topbella

Rabu, 29 Agustus 2012

Fighting !!

Teruslah berusaha dan janganlah menyerah...
Sesungguhnya Allah tidaklah
melihat seberapa baik hasil usahamu
Namun yang Allah lihat ialah seberapa besarkah usaha dan kesungguhanmu untuk mendapatkan hasil terbaik...
Read More..

Jumat, 24 Agustus 2012

Mutiara Hikmah

Fudhail bin 'Iyadh rahimahullahu ta'ala berkata, "Bila kamu mampu menjadi orang yang tidak dikenal, maka lakukanlah. Sebab apa kerugianmu bila tidak dikenal?
Apa kerugianmu bila tidak dipuji? Dan apa kerugianmu bila kamu menjadi orang yang tercela di hadapan manusia, tetapi terpuji di hadapan Allah subhana wa ta'ala?"
Read More..

Selasa, 14 Agustus 2012

Saatnya Menata Hati

Dikala kita merasa kehidupan tidak sebagaimana yang kita harapkan maka sadarlah, bahwa apa yang berdampak pada diri kita tidaklah luput dari balasan dari apa yang telah kita perbuat. Baik maupun buruk apa yang kita alami merupakan hasil dari apa yang telah kita perbuat. Begitu banyak orang yang merasa bahwa dunia serasa kiamat tatkala sedang menghadapi suatu permasalahan yang dianggap besar. Padahal tanjakan dalam hidup bukanlah akhir dari perjalanan.

Jika kita renungi, sebenarnya besar maupun kecil masalah yang kita hadapi tergantung bagaimana sudut pandang dan cara kita dalam menyikapinya. Misal, tatkala kita mengambil sesendok bubuk brotowali kemudian kita masukan ke dalam mulut kita, apa yang akan kita rasakan? Tentu saja rasa pahit yang sangat. Lalu, apabila kita mengambil sesendok bubuk brotowali tersebut kemulian kita masukan ke dalam segelas air lalu kita meminumnya, apa yang akan kita rasakan? Tentu saja rasa yang masih pahit walaupun tidak sepahit yang pertama. Namun, apabila kita menumpahkan sebungkus bubuk brotowali dan mencampurkannya ke dalam sebuah telaga kemudian kita meneguk air tersebut, apa yang akan kita rasakan? Apakah masih akan terasa pahit? Tentu saja yang terasa hanyalah rasa segar air telaga yang tidak menyisakan rasa pahit bubuk brotowali tersebut. Demikianlah kita terhadap masalah kita. Bubuk brotowali tersebut merupakan pahitnya masalah kehidupan yang kita hadapi. Sedangkan wadah air tersebut merupakan hati kita. Tatkala hati kita tidak sehat dan sempit maka kita akan sangat sulit untuk menerima keadaan dan masalah yang sedang kita hadapi. Sebagaimana tatkala kita memasukan sesendok bubuk brotowali ke dalam segelas air. Namun tatkala kondisi hati kita sehat dan luas bak samudera, maka sebesar apapun masalah yang datang akan terlihat mudah yang dapat dijadikan pelajaran dalam hidup.

Wahai saudariku.... tatkala engkau merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang dapat engkau lakukan untuk mengatasinya. Perbaikilah hatimu. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan tersebut. Ketahuilah ! Hatimu adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Qalbumu adalah tempat dimana engkau menampung segalanya. Maka janganlah engkau menjadikan hatimu sempit tanpa ruang! Jangan pula menjadikannya seperti gelas ! Namun jadikanlah hatimu laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan dan mengubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan.

Yah, itulah hidup. Akan selalu dibumbui oleh beragam masalah. Namun, pandanglah masalah tersebut sebagai tantangan, bukan sebagai hambatan. Masalah adalah hakikat diri dan motivasi. Sebab masalahlah yang akan membuat kita berkembang. Bayangkan saja jika tidak ada masalah dalam hidup kita, maka bagaimana kita akan tumbuh menjadi pribadi yang tangguh? Bahkan boleh jadi kita akan tumbuh sebagai sosok yang acu tak acuh dan tidak memiliki kepekaan terhadap lingkungan sosial kita. Oleh sebab itu, pandanglah masalah sebagai tantangan. Tantangan untuk menjadi pribadi yang lebih baik menuju kehidupan yang lebih baik.

