topbella

Sabtu, 29 Maret 2014

Wahai Saudariku... Pancarkanlah Cahayamu !


Jadilah wanita mulia bak permata di sisi Allah 

Bersabar dalam keta'atan dan senantiasa menebar senyuman 

Renda hatilah kepada manusia sekalipun ia mendzolimimu

Serta janganlah biarkan orang lain merasakan kepahitan yang pernah 
engkau rasakan dari mereka
Read More..

Minggu, 16 Maret 2014

Merantaulah ( Nasehat indah Imam Syafi'i -rahimahullah-)

مَا فِي المُقَامِ لِذِيْ عَقْلٍ وَذِيْ أَدَبٍ                                مِنْ رَاحَةٍ فَدعِ الأَوْطَانَ واغْتَرِب

سَافِرْ تَجِدْ عِوَضاً عَمَّنْ تُفَارِقُهُ                            وَانْصَبْ فَإنَّ لَذِيذَ الْعَيْشِ فِي النَّصَبِ

إِنِّي رَأَيْتُ وُقُوْفَ المَاءَ يُفْسِدُهُ                             إِنْ سَاحَ طَابَ وَإنْ لَمْ يَجْرِ لَمْ يَطِبِ

وَالأُسْدُ لَوْلَا فِرَاقُ الأَرْضِ مَا افْتَرَسَتْ                     وَالسَّهْمُ لَوْلَا فِرَاقُ القَوْسِ لَمْ يُصِبْ

وَالشَّمْسُ لَوْ وَقَفَتْ فِي الفُلْكِ دَائِمَةً                      لَمَلَّهَا النَّاسُ مِنْ عُجْمٍ وَمِنَ عَرَبِ

وَالتُرْبُ كَالتُرْبِ مُلْقًى فِي أَمَاكِنِهِ                         وَالعُوْدُ فِي أَرْضِهِ نَوْعٌ مِنْ الحَطَبِ

Merantaulah...

Orang pandai dan beradab tak kan diam di kampung halaman
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang

Pergilah 'kan kau dapatkan pengganti dari kerabat dan teman
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang.

Aku melihat air yang diam menjadi rusak karena diam tertahan
Jika mengalir menjadi jernih jika tidak dia 'kan keruh menggenang

Singa tak kan pernah memangsa jika tak tinggalkan sarang
Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak kan kena sasaran

Jika saja matahari di orbitnya tak bergerak dan terus diam
Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang

Rembulan jika terus-menerus purnama sepanjang zaman
Orang-orang tak kan menunggu saat munculnya datang

Biji emas bagai tanah biasa sebelum digali dari tambang
Setelah diolah dan ditambang manusia ramai memperebutkan
Kayu gahru tak ubahnya kayu biasa di dalam hutan
Jika dibawa ke kota berubah mahal jadi incaran hartawan

(Imam Syafi'i -rahimahullah-)
Read More..

Sabtu, 22 Februari 2014

Tulus Itu Indah dan Riya Itu Bencana


Orang yang berhenti berjalan 

belum tentu karena ia tak ingin melanjutkan perjalanan 

Namun, boleh jadi demikinlah  caranya agar  tetap bertahan 



Read More..

Jumat, 31 Januari 2014

Surat Untuk Ayah


Ayah…
putrimu yang masih remaja kini telah tumbuh dewasa. Ia tidak lagi menjadi remaja yang berjalan tanpa arah.

Ayah…
Putri kecilmu yang manja kini telah mandiri. Ia tidak merendahkan diri dengan banyak meminta kepada manusia bahkan selalu berusaha melakukan pekerjaannya sendiri walaupun sukar dirasa.

Ayah…
Putrimu yang dulu masih terbata-bata membaca Kalamullah kini telah mampu membacanya. Bahkan, ia telah menghafalkannya. Sangat ingin ia memperdengarkan bacaannya kepadamu dan membuktikan bahwa bacaanya tidak kalah dengan bacaanmu. 

Ayah...
Aku merindukanmu…

Empat tahun berpisah namun kenapa rasa kehilangan itu baru dapat aku rasakan sekarang? 

