topbella

Kamis, 25 April 2013

Petuah

Imam Asy Syafi'i -rahimahullah- berkata ( yang artinya ) :
" Barangsiapa yang ingin Allah membukakan hatinya atau meneranginya, maka hendaklah ia berkhalwat (menyendiri), sedikit makan, meninggalkan pergaulan dengan orang-orang bodoh,
dan membenci ahli ilmu yang tidak memiliki inshaf (sikap objektif) dan adab".

( Muqaddimah Al Majmu' Syarh Muhadzdzab )
Read More..

Rabu, 24 April 2013

Coretan Hati

Jikalau segumpal daging telah rusak, sementara keridhaan dari Sang Pemilik Hati telah tiada,, maka masikah mampu bibir ini tuk tersenyum manis??
Sungguh tak mampu lagi diri ini tertawa setelah menyadari betapa hinanya diri ini di hadapan Sang Raja....
Read More..

Selasa, 26 Februari 2013

Tanpa Judul

Tatkala para penduduk bumi menjadikan dunia sebagai penyemangat perjalanan, maka engkau.... Jadikanlah akhirat sebagai penyemangat dalam perjalananmu. Kini dunia terasa asing...
Hampa .... Bagai hidup di negeri yang serba asing. Sunnah telah ditinggalkan sedangkan sunni bagai intan yang begitu langka. Dimanakah para penegak al haq?? Dimanakah para perindu surga?? Dimankah kalian wahai al-ghuraba??
Read More..

Rabu, 29 Agustus 2012

Fighting !!

Teruslah berusaha dan janganlah menyerah...
Sesungguhnya Allah tidaklah
melihat seberapa baik hasil usahamu
Namun yang Allah lihat ialah seberapa besarkah usaha dan kesungguhanmu untuk mendapatkan hasil terbaik...
Read More..

Jumat, 24 Agustus 2012

Mutiara Hikmah

Fudhail bin 'Iyadh rahimahullahu ta'ala berkata, "Bila kamu mampu menjadi orang yang tidak dikenal, maka lakukanlah. Sebab apa kerugianmu bila tidak dikenal?
Apa kerugianmu bila tidak dipuji? Dan apa kerugianmu bila kamu menjadi orang yang tercela di hadapan manusia, tetapi terpuji di hadapan Allah subhana wa ta'ala?"
Read More..

Selasa, 14 Agustus 2012

Saatnya Menata Hati

Dikala kita merasa kehidupan tidak sebagaimana yang kita harapkan maka sadarlah, bahwa apa yang berdampak pada diri kita tidaklah luput dari balasan dari apa yang telah kita perbuat. Baik maupun buruk apa yang kita alami merupakan hasil dari apa yang telah kita perbuat. Begitu banyak orang yang merasa bahwa dunia serasa kiamat tatkala sedang menghadapi suatu permasalahan yang dianggap besar. Padahal tanjakan dalam hidup bukanlah akhir dari perjalanan.

Jika kita renungi, sebenarnya besar maupun kecil masalah yang kita hadapi tergantung bagaimana sudut pandang dan cara kita dalam menyikapinya. Misal, tatkala kita mengambil sesendok bubuk brotowali kemudian kita masukan ke dalam mulut kita, apa yang akan kita rasakan? Tentu saja rasa pahit yang sangat. Lalu, apabila kita mengambil sesendok bubuk brotowali tersebut kemulian kita masukan ke dalam segelas air lalu kita meminumnya, apa yang akan kita rasakan? Tentu saja rasa yang masih pahit walaupun tidak sepahit yang pertama. Namun, apabila kita menumpahkan sebungkus bubuk brotowali dan mencampurkannya ke dalam sebuah telaga kemudian kita meneguk air tersebut, apa yang akan kita rasakan? Apakah masih akan terasa pahit? Tentu saja yang terasa hanyalah rasa segar air telaga yang tidak menyisakan rasa pahit bubuk brotowali tersebut. Demikianlah kita terhadap masalah kita. Bubuk brotowali tersebut merupakan pahitnya masalah kehidupan yang kita hadapi. Sedangkan wadah air tersebut merupakan hati kita. Tatkala hati kita tidak sehat dan sempit maka kita akan sangat sulit untuk menerima keadaan dan masalah yang sedang kita hadapi. Sebagaimana tatkala kita memasukan sesendok bubuk brotowali ke dalam segelas air. Namun tatkala kondisi hati kita sehat dan luas bak samudera, maka sebesar apapun masalah yang datang akan terlihat mudah yang dapat dijadikan pelajaran dalam hidup.