Wallahu a'lamu bish shawaab
Read More..

Jadilah yang Asing

Ibnu Mas'ud radhillahu ta'ala 'anhu berkata: “Jadilah kalian sebagai sumber mata air ilmu, lampu-lampu (cahaya) petunjuk, yang menetap di rumah-rumah, pelita di waktu malam yang hatinya selalu baru, dan yang kusut pakaiannya. (Jadilah kalian)
orang yang dikenal oleh penduduk langit, tetapi tersembunyi dari penduduk bumi.”
Read More..

Kamis, 08 September 2011

There Are Always Choices In Life

Hidup ini ibarat lilin yang menunggu lilin itu mati..dengan segala aral yang melintang lilin itu mecoba untuk selalu bersinar dan tak akan meredup..sampai waktu itu tiba..
Kita tidak pernah tahu apa yang akan kita alami dalam kehidupan ini... Mungkin hari ini kita bahagia dengan semua yang kita miliki namun besok boleh jadi kita merasa menjadi orang yang paling hina dan merasa bahwa hidup ini tidaklah berarti lagi.....

Hidup ini membutuhkan perubahan dalam mencapai tujuan yang membuat kita mengerti tentang arti hidup yang begitu singkat.

Dalam menjalani hidup, kita tak akan terlepas dari yang namanya pilihan. Kita tidak pernah tahu. Ketika kita sudah memilih satu pilihan diantara beberapa pilihan, kita akan mulai melirik pilihan pilihan lain. Dan saat yang sama, kita tak dapat ke awal dan mengganti pilihan kita. Lalu disaat yang seperti ini, apakah yang harus kita lakukan???

Tak ada cara lain selain terus berjalan serta mencoba utuk menikmati pilihan kita. Yah, walaupun kemungkinan kita tak menyukainya dengan sepenuh hati, tapi harus. Selama dalam perjalanan menuju tujuan, kita pasti menemukan hal hal yang membuat kita tertawa, kadang membuat kita termenung, kadang menjadi sedih, bahkan tak jarang membuat kita menangis. Namun itulah hidup... secara tak sadar, semua itu akan menuntun kita ke arah kedewasaan. Tidak berguna menyesali pilihan yang sudah kita ambil. Yang harus kita lakukan adalah mengambil keputusan terbaik. Hidup ada di tangan kita sendiri, baik atau buruk hasil yang kita dapat, itulah resiko atas pilihan yang telah kita buat……..

Dan setelah sekian waktu kita tertawa, termenung, sedih dan bahkan menangis, kita akan sampai pada suatu titik dimana kita hanya akan dapat tersenyum sambil menarik nafas dalam dalam. Satu pilihan telah berhasil terlewati ! Namun hidup itu merupakan pilihan, terlepas dari satu pilihan, masih ada pilihan lain yang siap menunggu. Kita hanya perlu mengingat apakah yang telah kita alami dengan pilihan yang pertama. Dengan adanya pengalaman mengenai pilihan yang sebelumnya, kita akan lebih mudah untuk melangkah yang terpenting hilangkanlah keraguan. Mungkin satu hal yang perlu diingat bahwa masa depan itu tak selalu lebih baik dari masa lalu, namun persiapkanlah diri anda untuk menghadapi masa depan agar masa depan anda lebih baik dari masa lalu...


Jalanilah hidup dengan apa adanya....
Selalu menatap ke depan, buatlah hidup ini menjadi lebih berwarna.....


Wallahu a'lamu bish showaab
Read More..

Selasa, 06 September 2011

No Title

Bismillah...