Sangat bersemangat menuntut ilmu dan merasa dekat dengan-Nya membuatku merasa tidak membutuhkan perhatian manusia. Membuatku melupakan fithrohku sebagaimana gadis kebanyakan. 

Namun, kini aku tersadar bahwa aku hanyalah gadis biasa. Ada suatu masa dimana aku membutuhkan manusia untuk bersandar walaupun hal itu baru dapat aku rasakan sekarang. 

Kesibukan membuatku melupakan kesedihan yang seharusnya kurasakan. Membutku lupa, bahwa ternyata aku telah kehilangan sosok yang sangat memahamiku di bawah kolong langit, sosok yang selalu memberiku udzur tatkala orang-orang menyalahkan sikapku, sosok yang sering membuatku tersenyum tatkala aku bersedih, sosok tempatku bersandar dan berbagi kesah

Ayah... 
Aku merindukanmu…
Merindukan perlakuan yang tidak pernah lagi aku dapatkan setelah kepergianmu, rindu kasih sayang darimu, rindu kehangatan sikapmu, rindu untuk memelukmu dan menghirup wangi parfum kasturi milikmu

Ayah...
Kakak menjagaku dengan baik. Persis seperti yang dulu engkau katakan bahwa ia akan menjaga adik-adiknya jika kelak engkau telah tiada. Berada di sampingnya membuatku merasa melihatmu

Ayah, tunggu aku…
Tak lama lagi aku akan menyusulmu. Lihatlah perjuanganku ! seberapa besar aku berusaha agar kita dapat kembali berkumpul sebagaimana di dunia, menjadi anak sholihah agar dapat menunggumu di depan pintu Surga dan tak akan masuk sebelum kedua orang tuanya ikut masuk bersamanya. 

Ayah...
Maafkan aku yang tidak dapat membahagiakanmu dengan gelar tinggi di dunia sebagaimana seorang anak kebanyakan. Namun suatu saat aku akan membuatmu bangga dengan kado istimewa yang aku persiapkan untukmu di saat semua manusia berkumpul dan tertunduk kaku.

''Yaa Rabb... Kumpulkanlah aku dan keluargaku dalam kenikmatan abadi sebagaimana Engkau mempertemukan dan mengumpulkan kami di dunia di atas nikmat-Mu"
Read More..

Jumat, 24 Januari 2014

It's Time To Rise !!!

Bangkitlah dan berhentilah bermain ! 
Lihatlah ! orang yang dulu berjalan jauh di belakangmu kini telah berjalan mendahuluimu 
Aduhai malangnya dirimu padahal tidaklah sekarang ia tampak lebih utama malainkan dikarenakan ia banyak belajar darimu

Salah satu hal yang menyedihkan ialah tatkala kita berhenti berjalan karena kepayahan yang sangat sementara orang yang berubah menjadi jauh lebih baik melalui kita terus berjalan mendahului kita
Read More..

Kamis, 23 Januari 2014

Akibat Satu Dinar yang Haram

Dalam Musnad Imam Ahmad dari Ibnu Umar -radhiyallahu 'anhuma-, diriwayatkan bahwa Rasulullah -shalallahu 'alaihi wassalaam-bersabda yang artinya, "Barang siapa membeli baju seharga sepuluh dirham yang di dalamnya terdapat satu dirham haram maka Allah Ta'ala tidak akan menerima shalatnya selama ia memakai baju itu."
Ibnu Umar -radhiyallahu 'anhu- lalu menutup telinganya dengan dua jarinya seraya berkata, "Tuli-lah kedua telingaku ini jika ini tidak benar-benar aku dengar dari Nabi -shalallahu 'alaihi wassalaam- yang telah mengatakannya."
Read More..

Selasa, 31 Desember 2013

Berhentilah Besedih dan Tersenyumlah

Tersenyumlah… 
Jangan bersedih lagi. Engkau tampak begitu jelek jika sedang menangis. Tak akan ada seorang priapun yang akan mendekatimu jika melihat wajah jelekmu tatkala bersedih. Hei, bukankah engkau kuat? Sungguh engkau akan tampak lebih manis jika dengan senyum di wajahmu.