Wahai saudariku.... tatkala engkau merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang dapat engkau lakukan untuk mengatasinya. Perbaikilah hatimu. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan tersebut. Ketahuilah ! Hatimu adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Qalbumu adalah tempat dimana engkau menampung segalanya. Maka janganlah engkau menjadikan hatimu sempit tanpa ruang! Jangan pula menjadikannya seperti gelas ! Namun jadikanlah hatimu laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan dan mengubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan.

Yah, itulah hidup. Akan selalu dibumbui oleh beragam masalah. Namun, pandanglah masalah tersebut sebagai tantangan, bukan sebagai hambatan. Masalah adalah hakikat diri dan motivasi. Sebab masalahlah yang akan membuat kita berkembang. Bayangkan saja jika tidak ada masalah dalam hidup kita, maka bagaimana kita akan tumbuh menjadi pribadi yang tangguh? Bahkan boleh jadi kita akan tumbuh sebagai sosok yang acu tak acuh dan tidak memiliki kepekaan terhadap lingkungan sosial kita. Oleh sebab itu, pandanglah masalah sebagai tantangan. Tantangan untuk menjadi pribadi yang lebih baik menuju kehidupan yang lebih baik.

Wallahu a'lamu bish shawaab
Read More..

Jadilah yang Asing

Ibnu Mas'ud radhillahu ta'ala 'anhu berkata: “Jadilah kalian sebagai sumber mata air ilmu, lampu-lampu (cahaya) petunjuk, yang menetap di rumah-rumah, pelita di waktu malam yang hatinya selalu baru, dan yang kusut pakaiannya. (Jadilah kalian)
orang yang dikenal oleh penduduk langit, tetapi tersembunyi dari penduduk bumi.”
Read More..

Kamis, 08 September 2011

There Are Always Choices In Life

Hidup ini ibarat lilin yang menunggu lilin itu mati..dengan segala aral yang melintang lilin itu mecoba untuk selalu bersinar dan tak akan meredup..sampai waktu itu tiba..
Kita tidak pernah tahu apa yang akan kita alami dalam kehidupan ini... Mungkin hari ini kita bahagia dengan semua yang kita miliki namun besok boleh jadi kita merasa menjadi orang yang paling hina dan merasa bahwa hidup ini tidaklah berarti lagi.....

Hidup ini membutuhkan perubahan dalam mencapai tujuan yang membuat kita mengerti tentang arti hidup yang begitu singkat.

Dalam menjalani hidup, kita tak akan terlepas dari yang namanya pilihan. Kita tidak pernah tahu. Ketika kita sudah memilih satu pilihan diantara beberapa pilihan, kita akan mulai melirik pilihan pilihan lain. Dan saat yang sama, kita tak dapat ke awal dan mengganti pilihan kita. Lalu disaat yang seperti ini, apakah yang harus kita lakukan???

Tak ada cara lain selain terus berjalan serta mencoba utuk menikmati pilihan kita. Yah, walaupun kemungkinan kita tak menyukainya dengan sepenuh hati, tapi harus. Selama dalam perjalanan menuju tujuan, kita pasti menemukan hal hal yang membuat kita tertawa, kadang membuat kita termenung, kadang menjadi sedih, bahkan tak jarang membuat kita menangis. Namun itulah hidup... secara tak sadar, semua itu akan menuntun kita ke arah kedewasaan. Tidak berguna menyesali pilihan yang sudah kita ambil. Yang harus kita lakukan adalah mengambil keputusan terbaik. Hidup ada di tangan kita sendiri, baik atau buruk hasil yang kita dapat, itulah resiko atas pilihan yang telah kita buat……..