Sebenarnya hari ini kepingin lanjutin My Lovely Family Part 2, berhubung besok ana sudah harus kembali berjuang dan meninggalkan dumay untuk yang kesekian kalinya.
Namun masih sulit rasanya merangkum the past sweet moment yang begitu banyak . Terlalu indah dan banyak hal menarik yang pernah terjadi. Ana jadi bingung harus mulai dari mana. So, kali ini ana cuman pengen pamitan aja soalnya setelah ini kayaknya bakalan kembali jadi manusia primitiv lagi. Tak ada hp, tak ada laptop, tak ada internet, tak ada dumay dan yang lebih tragis, tak ada akhwat's note ( untuk sementara waktu, insya Allah ). Oh ya, ana kepingin ngucapin jazaakumullahu khoir for someone karena udah membantu ana buat sedikit menjadi tidak serius lagi. Sampai bela-belain temanin ronda semalaman suntuk sampai mata merem-melek merem-melek. 'afwan juga karena pernah dikerjain sama spupu-spupu ana.
Pesan :
* tidur on time
* jangan suka ngeronda
* 'afwan, ana sebenarnya merasa bersalah. Mungkin itu yang terakhir kalinya

Baarokallahu fiik
~ ummu 'abdirrahman 'aisyah~
Read More..

Sabtu, 03 September 2011

My Lovely Family ( Part 1)

Bagi sebagian besar individu yang baru beranjak dewasa bahkan telah melewati usia dewasa, remaja adalah waktu yang paling berkesan dalam hidup. Kenangan saat remaja merupakan kenangan yang tidak mudah dilupakan, sebaik atau seburuk apapun itu.
Sementara banyak orangtua yang memiliki anak berusia remaja merasakan bahwa usia remaja adalah waktu yang sulit. Banyak konflik yang dihadapi oleh orangtua dan remaja itu sendiri. Banyak orangtua yang tetap menganggap anak remaja mereka masih perlu dilindungi dengan ketat sebab dimata orangtua, para anak remaja mereka masih belum siap menghadapi tantangan dunia orang dewasa. Demikianlah pula dengan kedua orang tua kami tercinta. Dalam masa-masa peralihan, rumah kami dipenuhi dengan segudang peraturan-peraturan sebagai bentuk penggemblengan dan pembentukan karakter.

Peraturan rumah bagi ana justru lebih berat jika dibanding peraturan ma’had. Jadi, jika teman-teman ma’had ngerasa kewalahan dengan peraturan asrama yang disiplin, bagi ana udah biasa^^. Kalau di rumah Jam 9 pm kami sudah harus masuk kamar. 1 orangpun gak ada yang boleh keluyuran di luar kamar. Jadi jam segitu sudah harus tidur, adapun jika gak tidur yah belajar, baca buku. Bagi abi, anak yang jarang terlihat dengan bukunya merupakan anak yang malas. Alhasil, kemana-mana kami harus membawa buku ataupun catatan-catatan kecil walaupun terkadang cuman pamer aja biar dibilang rajin sama abi, he.. Adapun tiap malam sebelum tidur kami harus melakukan tes. Nah, tesnya itu merupakan tes yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada kami berdasarkan isi buku yang telah kami baca sehingga ketahuan deh siapa yang benar-benar belajar dengan yang cuman sekedar memegang buku. Keluarga kami pun punya standar nilai terutama untuk nilai raport pada akhir semester. Angka 10 merupakan angka luar biasa ( nilai 10 diraport ana belum pernah. Adapun diantara kami yang berhasil meraih angka sepuluh di raport hanyalah adik), angka 9 baik, angka 8 lumayan, kalau angka 7 ??? Jangan ditanya !! Ini angka aib, pemiliknya gak bakalan dikasi makan, hehehe. Inget banget dulu saudari sepupu ana angkanya menurun padahal angkanya gak jauh beda sama yang juara umum dan pernah dapat angka 7 malah dapat iqob (sanksi). Kalau ana beda lagi, dulu sempat nangis sampai mata bengkak kanyak habis digigit tawon gara-gara di raport terdapat angka 7. Huft,, malunya ana saat itu. Yah jujur saja, sebenarnya salah satu yang melatar-belakangi ana berubah dan mulai ikut kajian itu yah karena ana dapat angka 7 itu,, hehe aneh kan? Yah tapi begitulah kenyataannya, kami bagai seseorang yang terpuruk apabila mendapat nilai ini. Justru sekarang ana jadi bersyukur juga dulu sempat dapat angka 7, hehe. Begitulah keluarga kami, budaya disiplin benar-benar ditegakkan. Begitu pula belajar. Sampai-smpai adik ana itu sekarang jadi kutu buku. Gak suka keluar, dan paling suka berdua ria dengan buku-bukunya.

