiasaan orang banyak. Harus melepas pakaian modis. Saat harus terlihat asing, saat seorang temen cowok nyeloteh "kok dia pake sarung??" Hehe... Yah wajar sih, saat itu pake rok payung+kerudung selutut padahal teman2 yang lain pake jins+baju dengan segala model...

Tapi mereka tak tahu seberapa tenang dan tentramnya perasaanku saat itu...
Seberapa indahnya saat merasa dekat denganNya. Seberapa besar kekuatan dan kepercayaan diri yang dimiliki karena merasa aman dalam penjagaanNya.

Cuman ingin menjadi lebih baik, bersiap menghadapi kematian... toh siapa sih yang gak ingin terlihat cantik, modis, berbaur cwe/cwo tanpa sekat? tapi yah itu ada batasan2 yang harus dijalankan, bahwa ada kehidupan setelah kematian.

"Jangan sampai ilmu dunia kita S2 tapi ilmu agama kita TK"
Read More..

Selasa, 10 Mei 2016

Jalan Panjangku Meniti Jalan-Mu (Part 3)

Tujuh tahun...
Tak terasa tujuh tahun dalam hijrah. Terpuruk, down, berkali-kali jatuh, berkali-kali bangkit, hingga berada dipuncak keimanan rasanya telah dilalui. Terkadang ingin menyerah, capek juga taat terus. Sabar terus. Tak jarang, rasa gersang dan kesepian pun menyertai saat selalu mencoba menahan hawa nafsu dan berbagai keinginan duniawi agar tetap berada dalam koridor-Nya.

Ingin kembali ke masa awwam dulu, melakukan banyak hal tanpa harus terbebani karena sudah tau hukumnya. Yah, pernah sempat terlintas keinginan seperti itu. Apalah aku kecuali tetap manusia biasa.

Tapi buat apa???
Seneng-seneng dalam maksiat, lalu kalau meninggal besoknya bagaimana??? 

Disitulah terkadang saya merasa galau >__<

Telah banyak hal yang ditinggalkan. Masa mau mundur???

Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu berkata yang artinya:
“Demi Dzat Yang tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Dia, menegakkan As-Sunnah itu berada di antara dua kelompok. (Kelompok) yang ghuluw dan (kelompok) yang bersikap meremehkan. Maka bersabarlah kalian di dalam mengamalkan As-Sunnah, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa merahmati kalian. Sesungguhnya pada waktu yang lalu Ahlus Sunnah adalah golongan yang paling sedikit jumlahnya. Maka demikian pula pada waktu yang akan datang, mereka adalah golongan yang paling sedikit jumlahnya. Ahlus Sunnah adalah orang-orang yang tidak mengikuti kemewahan manusia. Tidak pula mengikuti kebid’ahan manusia. Mereka senantiasa bersabar di dalam mengamalkan As-Sunnah sampai bertemu dengan Rabb mereka. Maka hendaknya kalian pun demikian.” (Syarah Ath-Thahawiyyah, 2/326 )

"Sesungguhnya dunia ialah negeri yang mencemaskan. Adam diturunkan kepadanya tak lain sebagai hukuman atasnya. Ketahuilah, sesungguhnya keadaan dunia tak seberapa, barangsiapa memuliakannya, hinalah dia. Setiap saat selalu ada yang binasa disebabkan dunia. Maka jadilah engkau laksana orang yang mengobati lukanya, ia bersabar akan rasa sakit (ketika mengobati), karena khawatir musibahnya akan berkepanjangan.” (Hasan Al Bashri -rahimahullah-)

Dan kini?

Alhamdulillah Allah masih memberikan hidayah-Nya. Masih bisa berhijab saat praktek klinik Rumah Sakit, masih bisa ngaji di tengah-tengah tugas perkuliahan dan target kelulusan. Masih tahan gak chat sama lawan jenis juga sampe datang yang halal *he

Hmm, tujuh tahun. Begitu tak terasa. Semoga bisa terus berada dalam hidayah dan dekapan-Nya hingga penghujung waktu. Aamiin

مداني، ١٠-Ù¥-٢٠١٦
Read More..

Minggu, 06 Maret 2016

No Title 2

Sangat ingin mengulang waktu...
Yah walaupun itu mustahil...

Yaa RAbb, sangat ingin mengulang waktu...
Masih pantaskah lisan ini mengeluarkan nasehat??
Masih pantaskah diri ini mengajak kepada kebaikan??

Yaa Rabb...
Ighfirly...

Maafkan aku yang berjalan terlalu jauh dari-Mu
Maafkan aku yang melukai diri sendiri begitu dalam

Ya Rabb...
Izinkan aku mencintai-Mu lebih dalam dari kemarin
Izinkan aku untuk kembali dekat dengan-Mu

Aku Rindu...
 
