topbella

Rabu, 07 September 2016

Akhirnya Aku Berhijab

Saat awal memakai hijab dulu, sempat ada keraguan...

Belum siap. Terus mikir, lha terus siapnya kapan? Keburu mati. Ajal nggak ada yang tau!

Terus mikir, kalau ayah sama ibu pergi gimana? What i've given for them? Ayolah, aku sangat ingin berubah. Hanya ada 1 kalimat yang ingin aku dengar. "Aku bangga padamu nak!", no more.

Keraguan yang lain...
Kalau nggak ada yang suka lagi gimana??? kalau gak ada yang nembak lagi gimana? //heh, mati dong! ^^
Trus, masih pada mau caper pamer motor baru depan rumah lagi nggak ya??? Oh, ok. Ini mungkin sedikit berlebihan, hehe.

Terus, teman-teman masih pada mau dekat gak ya? Oh ayolah, aku memutuskan untuk langsung berhijab syar'i yang menutup seluruh tubuh saat aku masih mengenyam pendidikan di sekolah umum. Bukan jilbab lilitan yang hanya akan membuatku tercekik kehabisan nafas...

Tapi dibalik semua itu hanya satu keyakinan yang dapat membuang semua keraguan...

Bahwasanya di saat itulah orang-orang yang baik dan tulus akan terseleksi. Teman yang baik akan terus mensupport jika perubahan itu positive. Adapun teman yang kurang baik, maka ia tak akan tahan berdekatan dengan teman yang baik. Karena setiap jiwa akan mencari teman yang sesuai dengan jiwanya.

Memiliki satu teman namun ia dapat membawa kita dalam keta'atan dan ketenangan itu jauh lebih baik dari pada memiliki banyak teman yang populer namun justru membawa kita dalam keburukan dan kegalauan

🌠🌠🌠
Hmm, saat itu indah ya, saat harus merangkak dan tertatih-tatih buat bisa menjalankan syariat yang bertentangan dengan kebiasaan orang banyak. Harus melepas pakaian modis. Saat harus terlihat asing, saat seorang temen cowok nyeloteh "kok dia pake sarung??" Hehe... Yah wajar sih, saat itu pake rok payung+kerudung selutut padahal teman2 yang lain pake jins+baju dengan segala model...

Tapi mereka tak tahu seberapa tenang dan tentramnya perasaanku saat itu...
Seberapa indahnya saat merasa dekat denganNya. Seberapa besar kekuatan dan kepercayaan diri yang dimiliki karena merasa aman dalam penjagaanNya.

Cuman ingin menjadi lebih baik, bersiap menghadapi kematian... toh siapa sih yang gak ingin terlihat cantik, modis, berbaur cwe/cwo tanpa sekat? tapi yah itu ada batasan2 yang harus dijalankan, bahwa ada kehidupan setelah kematian.

"Jangan sampai ilmu dunia kita S2 tapi ilmu agama kita TK"
Read More..

Selasa, 10 Mei 2016

Jalan Panjangku Meniti Jalan-Mu (Part 3)

Tujuh tahun...
Tak terasa tujuh tahun dalam hijrah. Terpuruk, down, berkali-kali jatuh, berkali-kali bangkit, hingga berada dipuncak keimanan rasanya telah dilalui. Terkadang ingin menyerah, capek juga taat terus. Sabar terus. Tak jarang, rasa gersang dan kesepian pun menyertai saat selalu mencoba menahan hawa nafsu dan berbagai keinginan duniawi agar tetap berada dalam koridor-Nya.

Ingin kembali ke masa awwam dulu, melakukan banyak hal tanpa harus terbebani karena sudah tau hukumnya. Yah, pernah sempat terlintas keinginan seperti itu. Apalah aku kecuali tetap manusia biasa.

Tapi buat apa???
Seneng-seneng dalam maksiat, lalu kalau meninggal besoknya bagaimana??? 

Disitulah terkadang saya merasa galau >__<

Telah banyak hal yang ditinggalkan. Masa mau mundur???

Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu berkata yang artinya:
“Demi Dzat Yang tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Dia, menegakkan As-Sunnah itu berada di antara dua kelompok. (Kelompok) yang ghuluw dan (kelompok) yang bersikap meremehkan. Maka bersabarlah kalian di dalam mengamalkan As-Sunnah, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa merahmati kalian. Sesungguhnya pada waktu yang lalu Ahlus Sunnah adalah golongan yang paling sedikit jumlahnya. Maka demikian pula pada waktu yang akan datang, mereka adalah golongan yang paling sedikit jumlahnya. Ahlus Sunnah adalah orang-orang yang tidak mengikuti kemewahan manusia. Tidak pula mengikuti kebid’ahan manusia. Mereka senantiasa bersabar di dalam mengamalkan As-Sunnah sampai bertemu dengan Rabb mereka. Maka hendaknya kalian pun demikian.” (Syarah Ath-Thahawiyyah, 2/326 )

"Sesungguhnya dunia ialah negeri yang mencemaskan. Adam diturunkan kepadanya tak lain sebagai hukuman atasnya. Ketahuilah, sesungguhnya keadaan dunia tak seberapa, barangsiapa memuliakannya, hinalah dia. Setiap saat selalu ada yang binasa disebabkan dunia. Maka jadilah engkau laksana orang yang mengobati lukanya, ia bersabar akan rasa sakit (ketika mengobati), karena khawatir musibahnya akan berkepanjangan.” (Hasan Al Bashri -rahimahullah-)

Dan kini?

Alhamdulillah Allah masih memberikan hidayah-Nya. Masih bisa berhijab saat praktek klinik Rumah Sakit, masih bisa ngaji di tengah-tengah tugas perkuliahan dan target kelulusan. Masih tahan gak chat sama lawan jenis juga sampe datang yang halal *he

Hmm, tujuh tahun. Begitu tak terasa. Semoga bisa terus berada dalam hidayah dan dekapan-Nya hingga penghujung waktu. Aamiin

مداني، ١٠-٥-٢٠١٦
Read More..

Minggu, 06 Maret 2016

No Title 2

Sangat ingin mengulang waktu...
Yah walaupun itu mustahil...

Yaa RAbb, sangat ingin mengulang waktu...
Masih pantaskah lisan ini mengeluarkan nasehat??
Masih pantaskah diri ini mengajak kepada kebaikan??

Yaa Rabb...
Ighfirly...

Maafkan aku yang berjalan terlalu jauh dari-Mu
Maafkan aku yang melukai diri sendiri begitu dalam

Ya Rabb...
Izinkan aku mencintai-Mu lebih dalam dari kemarin
Izinkan aku untuk kembali dekat dengan-Mu

Aku Rindu...
 
Rindu dekat denga-Mu
Saat tak Kau biarkan rasa galau menghampiriku
Saat tak Kau biarkan kesedihan dunia menghinggapiku
Saat tak Kau biarkan ujian melemahkanku

Saat-saat itu, biasakah aku rasakan kembali?
Bisakah aku kembali dalam dekapan kasih-Mu sebelum waktuku usai?

Read More..

Kamis, 10 Desember 2015

My Family My Strength

Jika ditanya sumber kekuatan terbesarku, maka jawabannya adalah keluarga...

Dari keluarga penuh kasih itu, aku belajar untuk terus menyayangi

Dari keluarga disiplin itu, aku belajar akhlak-akhlak mulia

Dari keluarga harmonis itu, aku merasakan betapa nikmatnya berjuang bersama

Dari keluarga yang terus diuji itu, aku merasakan betapa indahnya sebuah kesabaran

Dan dari keluarga tangguh itu, aku tahu bahwa dunia bukanlah persimpangan terakhir
                        🌠🌠🌠

Teruntuk keluarga tercintaku...

Jangan bosan untuk saling mengingatkan...
Jangan letih untuk berjuang...
Jangan menyerah dengan kesakitan...
Karena sejatinya dunia adalah penjara bagi orang mu'min dan surga bagi orang kafir...


Read More..

Selasa, 03 November 2015

Do'a

Ya Allah, 

jika rasa sakit ini dapat membuatku dekat dan selalu mengingat-Mu 

maka biarkanlah rasa sakit ini

Karena hanya dengan rasa itulah aku dapat merasakan 

bahwa dunia tak sehambar yang aku kira
 

Read More..