Berhentilah ! Jangan menitikkan air mata lagi. Allah memiliki cara tersendiri untuk kebahagiaanmu. Skenario yang indah telah tertulis untukmu. Allah tahu yang terbaik untukmu. Cukup jalani skenarioNya dengan baik maka kebahagiaan akan datang suatu hari nanti.

Tahukah engkau, terkadang kita menganggap bahwa garis hidup kita begitu suram dan sangat buruk bila dibanding wajah-wajah ceria wanita seusiamu. Namun tahukah engkau, bahwa itu merupakan pemikiran yang salah. Ternyata takdirmu tidaklah seburuk yang engkau pikirkan. Engkau bukanlah wanita dengan takdir terburuk. Sekarang bukalah pikiranmu. Analogikan garis kehudupanmu dengan kisah berikut.

Suatu ketika seorang ibu sedang berkutat dengan kain dan benang sulamannya di atas kursi dengan kacamata menghiasi wajahnya. Tiba-tiba sang anak yang belum masuk usia PAUD menghentikan aktivitas bermainnya lalu datang menghampiri sang ibu dengan alis berkerut. Dengan wajah polos dan menggemaskannya ia bertanya

Anak      :  “ ibu sedang apa?”
Ibu  : “Ibu sedang menyulam anakku sayang.” Sembari menyunggingkan senyum tulusnya
Anak     :  “menyulam ? menyulam apa ? tidaklah aku melihat kecuali sekumpulan benang ruwet. Tidak ada gambar yang indah sama sekali.”
Sang ibu hanya tersenyum lalu menatap sang bocah dengan tatapan teduhnya seraya berkata : “Bermainlah nak. Lanjutkalah permainanmu. Nanti, kalau ibu telah selesai mengerjakannya, ibu akan memanggilmu.” Sang bocah akhirnya kembali bermain dan mengabaikan keheranannya. Ibunya yang melihat bocah mungilnya bingung hanya tersenyum sembari melanjutkan sulamannya. Tak lama kemudian, sang ibu tersenyum melihat hasil sulamannya yang telah selesai. Iapun memanggil putri kecilnya untuk memperlihatkan hasil sulaman yang tadi terlihat begitu berantakan dengan kumpulan benang yang ruwet dari arah bawah. Ketika sang anak datang, sang ibu lekas mendudukkan putri mungilnya di atas pangkuannya. Alangkah terkejutnya sang anak melihat apa yang diperlihatkan oleh sang ibu. Bagaimana tidak, kumpulan benang ruwet yang tadi ia lihat dari bawah tatkala ibunya sedang menyulam, kini berubah menjadi pemandangan yang begitu indah. Sang ibupun mengecup pipi sang anak gemas dengan ekspresinya dan merasa puas karena hasil kerjanya telah selesai dengan baik.