Dan setelah sekian waktu kita tertawa, termenung, sedih dan bahkan menangis, kita akan sampai pada suatu titik dimana kita hanya akan dapat tersenyum sambil menarik nafas dalam dalam. Satu pilihan telah berhasil terlewati ! Namun hidup itu merupakan pilihan, terlepas dari satu pilihan, masih ada pilihan lain yang siap menunggu. Kita hanya perlu mengingat apakah yang telah kita alami dengan pilihan yang pertama. Dengan adanya pengalaman mengenai pilihan yang sebelumnya, kita akan lebih mudah untuk melangkah yang terpenting hilangkanlah keraguan. Mungkin satu hal yang perlu diingat bahwa masa depan itu tak selalu lebih baik dari masa lalu, namun persiapkanlah diri anda untuk menghadapi masa depan agar masa depan anda lebih baik dari masa lalu...


Jalanilah hidup dengan apa adanya....
Selalu menatap ke depan, buatlah hidup ini menjadi lebih berwarna.....


Wallahu a'lamu bish showaab
Read More..

Selasa, 06 September 2011

No Title

Bismillah...

Sebenarnya hari ini kepingin lanjutin My Lovely Family Part 2, berhubung besok ana sudah harus kembali berjuang dan meninggalkan dumay untuk yang kesekian kalinya.
Namun masih sulit rasanya merangkum the past sweet moment yang begitu banyak . Terlalu indah dan banyak hal menarik yang pernah terjadi. Ana jadi bingung harus mulai dari mana. So, kali ini ana cuman pengen pamitan aja soalnya setelah ini kayaknya bakalan kembali jadi manusia primitiv lagi. Tak ada hp, tak ada laptop, tak ada internet, tak ada dumay dan yang lebih tragis, tak ada akhwat's note ( untuk sementara waktu, insya Allah ). Oh ya, ana kepingin ngucapin jazaakumullahu khoir for someone karena udah membantu ana buat sedikit menjadi tidak serius lagi. Sampai bela-belain temanin ronda semalaman suntuk sampai mata merem-melek merem-melek. 'afwan juga karena pernah dikerjain sama spupu-spupu ana.
Pesan :
* tidur on time
* jangan suka ngeronda
* 'afwan, ana sebenarnya merasa bersalah. Mungkin itu yang terakhir kalinya

Baarokallahu fiik
~ ummu 'abdirrahman 'aisyah~
Read More..

Sabtu, 03 September 2011

My Lovely Family ( Part 1)

Bagi sebagian besar individu yang baru beranjak dewasa bahkan telah melewati usia dewasa, remaja adalah waktu yang paling berkesan dalam hidup. Kenangan saat remaja merupakan kenangan yang tidak mudah dilupakan, sebaik atau seburuk apapun itu.
Sementara banyak orangtua yang memiliki anak berusia remaja merasakan bahwa usia remaja adalah waktu yang sulit. Banyak konflik yang dihadapi oleh orangtua dan remaja itu sendiri. Banyak orangtua yang tetap menganggap anak remaja mereka masih perlu dilindungi dengan ketat sebab dimata orangtua, para anak remaja mereka masih belum siap menghadapi tantangan dunia orang dewasa. Demikianlah pula dengan kedua orang tua kami tercinta. Dalam masa-masa peralihan, rumah kami dipenuhi dengan segudang peraturan-peraturan sebagai bentuk penggemblengan dan pembentukan karakter.