Minggu, 21 Juni 2015

Late Post

At RSUD Panembahan Senopati Bantul


A : Syah, yang tadi ganteng nggak??

Saya : yang mana mb??? *sambil main hp*

A : Ih, kamu gimana sih. Itu lho, yang barusan ngajak ngobrol. Lesun pipinya cakep kan???

Saya : Emang tadi punya lesun pipi ya mb??? *masang wajah polos*

A : tau ah! *sambil lanjut makan*

A : kamu min kan? kok ke RS gk pernah pake kacamata???

Saya : pengen aja mb, kurang nyaman soalnya *senyum*


ngeles.com
 //padahal sebenarnya pengen jawab "iya, sengaja. Soalnya disini cwo berkeliaran dimana_mana"
>alhamdulillah min, secakep apapun yah gak jelas wajahnya<<
Read More..

Selasa, 02 Juni 2015

Ikhwan Juga Manusia

Hei ! kamu…
Ya, kamu… Ikhwan “ahlus sunnah”
Bukankah dahulu engkau terkenal alim???
Bukankah dahulu engkau merupakan ikhwan yang begitu bersemangat diatas sunnah???

Hei ! kamu…
Ya, kamu… ikhwan “ahlus sunnah”
Bukankah dulu engkau begitu takut dengan maksiat???
Bukankah dulu engkau begitu dekat dengan alqur’an???


Kamu…
Bukankah dulu engkau begitu takut berhubungan dengan seorang akhowat??
Bukankah dulu engkau tak terbiasa berbicara berdua dengan seorang akhowat??
Mengapa kini engkau berubah???
Sedahsyat itukah virus merah jambu menyerangmu???
Sememabukan itukah hingga membuatmu berjalan menjauh dari jalanNya???

Padahal, tidakkah engkau melihat istana yang engkau bangun dengan ketaqwaan telah hampir selesai?
Lihatlah, istana itu telah engkau hancurkan tanpa engkau sadari, istana yang telah engkau bangun dengan susah payah…
Sadarlah, engaku telah berjalan diluar jalur pulang menuju surgaNya…

Pesanku untukmu wahai saudaraku,
Bangkitlah…
Kembalilah menjadi sosok tangguh dan bersemangat seperti dahulu, bukan ikhwan yang mulai lemah karena seorang akhowat…

Bangkitlah…
Mulailah untuk mengembalikan serpihan-serpihan iman…
Kembalilah untuk membangun istana yang tanpa engkau sadari telah hancur berantakan…
Mintalah pertolongan Allah, jangan biarkan dirimu berakhir dengan menyedihkan…

Semoga Allah melindungimu dan menjaga hati kalian berdua

SEMANGAT !!!


Bacaan Terkait :
Akhowat Juga Manusia 

Status Terlarang 
Read More..

Jumat, 29 Mei 2015

Semangat Bangkit

Tatkala engkau memutuskan untuk berhenti berjalan diatas jalan dakwah dan melepaskan sabuk keistiqomahan, tengoklah kebelakang…

Betapa banyak pengorbanan yang telah engkau lakukan, betapa banyak keindahan dunia yang telah engkau tinggalkan dan abaikan, betapa banyak air mata yang telah menetes , dan betapa banyak rasa pahit dan perjuangan yang telah engkau lalui. Apakah engkau hendak membuat semua itu berakhir sia-sia? Apakah engkau rela menghancurkan istana yang telah susah payah engkau bangun dengan material ketaqwaan? Apakah engkau rela merobohkannya?

الْمُؤْمِنُ الْقَوِىُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِى كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ
“Muslim yang kuat lebih Allah cintai dari muslim yang lemah. Namun keduanya memiliki kebaikan. Bersemangatlah atas apa-apa yang baik bagimu. Mintalah pertolongan Allah dan janganlah engkau lemah”


Bertahanlah…

Bersabarlah sedikit lagi…

Saat terjatuh, berdiri lagi! Kalah, bangun lagi! Gagal bangkit lagi!

Engkau hadir di bumi dalam keadaan mulia, bersih, tanpa noda. Maka kembalilah dalam keadaan mulia sebagaimana kedatanganmu…

akhwatsnote.blogspot.com

Read More..