Di rumah, adab-adab benar-benar ditekankan. Mulai cara makan, cara berjalan dan duduk yang baik, cara berinteraksi dengan yang lebih tua, muda maupun yang sebaya hingga cara buang hajatpun harus penuh etika. Contohnya, ‘afwan yah kalau anak cewek itu pipisnya terkadang bunyi, nah ummi ngasi tips agar gak bunyi, dan percikannya tidak menyebar kemana-mana terutama apabila sedang dirundung kebelet pipis. hahaha.. ada-ada aja kan?? Cara timbah air dengan menggunakan gayungpun ada adabnya. Halah !!! Kebetulan kamar mandi tengah gak pake shower tapi menggunakan bak dan gayung. Beberapa kali ana sempat ditegur saat menimbah air. Kata ummi gak musti bunyinya menyebar kemana-mana apalagi bila sampai mengggema di sudut ruangan. Namun lagi-lagi ummi benar, semua ada triknya tergantung kita saja sejauh mana pandai mensiasatinya. Prinsip ummi sih jangan pernah mau dikalah dengan benda mati !!

Berkaitan masalah adab, ana sempat diberikan kursus kilat berbicara oleh ummi. Kata beliau sih masih ada beberapa huruf yang terdengar kurang jelas jika ana bericara, tempo, pemilihan kata dan lain-lain semua tak luput dari kritikan ummi. Hingga gerakan bibirpun harus diperhatikan ( hehe kalau yang ini bukan ana). Kalau ngomong itu bibirnya biasa aja gak usah dimain-mainin ! Lha, maksudnya?? Jadi gini, tak jarang banyak gadis-gadis remaja yang berbicara dengan memainkan bibir mereka misal : sedikit memonyongkan ataupun menggigit bibir bawah entah apakah itu karena lagi tren dan mencari perhatian terutama dihadapan kaum adam ataukah emang dari sononya, wallahu a’lam. Intinya tetap jaga adab dan kesederhanaan itu indah. Sebab kesederhanaan yang disertai akhlak yang baik itu akan membawa kita pada titik keanggunan.

Mungkin bagi sebagian orang ini berlebihan, namun inilah cara mendidik kedua orang tua kami dalam memperbaiki adab-adab kami yang benar-benar dapat kami tuai hasilnya tatkala kami tumbuh semakin dewasa. Awalnya jenuh juga jika harus menerima teguran namun kami dilatih untuk senang dengan kritikan dan juga saran dari orang lain, sebab dari kritikan dan saran itulah kita dapat berbenah diri dalam menjadi pribadi yang lebih baik. Jika dalam lingkungan keluarga kita pantang memberi maupun menerima kritikan, maka kapan kesalahan itu akan berubah menjadi kebaikan? Sebab orang luar akan merasa tidak enak hati ataupun sungkan apabila menegur keburukan kita. Akhrinya apa ?? kita harus terus berada dalam keburukan yang kita sendiri tak menyadarinya. Maka dari itu, berterima kasihlah kepada oran-orang yang mau memberikan kritik ataupun saran kepadamu !

Yah, kami memang sangat banyak belajar dalam lingkungan keluarga khususnya ana pribadi. Namun bukan berarti kondisi keluarga ana begitu formal dan dingin ! Sungguh salah besar ! Justru abi merupakan seorang yang humoris begitu pula kakak dan adik ana. Kalau ummi dan ana sendiri orangnya rada serius dan lebih suka diam. Yah lagi-lagi perbedaan inilah yang menghiasi karakter kami hingga kamipun dapat saling melengkapi ditengah-tengah kekurangan masing-masing. Kata ummi, silahkanlah main sesuka kalian namun tetap menjaga adab !