Peraturan rumah bagi ana justru lebih berat jika dibanding peraturan ma’had. Jadi, jika teman-teman ma’had ngerasa kewalahan dengan peraturan asrama yang disiplin, bagi ana udah biasa^^. Kalau di rumah Jam 9 pm kami sudah harus masuk kamar. 1 orangpun gak ada yang boleh keluyuran di luar kamar. Jadi jam segitu sudah harus tidur, adapun jika gak tidur yah belajar, baca buku. Bagi abi, anak yang jarang terlihat dengan bukunya merupakan anak yang malas. Alhasil, kemana-mana kami harus membawa buku ataupun catatan-catatan kecil walaupun terkadang cuman pamer aja biar dibilang rajin sama abi, he.. Adapun tiap malam sebelum tidur kami harus melakukan tes. Nah, tesnya itu merupakan tes yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada kami berdasarkan isi buku yang telah kami baca sehingga ketahuan deh siapa yang benar-benar belajar dengan yang cuman sekedar memegang buku. Keluarga kami pun punya standar nilai terutama untuk nilai raport pada akhir semester. Angka 10 merupakan angka luar biasa ( nilai 10 diraport ana belum pernah. Adapun diantara kami yang berhasil meraih angka sepuluh di raport hanyalah adik), angka 9 baik, angka 8 lumayan, kalau angka 7 ??? Jangan ditanya !! Ini angka aib, pemiliknya gak bakalan dikasi makan, hehehe. Inget banget dulu saudari sepupu ana angkanya menurun padahal angkanya gak jauh beda sama yang juara umum dan pernah dapat angka 7 malah dapat iqob (sanksi). Kalau ana beda lagi, dulu sempat nangis sampai mata bengkak kanyak habis digigit tawon gara-gara di raport terdapat angka 7. Huft,, malunya ana saat itu. Yah jujur saja, sebenarnya salah satu yang melatar-belakangi ana berubah dan mulai ikut kajian itu yah karena ana dapat angka 7 itu,, hehe aneh kan? Yah tapi begitulah kenyataannya, kami bagai seseorang yang terpuruk apabila mendapat nilai ini. Justru sekarang ana jadi bersyukur juga dulu sempat dapat angka 7, hehe. Begitulah keluarga kami, budaya disiplin benar-benar ditegakkan. Begitu pula belajar. Sampai-smpai adik ana itu sekarang jadi kutu buku. Gak suka keluar, dan paling suka berdua ria dengan buku-bukunya.

Di rumah, adab-adab benar-benar ditekankan. Mulai cara makan, cara berjalan dan duduk yang baik, cara berinteraksi dengan yang lebih tua, muda maupun yang sebaya hingga cara buang hajatpun harus penuh etika. Contohnya, ‘afwan yah kalau anak cewek itu pipisnya terkadang bunyi, nah ummi ngasi tips agar gak bunyi, dan percikannya tidak menyebar kemana-mana terutama apabila sedang dirundung kebelet pipis. hahaha.. ada-ada aja kan?? Cara timbah air dengan menggunakan gayungpun ada adabnya. Halah !!! Kebetulan kamar mandi tengah gak pake shower tapi menggunakan bak dan gayung. Beberapa kali ana sempat ditegur saat menimbah air. Kata ummi gak musti bunyinya menyebar kemana-mana apalagi bila sampai mengggema di sudut ruangan. Namun lagi-lagi ummi benar, semua ada triknya tergantung kita saja sejauh mana pandai mensiasatinya. Prinsip ummi sih jangan pernah mau dikalah dengan benda mati !!

Berkaitan masalah adab, ana sempat diberikan kursus kilat berbicara oleh ummi. Kata beliau sih masih ada beberapa huruf yang terdengar kurang jelas jika ana bericara, tempo, pemilihan kata dan lain-lain semua tak luput dari kritikan ummi. Hingga gerakan bibirpun harus diperhatikan ( hehe kalau yang ini bukan ana). Kalau ngomong itu bibirnya biasa aja gak usah dimain-mainin ! Lha, maksudnya?? Jadi gini, tak jarang banyak gadis-gadis remaja yang berbicara dengan memainkan bibir mereka misal : sedikit memonyongkan ataupun menggigit bibir bawah entah apakah itu karena lagi tren dan mencari perhatian terutama dihadapan kaum adam ataukah emang dari sononya, wallahu a’lam. Intinya tetap jaga adab dan kesederhanaan itu indah. Sebab kesederhanaan yang disertai akhlak yang baik itu akan membawa kita pada titik keanggunan.

Mungkin bagi sebagian orang ini berlebihan, namun inilah cara mendidik kedua orang tua kami dalam memperbaiki adab-adab kami yang benar-benar dapat kami tuai hasilnya tatkala kami tumbuh semakin dewasa. Awalnya jenuh juga jika harus menerima teguran namun kami dilatih untuk senang dengan kritikan dan juga saran dari orang lain, sebab dari kritikan dan saran itulah kita dapat berbenah diri dalam menjadi pribadi yang lebih baik. Jika dalam lingkungan keluarga kita pantang memberi maupun menerima kritikan, maka kapan kesalahan itu akan berubah menjadi kebaikan? Sebab orang luar akan merasa tidak enak hati ataupun sungkan apabila menegur keburukan kita. Akhrinya apa ?? kita harus terus berada dalam keburukan yang kita sendiri tak menyadarinya. Maka dari itu, berterima kasihlah kepada oran-orang yang mau memberikan kritik ataupun saran kepadamu !