Selasa, 12 Mei 2015

Manusia Itu Lemah

Terkadang malu, ketika orang yang baru mengenal sunnah jauh lebih berpemahaman hanif dan istiqomah dibanding orang yang telah lama mengenal sunnah. Sedih, ketika yang "pernah" berstatus santri kini seperti tak ada bedanya dari orang yang belum mengerti agama.

Lalu, untuk orang yang lalai dan mulai menyimpang apakah harus dijahui??? Apakah harus dicaci dan diceritakan keburukannya???

Sungguh boleh jadi kita belum melewati fase yang telah mereka lewati dalam kehidupan, dan bukankah kadar kekuatan seorang hamba itu berbeda-beda??? Bukankah asalnya manusia itu memang lemah???

Untuk saudariku yang masih diberi keitiqomahan, bersyukurlah. Jagalah kemuliaan itu. Jangan pernah takut merasakan pahitnya kehidupan sebab kemuliaan itu datang setelah kepahitan.


 Ketika engkau tak mampu dan merasa berat untuk melakukan kebaikan, setidaknya berusahalah agar tidak melakukan maksiat.
Read More..

Senin, 27 April 2015

My Lovely Family Part 2

Orang tua ana itu romantis, pake banget. Udah berumur masih aja suka ngedate. Ana aja anaknya kagak pernah!! Lho, kok??? ^_^




Sebelum membaca My Lovely Family Part 2, silahkan membaca part 1nya disini. 

Dipart ini ana  akan menceritakan betapa romantisnya kedua orangtua ana -rahimahumallah- dimasa tua. Diusia yang tak lagi muda keduanya masih saja sering mengumbar keromantisan dan saling menunjukan kasih sayang. Makanya, bukan hal aneh lagi kalau abi dan ummi sering pelukan dengan sayang didepan anak-anaknya. Catat! ANAK-ANAKNYA, bukan anak-anak tetangga. He

Jujur saja, hingga duduk dibangku Menengah Atas ana belum pernah mendengar keduanya bertengkar atau saling membentak. Jangankan membentak, mendengar kata-kata kasar saja tidak pernah. Mungkin kalian akan berkata, “Lho, kok bisa?? Nggak mungkin nggak pernah marahan! Paling nggak diperlihatkan ke anak-anak”. Oke, boleh jadi benar. Ana juga heran, kenapa abi gak pernah marah ke ummi? Apa abi termaksud suami takut istri? Saking penasarannya ana bertanya pada ummi (siapa tau dapat tips pernikahan, hehe) dan jawaban ummi adalah, “Dari awal hingga terakhir bersama mama dan ayah memang tidak pernah bertengkar. Ayah juga tidak pernah memarahi mama, kalau berdebat paling masalah kalian. Mama juga sering tanya kenapa ayah tidak pernah marah dan membetak mama padahal mama sadar mama banyak kurangnya, tapi kalau mama tanya ayah selalu jawab, “tidak ada yang perlu dikoreksi dari mama, ayah tidak menemukan celah untuk bisa marah sama mama” ^_^


Ummi and abi sweet couple banget deh. Apa-apa berdua. Kalau ummi nyuci, ntar abi yang sepulin trus dijemur berdua. Kalau ummi masak, abi bantuin atau paling tidak nemanin ummi masak. Kalau lagi sellow, abi bakalan ngantar ummi kemana-mana.

Walaupun abi orang kantoran, tapi tidak sesibuk ummi. Ummi itu super duper sibuk. Pagi ngantor, siang ngajar, sore sampai malam melayani pasien dan kegiatan-kegiatan lainnya. Walaupun begitu abi selalu memaklumi dan memberikan jutaan perhatian kepada ummi. Siang hari saat ummi tertidur, abi akan melarang kami untuk berisik dan menjaga agar ummi bisa tidur nyenyak. Saat ummi harus menolong persalinan hingga tengah malam, abi akan ikut bangun dan membuatkan ummi segelas susu, bahkan sesekali memijat pundak ummi seakan merasakan lelah yang ummi rasakan. Ana juga sering melihat abi suka mengelus kepala ummi dengan sayang. Tapi bukan berarti abi suami-suami takut istri lho yaa… Abi berlaku demikian karena ummi juga memperlakukan abi sedemikian rupa.