Jadi teringat saat-saat ketika aku letih belajar ataupun mengerjakan tugas rumah, abi – rahimahullah – datang menghiburku, memelukku dan membelai lembut rambutku sambil sesekali membawa cemilan di kamar hingga beliau tak membiarkan kamarku kosong dengan cemilan. Terkadang terlihat aneh, ana yang mulai beranjak dewasa masi suka bermanja-manja ria dengan kedua orang tua, namun disitulah yang menunjukkah betapa hangatnya keluarga yang aku berada di dalamnya. Saat hujan turun, maka kami akan berbondong-bondong tidur di kamar ummi dengan disertai candaan-candaan yang sering kali akulah menjadi objeknya. Yah, habis mau gimana lagi, ana gak begitu pandai bercanda dan rada serius. Sungguh suasana rumah begitu indah apalagi ditambah dengan saudari-saudari sepupu ana yang turut bergabung menjadi anggota rumah. Itulah mengapa kami sering dijuluki anak rumahan. Habis mau kemana lagi jika rumah terasa begitu nyaman? Ana terkadang heran dengan orang yang kurang suka berada di rumah dan lebih suka berkumpul dengan rekan-rekannya dibanding dengan berkumpul bersama keluarganya.

Terkadang saat melihat anak-anak di ma’had yang terlahir dalam lingkungan salafy mata ini sempat meneteskan air mata, sungguh betapa beruntungnya mereka. Berkesempatan menimbah ilmu akhirat sejak usia yang sangat dini dilingkungan ahlus sunnah. Namun lagi-lagi ada sesuatu yang menguatkanku serta menjadi sumber motivasiku. Yakni aku terlahir dalam lingkungan keluarga yang hangat dan penuh dengan adab serta kedisiplinan. Keluargaku mengajariku banyak hal yang belum dan sangat sulit aku temukan di luar sana bahkan lingkungan ma’had sekalipun. Sungguh betapa pentingnya perkara adab dan akhlak. Banyak orang berilmu, menghafal qur’an, matan-matan hadits dan berada dilingkungan agamis namun sanyang akhlak serta adabnya tak mampu menyeimbangi ketinggian ilmunya. Rasa empati terhadap orang lain terlihat tak selaras dengan hadits-hadits mengenai perkara adab dan akhlak yang telah ia hafalkan dengan fasih terutama bagi yang menyandang status tholibul ‘ilm, tak jarang cara berbicaranyapun masih kurang sopan bahkan kepada anak mereka ecap kali keluar kata-kata kasar. Dan yang anehnya, mengapa terhadap orang lain kita begitu lemah-lembut sedangkan kepada keluarga sendiri kita terlihat begitu sangar dan kasar?? Ataukah ini yang dimaksud dalam ayat Allah bahwa mereka berilmu namun ilmu tersebut tak sanggup meresap hingga ke hati-hati mereka ?? Wallahu a’lam, ‘afwan ana tidak bermaksud untuk menjudge( menghakimi) orang lain ! Malainkan hanya sekedar menunjukkan keprihatinan. Semoga aku, anda dan keluarga kita terlindungi dari akhlak yang kurang baik dan buruk. Amiin
Read More..

Jumat, 02 September 2011

Bangkitlah Wahai Saudariku... { Inni Uhibbuki Fillah }

Seringkali kita perlu menangis agar kita dapat memahami bahwa hidup ini bukan sekedar untuk tertawa....
Terkadang pula kita perlu tertawa agar dapat memahami betapa mahalnya nilai air mata..

Saudariku, jika saat ini engkau merasakan betapa gelapnya disekelilingmu, maka tidakkah engkau curiga bahwa engkau merupakan penerang bagi mereka??
Jadilah berlian ditengah-tengah kotoran, sebab berlian ditengah-tengah berlian merupakan hal biasa. Namun berlian ditengah-tengah kotoran merupakan hal yang luar biasa.

Tinggalkanlah segala keluh dan mulailah bersinar...
Adapun jika engkau masih merasa sulit untuk itu, tetaplah tersenyum dan janganlah bersedih sebab setidaknya engkau telah mampu untuk menjadi penerang bagi dirimu sendiri. Yakinlah bahwa qaddarullah itu indah dan akan indah pada waktunya. Ujian yang menerpamu tidaklah lain merupakan ujian yang hendak membuktikan seberapa besarkah kesungguhanmu dalam menghadapinya. Jika engkau bersungguh-sungguh maka engkau tak akan berputus asa dan Allah pasti akan mendatangkan pertolonganNya. Yakinlah janji Allah itu haq.