Rindu dekat denga-Mu
Saat tak Kau biarkan rasa galau menghampiriku
Saat tak Kau biarkan kesedihan dunia menghinggapiku
Saat tak Kau biarkan ujian melemahkanku

Saat-saat itu, biasakah aku rasakan kembali?
Bisakah aku kembali dalam dekapan kasih-Mu sebelum waktuku usai?

Read More..

Kamis, 10 Desember 2015

My Family My Strength

Jika ditanya sumber kekuatan terbesarku, maka jawabannya adalah keluarga...

Dari keluarga penuh kasih itu, aku belajar untuk terus menyayangi

Dari keluarga disiplin itu, aku belajar akhlak-akhlak mulia

Dari keluarga harmonis itu, aku merasakan betapa nikmatnya berjuang bersama

Dari keluarga yang terus diuji itu, aku merasakan betapa indahnya sebuah kesabaran

Dan dari keluarga tangguh itu, aku tahu bahwa dunia bukanlah persimpangan terakhir
                        🌠🌠🌠

Teruntuk keluarga tercintaku...

Jangan bosan untuk saling mengingatkan...
Jangan letih untuk berjuang...
Jangan menyerah dengan kesakitan...
Karena sejatinya dunia adalah penjara bagi orang mu'min dan surga bagi orang kafir...


Read More..

Selasa, 03 November 2015

Do'a

Ya Allah, 

jika rasa sakit ini dapat membuatku dekat dan selalu mengingat-Mu 

maka biarkanlah rasa sakit ini

Karena hanya dengan rasa itulah aku dapat merasakan 

bahwa dunia tak sehambar yang aku kira
 

Read More..

Minggu, 21 Juni 2015

Late Post

At RSUD Panembahan Senopati Bantul


A : Syah, yang tadi ganteng nggak??

Saya : yang mana mb??? *sambil main hp*

A : Ih, kamu gimana sih. Itu lho, yang barusan ngajak ngobrol. Lesun pipinya cakep kan???

Saya : Emang tadi punya lesun pipi ya mb??? *masang wajah polos*

A : tau ah! *sambil lanjut makan*

A : kamu min kan? kok ke RS gk pernah pake kacamata???

Saya : pengen aja mb, kurang nyaman soalnya *senyum*


ngeles.com
 //padahal sebenarnya pengen jawab "iya, sengaja. Soalnya disini cwo berkeliaran dimana_mana"
>alhamdulillah min, secakep apapun yah gak jelas wajahnya<<
Read More..

Selasa, 02 Juni 2015

Ikhwan Juga Manusia

Hei ! kamu…
Ya, kamu… Ikhwan “ahlus sunnah”
Bukankah dahulu engkau terkenal alim???
Bukankah dahulu engkau merupakan ikhwan yang begitu bersemangat diatas sunnah???

Hei ! kamu…
Ya, kamu… ikhwan “ahlus sunnah”
Bukankah dulu engkau begitu takut dengan maksiat???
Bukankah dulu engkau begitu dekat dengan alqur’an???


Kamu…
Bukankah dulu engkau begitu takut berhubungan dengan seorang akhowat??
Bukankah dulu engkau tak terbiasa berbicara berdua dengan seorang akhowat??
Mengapa kini engkau berubah???
Sedahsyat itukah virus merah jambu menyerangmu???
Sememabukan itukah hingga membuatmu berjalan menjauh dari jalanNya???

Padahal, tidakkah engkau melihat istana yang engkau bangun dengan ketaqwaan telah hampir selesai?
Lihatlah, istana itu telah engkau hancurkan tanpa engkau sadari, istana yang telah engkau bangun dengan susah payah…
Sadarlah, engaku telah berjalan diluar jalur pulang menuju surgaNya…

Pesanku untukmu wahai saudaraku,
Bangkitlah…
Kembalilah menjadi sosok tangguh dan bersemangat seperti dahulu, bukan ikhwan yang mulai lemah karena seorang akhowat…

Bangkitlah…
Mulailah untuk mengembalikan serpihan-serpihan iman…
Kembalilah untuk membangun istana yang tanpa engkau sadari telah hancur berantakan…
Mintalah pertolongan Allah, jangan biarkan dirimu berakhir dengan menyedihkan…

Semoga Allah melindungimu dan menjaga hati kalian berdua

SEMANGAT !!!


Bacaan Terkait :
Akhowat Juga Manusia 

Status Terlarang 
Read More..

About Me

Foto Saya
Akhwat's Note
Just an ordinary girl...
Lihat profil lengkapku