Pernah suatu ketika ummi melihat abi sedang menyetrika, kemudian ummi menghampiri dan berkata “Ayah kenapa setrika baju sendiri? Kan bisa suruh mama atau anak tinggal”. Dengan senyum manis abi menjawab “mama itu capek. Nanti kalau saya suruh mama dan mama tidak mau nanti mamah dosa”. ^_^

Abi itu orangnya sangat pantang membuat ummi cemberut dan selalu berusaha menyenangkan hati ummi. Kadang kalau lagi bercermin ummi sering bertanya mengenai postur tubuhnya, “Mamah gemukan ya??”  Sambil memeluk ummi  dengan sayang, abi menjawab, “Cantik. Menurut saya mamah itu selalu cantik dan ideal".

Terkadang pula ummi bertanya mengenai masakannya yang keasinan. “masakan mama asin sekali ya??” Reflek abi memakan makanannya dengan penuh semangat sambil mengangkat jempolnya dan berkata “Kata siapa asin???  enaaakk… masakan mamah enak. Iya kan???”
Melihat itu, kami hanya bisa tersenyum. Yassalaaam, please deh!  Masakan mamah tuh asin pake banget. Heeeek…


Orang tuaku, aku belum melihat samanya. Bagaimana akhlaknya, kasih sayang yang berlimpah, kedisiplinan dan perhatian yang mereka tunjukan. Hingga dihari terakhirnyapun abi masih berlaku sama. Menemani ummi masak, menyambutku di depan pintu tatkala pulang sekolah lalu menggiringku ke dapur dan duduk dipangkuannya. Mengelus sayang kepalaku dan membukakan kulit rambutan hingga siap kunikmati. Padahal saat itu aku telah berusia 16 tahun, namun perhatian itu seolah semakin bertambah setiap harinya. Aku pikir, hanya aku yang merasakannya, ternyata ummipun merasakan hal yang sama hingga tak jarang ummi selalu bertanya “Mengapa ayah begitu baik? Kalau mama ada salah dan kurang, tolong ditegur”. Dan lagi-lagi abi selalu menjawab “tidak ada yang perlu dikoreksi dari mama” ^_^

Keharmonisan itupun berlangsung hingga hari terakhir abi -rahimahullah-. Beliau melepas nafas terakhir diatas pangkuan ummi, membuatku mengingat kepergian Rasulullah -shalallahu 'alaihi wasallam- saat terbaring dipangkuan ‘Aisyah –radhiyallahu ‘anh-.

Sebelum kepergiannya, beliau -rahimahullah- sempat bermimmpi yang menurutku merupakan teguran agar abi mencurahkan perhatiannya kepada ummi diakhir sisa hidupnya, karena pada akhirnya ummilah yang akan merasa sangat kehilangan nantinya. Diakhir hayatnya, beliau -rahimahullah- diingatkan untuk memberikan kesan terindah kepada orang-orang yang dicintainya. Dan benar saja, beliau pergi dengan meninggalkan kenangan dan cerita indah kepada orang-orang yang mengenalnya. Kesabaran, kebaikan, keramahan, dan segala kebaikan lainnya. Beliau, sosok yang begitu bersahaja. Sosok yang mengajarkanku bagaimana berkasih sayang. Sosok yang mengajarkanku bagaimana bersikap rendah hati. Sosok yang terus memotivasiku untuk menjadi sosok yang tangguh. Dan melalui beliaulah aku tersadar akan apa itu kehidupan.

Ah, orang tuaku… Betapa romantisnya kalian ^^

Semoga Allah mengumpulkan kalian kembali di Surga sebagaimana Allah telah mempertemukan dan mengumpulkan kalian berdua di dunia yang penuh sesak ini. Semoga Allah memberi tempat yang baik untukmu saat ini wahai abi sayaang… Dan semoga Allah menguatkan dan melindungimu wahai ummi. Bersabarlah, semoga Allah mempertemukan kalian kembali dalam keabadian.

Love u mom ‘n’ dad. Uhibbukum fillah...

Read More..

About Me

Foto Saya
Akhwat's Note
Just an ordinary girl...
Lihat profil lengkapku