Bukankah dalam setiap kesulitan ada kemudahan?? Maka kokohkanlah langkahmu. Sungguh kita tak pernah tahu ada apa dibalik skenario ini, namun yang harus kita yakini ialah bahwa selalu ada pelajaran dan hikmah pada setiap episode kehidupan kita. Simaklah untaian kata berikut....

Orang yang beriman selalu punya cara tersendiri untuk menata hatinya,
Meski berlawanan dengan apa yang ia terima dalam kehidupan.
Saat mendapat musibah, air matanya mungkin menetes, namun hatinya terilhami untuk meyakini bahwa apa yang diberikan Allah padanya pastilah yang terbaik baginya.
Fisiknya mungkin lelah, pikirnya mungkin penat, namun tidak dengan hatinya yang terus yakin bahwa apabila ia sedang diuji oleh Allah itu adalah tanda bahwa Allah masih sayang kepadanya.


Apakah engkau masih ingat kata-kata indah itu?? Seuntaian kata motivasi yang pernah engkau kirim 2 tahun lalu tatkala diri ini sedang dirundung gelisah dan sedih. Pesan singkat yang 2 tahun lalu engkau kirim itu masih tersimpan rapi dalam pesan tersimpan phone seluler yang aku gunakan. 
 
Aku merindukan sosokmu yang dulu...
Engkau yang memandang bahwa dunia ini hanyalah sebuah tempat persinggahan semata, engkau yang begitu istiqomah dengan hijabmu, engkau yang selalu merindukan kampung halaman kita, engkau yang lemah-lembut dan menjaga adab, engkau yang pantang untuk ikhtilat, engkau yang pemalu tatkala berhadapan ataupun berbicara dengan seorang ikhwan, dimanakah sosokmu yang dulu?? Sosokmu yang aku kenal 2 tahun lalu.

Sadar atau tidak, namun ketehuilah bahwa apa yang menimpamu saat ini merupakan akibat dari pilihan yang engkau putuskan dimasa lalu. Sedih, keterpurukan, kegelisahan hingga bahagiamu hari ini merupakan pilihan yang telah engkau ambil. Namun bukan berarti kita selamanya harus berdiam dalam keterjatuhan ! Masih ada pilihan yang tersedia dan akan selalu ada pilihan dalam hidup. Tergantung kita, apakah ingin bangkit dari keterjatuhan tersebut ataukah hanya meratapi diri dalam kemalangan. Tak ada kata terlambat, mulailah untuk bangkit dan jadilah muslimah yang bijak dalam menentukan pilihan.

Wahai saudariku, tersenyumlah ! Di sana ada Dzat yang sangat menyayangi dan mengabulkan permintaanmu. Berdo'alah padaNya. Dia selalu ada tatkala orang yang kau harapkan kehadirannya pergi meninggalkanmu. Dialah Dzat yang sangat menyayangimu tatkala orang yang engkau harapkan kasih sayang dan perhatiannya berpaling darimu. Sungguh Dia Maha Berterima Kasih dengan sedikit saja dari ketaatan yang engkau lakukan ditengah-tengah tumpukan maksiat yang hampir saja menjatuhimu.

Kini, biarkan aku membantumu mengumpulkan serpihan-serpihan semangat yang dulu ada... Izinkanlah aku menjadi penopang dalam keterjatuhanmu... Sambutlah uluran tanganku yaa ukhty fillah...

Marilah kembali berjalan bersama di atas al haq menuju kampung halaman tercint...
Read More..

Senin, 29 Agustus 2011

Haa? Habis Diculik ???

Kalau judulnya habis diculik, lebay kali y?? Tapi ana belum nemu judul yang pas buat postingan kali ini *confused mode on*

Jadi ceritanya gini, semalam ¤eh maksud ana 2 malam yang lalu, atau 3 malam yang lalu, atau 4 malam yang lalu¤ hmm,, well.. Entahlah ana lupa berapa malam yang lalu. Malam itu lagi-lagi ana ditinggal sendiri di rumah. Semua orang rumah pada ke mesjid. Ana g tau kalau saat itu ana telah ditinggal sendiri di rumah, karena memang selepas shalat maghrib ana telah tergeletak tak sadarkan diri alias telah tertidur pulas. Yah, soalnya ngantug banget maklum lah y sebagai anak sholehah~ amiin ~ ana kan kerja mulu. Bantu ummi buat nyapu, ngepel, nyetrika, masak, temenin anak tetangga main,muroja'ah qur'an, hadits, fiqh, hmm apa lagi y??? Yah pokoknya jadwal ana padat lah * sok sibuk mode on *