Yah, kami memang sangat banyak belajar dalam lingkungan keluarga khususnya ana pribadi. Namun bukan berarti kondisi keluarga ana begitu formal dan dingin ! Sungguh salah besar ! Justru abi merupakan seorang yang humoris begitu pula kakak dan adik ana. Kalau ummi dan ana sendiri orangnya rada serius dan lebih suka diam. Yah lagi-lagi perbedaan inilah yang menghiasi karakter kami hingga kamipun dapat saling melengkapi ditengah-tengah kekurangan masing-masing. Kata ummi, silahkanlah main sesuka kalian namun tetap menjaga adab !

Jadi teringat saat-saat ketika aku letih belajar ataupun mengerjakan tugas rumah, abi – rahimahullah – datang menghiburku, memelukku dan membelai lembut rambutku sambil sesekali membawa cemilan di kamar hingga beliau tak membiarkan kamarku kosong dengan cemilan. Terkadang terlihat aneh, ana yang mulai beranjak dewasa masi suka bermanja-manja ria dengan kedua orang tua, namun disitulah yang menunjukkah betapa hangatnya keluarga yang aku berada di dalamnya. Saat hujan turun, maka kami akan berbondong-bondong tidur di kamar ummi dengan disertai candaan-candaan yang sering kali akulah menjadi objeknya. Yah, habis mau gimana lagi, ana gak begitu pandai bercanda dan rada serius. Sungguh suasana rumah begitu indah apalagi ditambah dengan saudari-saudari sepupu ana yang turut bergabung menjadi anggota rumah. Itulah mengapa kami sering dijuluki anak rumahan. Habis mau kemana lagi jika rumah terasa begitu nyaman? Ana terkadang heran dengan orang yang kurang suka berada di rumah dan lebih suka berkumpul dengan rekan-rekannya dibanding dengan berkumpul bersama keluarganya.

Terkadang saat melihat anak-anak di ma’had yang terlahir dalam lingkungan salafy mata ini sempat meneteskan air mata, sungguh betapa beruntungnya mereka. Berkesempatan menimbah ilmu akhirat sejak usia yang sangat dini dilingkungan ahlus sunnah. Namun lagi-lagi ada sesuatu yang menguatkanku serta menjadi sumber motivasiku. Yakni aku terlahir dalam lingkungan keluarga yang hangat dan penuh dengan adab serta kedisiplinan. Keluargaku mengajariku banyak hal yang belum dan sangat sulit aku temukan di luar sana bahkan lingkungan ma’had sekalipun. Sungguh betapa pentingnya perkara adab dan akhlak. Banyak orang berilmu, menghafal qur’an, matan-matan hadits dan berada dilingkungan agamis namun sanyang akhlak serta adabnya tak mampu menyeimbangi ketinggian ilmunya. Rasa empati terhadap orang lain terlihat tak selaras dengan hadits-hadits mengenai perkara adab dan akhlak yang telah ia hafalkan dengan fasih terutama bagi yang menyandang status tholibul ‘ilm, tak jarang cara berbicaranyapun masih kurang sopan bahkan kepada anak mereka ecap kali keluar kata-kata kasar. Dan yang anehnya, mengapa terhadap orang lain kita begitu lemah-lembut sedangkan kepada keluarga sendiri kita terlihat begitu sangar dan kasar?? Ataukah ini yang dimaksud dalam ayat Allah bahwa mereka berilmu namun ilmu tersebut tak sanggup meresap hingga ke hati-hati mereka ?? Wallahu a’lam, ‘afwan ana tidak bermaksud untuk menjudge( menghakimi) orang lain ! Malainkan hanya sekedar menunjukkan keprihatinan. Semoga aku, anda dan keluarga kita terlindungi dari akhlak yang kurang baik dan buruk. Amiin
Read More..

About Me

Foto Saya
Akhwat's Note
Just an ordinary girl...
Lihat profil lengkapku