*** 

Begitulah kita terhadap garis hidup kita. Kita bagaikan bocah kecil yang hanya dapat melihat sulaman kehidupan kita dari bawah. Tidaklah yang tampak kecuali takdir kehidupan yang ruwet padahal tanpa kita sadari, Allah sedang menyulam kebahagiaan yang indah untuk kita di atas ‘ArsNya. Terkadang kita merasa bahwa takdir Allah begitu tidak adil. Kita merasa bahwa masalah kita adalah masalah yang paling berat. Terkadang kitapun merasa bahwa kehidupan kita tak semulus dan seberuntung gadis yang lain. Yah, itulah anggapan kita. Anggapan seorang hamba yang buta akan skenario Sang Sutradara. Tahu apa kita tanpa ilmu? Namun satu hal yang harus kita yakini, ialah bahwa Allah memiliki caraNya tersendiri untuk kebahagiaan kita. Allah Maha Penyayang. Allah tahu setiap keinginan yang terbesit di hati kita. Allah tidak akan pernah membiarkan hambanya bersedih apalagi menitikan air mata disebabkan oleh suatu musibah kecuali PASTI ada hikmah di baliknya yang tidak ataupun belum kita ketahui. Saudariku, Ibu yang sangat mencintaimu tak akan tega melihatmu berlinang air mata. Ingatkah engkau, tatkala engkau berbicara dengan suara gemetar karena menahan tangisanmu, ibu yang di seberang sana juga ikut merasakan apa yang sedang engkau rasakan. Tatkala engkau menangis, ibupun akan menangis karena tidak tega melihat putrinya dalam kesedihan. Demikianpun sahabatmu. Dengan tampang iba, ia menatapmu, mendengar keluh kesahmu. Bahkan iapun ikut menitikan air mata bersamamu karena empati terhadap sahabat yang disayanginya. Lalu bagaimanakah dengan Allah yang Maha Pengasih, Maha Penyayang ? Ketahuilah bahwa kasih sayang Allah jauh melebihi kasih sayang seorang ibu terhadap anak bayinya yang rela mati demi sang bayi. Allah Maha Penyayang. Allah Maha Mengetahui. Allah tahu yang terbaik untukmu sekalipun engkau menganggapnya buruk. Buruk dimatamu belum tentu buruk disisiNya bukan ?

 وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ 
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)

Sekarang, berhentilah menitikan air mata. Tersenyumlah ! Karena kamu punya Allah,  dan segala kepahitan akan berbuah indah pada waktunya

^^
Read More..

Minggu, 15 Desember 2013

Diam Itu Emas


 "Jika engkau duduk bersama orang bodoh, maka diamlah. Jika engkau duduk bersama ulama maka diamlah. Sesungguhnya diammu di hadapan orang bodoh akan menambah kebijaksanaanmu dan diammu di hadapan ulama akan menambah ilmumu."

[Hasan al Basri]
Read More..

Jumat, 06 Desember 2013

Love Because اللهُ

Inilah sebuah rasa khusus untuk mereka yang menjadi bagian dalam lembar kehidupannya...
Boleh saja ia sedang berada dalam keramaian,
Boleh saja jasad berada di tengah-tengah saudari seiman,
namun hatinya terus saja bersama mereka.
Saudari yang selama ini menjadi penyemangat dalam perjalanannya...
Sungguh, jikalau ada ratusan bahkan ribuan akhwat yang datang kepadanya dan siap merangkulnya untuk berjalan bersama mereka dengan sepenuh hati, sementara di seberang jalan sana ada seorang akhwat yang sedang menunggu, niscaya kan ditinggalkannya ribuan akhwat tersebut dan berjalan menuju seorang akhwat di seberang jalan sana dan menggenggam erat tangannya menuju kampung halaman abadi. Sebab ia tahu, bahwa akhwat tersebutlah saudarinya yang sesungguhnya.
Saudari yang ia pilih bukan karena cantiknya, bukan karena harta dan nasabnya, dan bukan pula hanya karena kebaikannya

Namun karena MANHAJUL HAQ ia memilihnnya


Bantul, Januari 2012
Read More..

Selasa, 26 November 2013

Suara Hati

Sungguh ia lemah... 

Dirinya tak sekuat pandangan orang 

Sungguh ia rapuh... 

Tak sekokoh kaki gunung 

Ia merindukan pelita sebagai penerang jalan 

Menantikan sang kawan sebagai teman sejalan 

Disaat ia memberikan separuh jiwa tuk sang kawan, sebenarnya ia pun menginginkannya... 

Terkadang ia berharap diperlakukan sebagaimana ia memperlakukan sang kawan 

Di seberang jalan sana sebenarnya ia menangis... 

Hatinya terluka 

Namun tak ada yang dapat ia lakukan selain tersenyum dan mengelus dada 

Lagi-lagi berusaha memaklumi walaupun ia tak pernah dimaklumi 

Demi kampung halaman, ia terus mencoba kokoh 

                               ***
Read More..

About Me

Foto Saya
Akhwat's Note
Just an ordinary girl...
Lihat profil lengkapku