Tau-taunya paman dan tante ana datang ke rumah dengan kondisi rumah yang g dikunci. Pas masuk ke rumah, rumah terlihat berantakan, ga ada satu makhlukpun yang terlihat, dan parahnya lagi, pintu-pintu kamar terbuka termaksud kamar ummi. Ketika dibuka, tas berhamburan, kamar g rapi. Ruang bawahpun kosong. Semua tempat kosong! Temaksud kamar ana * katanya *, soalnya pas di buka g ada orangnya juga. 

Gawat !! 

Paman dan tante makin panik. Rumah kosong dan berantakan g seperti biasa, ana juga g ada g seperti biasanya yang selalu setia menjadi penunggu rumah. Tanpa BaBiBu, paman dan tante langsung menuju ke rumah bibi ana yang lokasinya g gitu jauh. Dengan ekspresi yang begitu panik, mereka cerita kalau dirumah sangat berantakan dan tidak ada satu makhlukpun di dalamnya. Akhirnya orang-orang pada panik,semua pada panik. Bibi ana yang orangnya emang * titik titik* mulai berpikir macam-macam. Ummi mulai dihubungi, tapi sayang g dijawab, hp ana g aktiv. Suasana makin panas, semua pada mikir macam-macam. Saat itu jiwa ngawur bibi mulai kembali mencuat kepermukaan, dengan segenap kepanikan yang ada, dengan dialeg khas sultra (muna) bibi cetus berkata " haduh,, dimana mi itu mereka?? Dimanami anakku?? Matimi anakku sudah diculiiiiik !! Bagamanami kasian gayanya waktu di angkat sama penculik??? "

Walah ! Gubrag !!! 

Akhirnya spupu ana segera menelfon kakak yang sedang berada di mesjid. Dengan penuh kepanikan, ia menyuruh kakak agar segera pulang. Tanpa BaBiBu, kakak segera pulang dengan panik dan shok. Gimana g shok coba, adik manisnya g ada di rumah trus rumah berantakan, kan ga biasa bangeet ! Mana ditambah lagi dengan kondisi orang-orang yang pada panik. Sesampainya di rumah, dengan nafas yang tersengal-sengal kakak segera membuka pintu kamarku dan menyalakan lampu. Ternyata eh ternyata ana lagi tertidur pulas. Saat dibangunin, dengan tanpa mengetahui apa yang telah terjadi, ana malah bergumam khas ala orang yang dibangunkan saat sedang tertidur pulas "huuaammm". Hadah ! Untung saja darah tinggi kakak g naik, jadi ana g kena semprot,hihi.

Entahlah mengapa sejak pulang ma'had ana tiba-tiba berubah menjadi putri tidur, pengennya tidur mulu. Sampai-sampai ana betah tidur 15 jam,he * stttt *
Tapi salah mereka juga kan y?? Syapa suruh pintunya kagak dikonci?! Trus, sebelum pergi ana g dibangunin?? * emang udah biasa sih mereka pergi g bangunin ana, soalnya ana tidur mulu * he...

Jadi gini sebenarnya ana itu g dilihat karna make pakaian serba hitam,nah trus kamar ana basicnya gelap dan ditambah ruangan kamar yang gelap gulita karena lampu g dinyalain jadi ana g kelihatan deh. Nah, KENA DEH !!
Jadi bukan ana yang salah kan??


>> Bagi yang susah tidur, pusing-pusing karena tak cukup tidur, insomnia maupun penyakit lain yang berhubungan dengan kurang ataupun susah tidur, tafadhdhol hubungi email ana. Ntar biar ana yang gantiin buat tidur. Tenang aja! Ana 15 jam pun sanggup koq ! Hehe
Read More..

Rabu, 17 Agustus 2011

Kemarin Pake Burdah Dibilang Jalan Mundur,, Sekarang Dibilang Mirip Barbie ???

Sebenarnya ini bukan yang pertama kalinya sih ana dibilang jalan mundur saat mengenakan purdah. Tapi, kalau dibilang Barbie saat berpurdah ??? Hmmm ^_^

Saat itu kami sekeluarga sedang bersilaturrahim ke rumah paman. Sewaktu ana sedang jalan menuju mobil ketika hendak pulang, keponakan tante ana berkata dengan nada kaget dan mimik yang terheran-heran ia berkata kepada saudara spupu ana " Kenapa ada orang yang jalan mundur? Itu siapa pake hitam-hitam? Kayak setan ! "
Mendengar hal itu, saudara sepupu ana ketawa kegelian sambil memberitahukan bahwa itu aku ( note: saudara spupu ana sudah terbiasa dan mengerti dengan wanita berpurdah). Sesampainya dirumah, orang-orang serumah pada ketawa ngakak. Yah gapapalah itung-itung bonus romadhon, kan orang sabar disayang....( titik titik)

Well, next...
Keesokan harinya selepas pulang ta'lim ana datang berkunjung ke rumah paman dan kembali bertemu dengan ponakan tante yang kemarin. Karena g ada ikhwan dan kondisi aman, maka ana membuka purdah seraya tersenyum dan menyapanya dengan ramah. Awalnya ia sempat kaget, namun setelah pudah ana terbuka sepupunya sepupuku *tes IQ* malah cetus berkata " wah, ternyata kakak aslinya kayak Barbie "
Hadah.. Gubrag ! Kemarin dikatain jalan mundur kayak setan ( emang ada setan yang jalan mundur y??) sekarang malah dikatain mirip Barbie. Ah, ada-ada aja. Lagi gombal kali ye??

But, lucu juga lihat orang-orang awwam shock saat bertemu akhwat berpurdah. Namun jangan sampai kita menjadi minder ataupun down tatkala mendengar ocehan mereka. Kita yang telah diberi ilmu dan kemudahan untuk mengamalkannya justru kudu sabar dalam menyikapinya. Yah, mungkin karena itu merupakan first time bagi mereka. Nah, karena mereka g biasa maka harus dibiasakan. Kalau bukan kita yang memulai saat ini, maka kapan akan membudaya dan menjadi biasa?? Dulu, cadar angker banget. Sekarang, biasa aja tuh * kacamata orang awwam*

Jadi teringat seorang ummahat yang merasa kurang PD ( baca: percaya diri) bahkan minder dengan cadarnya. Alhasil, tau kalau disamping rumah ada mesjidpun tidak. Jangankan tau mesjid, meluangkan sedikit waktu untuk bersilaturrahim ke tetangga samping rumahpun tidak. Alasan beliau sih karena malu dan belum siap. Lha, jika terus belum siap, maka kapan siapnya?? Bukankah hidup ini merupakan pilihan? Dan bukankah kita bercadar ataupun berpurdah merupakan pilihan kita sendiri?? Maka kita harus siap dengan segala konsekwensinya. Jika kita saja tidak yakin dengan apa yang kita jalani, bagaimana kita dapat membuat orang lain yakin?? Intinya, hidup ini misteri. Kita tidak selamanya dapat selalu berada dalam lingkungan yang mengerti agama. Kondisi dunia luar yang keras mengharuskan kita untuk berinteraksi dengan orang awwam serta memahami kondisi mereka. Lalu, apakah kita harus menyikapinya dengan mencueki mereka? Atau tak perduli dengan tetangga karena mereka awwam? Atau mengurung diri dikamar saat paman,tante atau kelurga datang karena belum siap menghadapi mereka ???
Hmm,, intinya jangan sampai kita mengabaikan hak-hak orang lain dikarenakan keegoisan ataupun ketidak tahuan kita. Sebab keluarga (dekat ataupun jauh), tetangga dan orang disekitar kitapun memiliki hak atas diri kita yang wajib kita tunaikan terhadap mereka.


Lastly...
>> Jangan sampai kita justru membuat fitnah bagi diri kita sendiri

Sekian dan terimah kasih. Baarokallahu fiikunna ^_^

>> ITU TADI CERITAKU,, CERITAMU???
Read More..

About Me

Foto Saya
Akhwat's Note
Just an ordinary girl...
Lihat profil lengkapku